Semakin Yakin Menang, Biden Mulai Susun Tim Peralihan
Sejumlah orang lain telah diajak berbicara untuk memberikan masukan dalam proses penyusunan kabinet. Biden yakin bisa menarik lagi sejumlah pejabat yang mundur di masa pemerintahan Donald Trump.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SELASA — Bakal calon presiden Amerika Serikat, Joe Biden, semakin yakin memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat pada November 2020. Ia lalu mulai menyusun tim peralihan.
Biden mengumumkan penyusunan itu kala berbincang dengan para penyumbang dana kampanye dalam sebuah pertemuan virtual pada Senin (27/4/2020) malam waktu Washington atau Selasa pagi WIB.
Menurut Biden, ia telah berbincang dengan Ted Kauffman, mantan Senator AS dari Delaware, untuk membahas rencana peralihan. Kauffman pernah membantu tim peralihan Presiden Barack Obama setelah memenangi Pemilu 2008 bersama Biden sebagai wakilnya.
Sejumlah orang lain telah diajak berbicara untuk memberikan masukan dalam proses penyusunan kabinet. Ia yakin bisa menarik lagi sejumlah pejabat yang mundur di masa pemerintahan Donald Trump.
”Harus bersiap untuk hari pertama agar bisa mulai memilih orang yang akan memimpin kabinet, sub-kabinet, dan jabatan lain dalam departemen,” ujarnya.
Biden mengakui sejumlah pejabat yang mundur sudah menemuinya. Kepada Biden, mereka mengaku siap bekerja lagi jika Biden menang pemilu.
Untuk menang, Biden terlebih dahulu harus ditetapkan sebagai capres AS dari Demokrat lewat konvensi yang menurut rencana digelar pada Agustus 2020. Ia harus melalui tahapan itu meski kini menjadi satu-satunya orang yang mengejar nominasi capres AS dari Demokrat.
Setelah resmi ditetapkan, Biden akan menjadi peserta pemilu dengan lawan, antara lain, Donald Trump yang dicalonkan Republik. Lonjakan pengangguran, krisis ekonomi akibat pembatasan gerak untuk menekan penularan covid-19, dan penanganan Covid-19 menjadi tantangan terbesar Trump untuk memenangi pemilu.
Demokrat dan pemilih independen kecewa dengan cara Trump menangani Covid-19. Sementara upaya Trump menekan pengangguran mendadak tersapu oleh krisis yang dipicu Covid-19. Sudah lebih dari 25 juta warga AS mengajukan tunjangan pengangguran dalam dua bulan terakhir.
Trump memang masih mendapat dukungan penuh dari Republik. Demikian pula Biden yang terus meraih dukungan dari politisi Demokrat. Dukungan terbaru diberikan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan anggota DPR AS, Pramila Jayapal.
Dukungan Pelosi penting karena terbukti bisa membawa Demokrat memenangi pemilu sela pada 2018. Di bawah Pelosi, Demokrat bisa meraih kursi mayoritas di DPR dan kongres.
”Saya mendukung Joe Biden menjadi presiden AS karena dia akan menjadi presiden yang luar biasa. Dia tahu cara menyelesaikan pekerjaan,” kata Pelosi lewat video yang disiarkan pada Senin malam.
Biden dinilai selalu berupaya melindungi kesehatan warga AS. ”Saat kita menghadapi virus korona, Joe menjadi simbol daya bangkit dengan jalan jelas untuk membawa kita keluar dari krisis. Untuk alasan ini, saya bangga mendukung Joe Biden sebagai presiden, pemimpin yang melambangkan harapan, keberanian, nilai keaslian, dan integritas,” tuturnya.
Biden berterima kasih kepada Pelosi. Ia menyatakan telah lama bekerja sama dengan Pelosi, antara lain kala mengesahkan undang-undang pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai ObamaCare. ”Bersama kita tidak hanya bisa menyelamatkan negeri ini dari krisis, tetapi juga mengubahnya,” kata Biden.
Sementara Jayapal mengakui tidak selalu sepakat dengan Biden. Walakin, ia lebih memilih menyokong Biden dibandingkan dengan harus melihat Trump Kembali terpilih. ”Langkah apa pun menuju masa depan yang lebih baik mensyaratkan mengalahkan dia (Trump) November ini,” kata Jayapal.
Ia memuji Biden sebagai capres Demokrat dengan agenda paling progresif sepanjang sejarah. Apalagi, Biden berusaha menjangkau kelompok progresif selama kampanye belakangan ini. (AP)