Foto-foto Demonstrasi di Hong Kong Menangi Penghargaan Pulitzer di AS
Penghargaan Pulitzer 2020 diumumkan dua pekan lebih lambat dari jadwal semula. Pengumuman itu biasanya digelar di Universitas Columbia di New York, tetapi kali ini dilakukan lewat video jarak jauh terkait wabah Covid-19.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
NEW YORK, SELASA — Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, pemenang Pulitzer—penghargaan paling bergengsi dalam jurnalisme di Amerika Serikat—tahun 2020 diumumkan di New York City, Amerika Serikat, Senin (4/5/2020) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB. Karya foto-foto yang merekam demonstrasi warga Hong Kong memprotes ancaman terhadap kebebasan sipil dari Pemerintah China pada tahun lalu termasuk salah satu liputan yang memenangi salah satu kategori penghargaan itu.
Karya foto jurnalisme tentang Hong Kong yang menang dalam penghargaan tersebut dibuat fotografer kantor berita Reuters dalam kategori foto breaking news. Bagi kantor berita yang berkantor pusat di London itu, penghargaan tersebut merupakan penghargaan Pulitzer kedelapan yang diraih sejak 2008 atau yang kelima dalam tiga tahun terakhir.
Liputan tentang demonstrasi besar di Hong Kong oleh Reuters juga masuk sebagai finalis untuk kategori liputan jurnalistik internasional. Kategori itu akhirnya dimenangi oleh harian AS, The New York Times, melalui liputannya tentang pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ada 15 kategori di bidang jurnalistik serta tujuh kategori dalam buku, drama, dan musik yang mendapat penghargaan Pulitzer. Pengumuman pemenang tahun ini lebih lambat dua pekan dari yang dijadwalkan semula. Hal ini karena beberapa anggota dewan juri penghargaan—beranggotakan 18 orang—itu masih harus bekerja meliput penanganan pandemi Covid-19. Seperti diketahui, AS adalah negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 terbesar di dunia sejauh ini.
”Dewan Pulitzer mencakup banyak jurnalis berstandar tinggi yang berada di garis depan untuk menginformasikan kepada publik tentang pandemi Covid-19 yang berkembang dengan cepat,” kata Dana Canedy, editor The New York Times, yang juga anggota Dewan Pulitzer.
”Ketika mereka fokus pada misi penting itu, penundaan ini akan memberikan waktu tambahan (bagi para juri) untuk secara menyeluruh mengevaluasi para finalis Pulitzer 2020.”
Penghargaan Pulitzer telah diberikan sejak 1917 ketika pemimpin penerbit surat kabar, Joseph Pulitzer, menetapkan perlunya pemberian penghargaan bagi karya-karya jurnalistik terbaik dalam surat wasiatnya. ”Ironisnya, penghargaan yang pertama kali diberikan itu adalah pada Juni 1917, kurang dari setahun sebelum pandemi flu Spanyol tahun 1918,” kata Canedy.
Tahun ini, penghargaan Pulitzer diberikan di tengah pandemi Covid-19. Dalam kondisi normal, seperti tahun-tahun sebelumnya, penghargaan itu biasanya diumumkan di Universitas Columbia di New York. Kali ini, pemenang penghargaan tersebut diumumkan Canedy dari ruang tamu tempat tinggalnya melalui sambungan video jarak jauh. Para juri anggota Dewan Pulitzer membahas para finalis dan pemenang selama beberapa pekan secara terpisah.
”Selama musim ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, satu hal yang kita tahu pasti adalah jurnalisme tidak pernah berhenti,” ujar Canedy.
Gambar yang ”menghantui”
Sebagai pemenang untuk kategori foto breaking news, foto-foto Reuters terkait demonstrasi di Hong Kong itu menggambarkan bentrokan keras antara pengunjuk rasa dan otoritas Hong Kong. Termasuk di dalamnya adalah foto-foto yang diambil di tengah bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat. Bentrokan itu diwarnai tembakan gas air mata dan peluru karet aparat, serta lemparan batu bata oleh kedua kubu.
”Fotografer kami dengan cemerlang menangkap besarnya unjuk rasa di Hong Kong,” kata Stephen J Adler, Pemimpin Redaksi Reuters, dalam pernyataan tertulis. ”Gambar mereka indah, ’menghantui’, menerangi, sekaligus sangat mengesankan.”
Pada kategori lain, Anchorage Daily News dan ProPublica memenangi Pulitzer untuk jurnalisme layanan publik melalui laporan yang mengungkapkan fakta bahwa sepertiga dari desa-desa di Alaska tidak mendapatkan perlindungan polisi. Laporan Anchorage Daily News dan ProPublica itu juga menemukan maraknya pelecehan seksual di desa-desa yang sebagian besar dihuni oleh penduduk asli ketika penegakan hukum secara efektif tidak ada.
Selama musim ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, satu hal yang kita tahu pasti adalah jurnalisme tidak pernah berhenti.
ProPublica juga menang dalam kategori untuk penyelidikan melalui liputan tentang Armada Ketujuh Angkatan Laut AS menyusul beberapa kecelakaan mematikan di laut.
Untuk kategori laporan investigasi, penghargaan diberikan kepada Brian Rosenthal dari The New York Times, yang mengungkap bagaimana ribuan sopir taksi di New York City dihancurkan oleh pinjaman yang bersifat mencekik.
Seattle Times memperoleh penghargaan untuk kategori laporan nasional. Liputan berseri media itu menampilkan fakta-fakta terkait cacat desain pada pesawat penumpang Boeing 737 Max yang menyebabkan dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Etiopia serta kurangnya kontribusi pengawasan oleh pemerintah.
Kategori baru
Untuk pertama kalinya, Dewan Pulitzer memberikan hadiah dalam kategori ”pelaporan audio”. Penghargaan diberikan kepada acara radio publik, ”This American Life”, dan juga kepada reporter Los Angeles Times untuk sebuah laporan episode yang mengulik tentang pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Acara itu bertajuk ”Tetap di Meksiko”, mengupas kebijakan keimigrasian yang telah menelantarkan puluhan ribu pencari suaka di sisi selatan perbatasan AS-Meksiko.
Harian The Washington Post memenangi penghargaan jurnalisme kategori Explanatory Reporting lewat liputan tentang pemanasan global.
Dewan juga memberikan penghargaan khusus bagi Ida B Wells. Wells adalah jurnalis investigasi Afrika-Amerika dan aktivis hak-hak sipil. Wells, yang dilahirkan sebagai budak di Mississippi pada tahun 1862, menempuh perjalanan ke pedalaman di kawasan selatan dengan mencatat penggunaan hukuman mati tanpa pengadilan untuk menindas orang kulit hitam Amerika.
Jeffery Gerritt, editor di surat kabar kecil, Palestine Herald-Press, di Palestine, Texas, memenangi hadiah penulisan editorial untuk kolom yang merinci bagaimana narapidana pra-sidang meninggal di penjara tanpa perawatan kesehatan yang memadai.
Untuk kategori buku, musik, dan drama, Colson Whitehead memenangi penghargaan fiksi melalui novel The Nickel Boys. Novel itu mencatat kengerian praktik pendidikan di Jim Crow, Florida. Dia juga memenangi penghargaan yang sama untuk buku sebelumnya yang bertajuk The Underground Railroad.
Adapun penghargaan kategori musik diberikan kepada ”The Central Park Five”, sebuah opera oleh Anthony Davis tentang lima remaja Afrika-Amerika dan Latin yang dihukum secara salah dalam kasus pemerkosaan ”Central Park Jogger” pada tahun 1989-1990 di New York. (REUTERS)