Maskapai Iran Diduga Berperan Tularkan Covid-19 di Timur Tengah
Maskapai Mahan Air, Iran, diduga turut berperan dalam penyebaran penyakit Covid-19 di Timur Tengah. Iran adalah negara pertama di Timur Tengah yang tertular penyakit dari China yang disebabkan virus korona baru itu.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Maskai penerbangan Iran, Mahan Air, seperti dilansir BBCArabic, Senin (4/5/2020), diduga kuat sebagai sumber penularan atau penyebaran wabah Covid-19 dari Iran ke negara-negara lain di Timur Tengah.
Mahan adalah maskapai penerbangan swasta Iran yang sebagian sahamnya dimiliki Garda Revolusi Iran. Maskapai yang didirikan pada 1991 ini memiliki 55 pesawat yang per tahun mengangkut 5 juta penumpang ke 66 negara.
Iran adalah negara pertama di Timur Tengah yang tertular penyakit Covid-19 dari China yang disebabkan virus korona baru (SARS-CoV-2). Teheran mengakui, kasus pertama positif Covid-19 ditemukan di kota Qom pada 19 Februari 2020.
Namun, stasiun televisi Arabiya yang berbasis di Dubai melansir, penyebaran pertama Covid-19 di Iran terjadi di sebuah pameran di kota Qom pada 21-24 Januari 2020. Saat itu pameran dihadiri banyak pengusaha China.
Kementerian Kesehatan Iran melapokan, hingga Minggu, 3 Mei, jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 97.424 orang dengan 6.203 kasus meninggal.
Iran telah menghentikan penerbangan dari dan ke China sejak 31 Januari lalu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Menurut BBCArabic, anehnya, setelah ada larangan terbang ke China sejak 31 Januari, pesawat Mahan masih bisa beberapa kali terbang ke beberapa kota di China, seperti Beijing, Shanghai, Shenzhen, dan Gungzhou.
Pihak maskapai penerbangan Mahan mengakui, enam kali melakukan penerbangan ke China sejak akhir Januari hingga 20 April. Dari enam penerbangan itu, empat penerbangan mengevakuasi warga Iran dari China dan dua penerbangan mengangkut peralatan medis dari China.
Negara-negara Timur Tengah kemudian mencegah penerbangan dari dan ke Iran mulai awal Februari hingga saat ini untuk mencegah penyebaran Covid-19. Langkah itu dilakukan setelah Iran menjadi pusat penyebaran di kawasan.
Anehnya, Mahan masih bisa beberapa kali terbang dengan membawa penumpang ke Irak, Suriah, Lebanon, dan Uni Emirat Arab pada masa larangan terbang dari negara-negara tersebut ke dan dari Iran.
Anehnya, Mahan masih bisa beberapa kali terbang dengan membawa penumpang ke Irak, Suriah, Lebanon, dan Uni Emirat Arab (UEA) pada masa larangan terbang dari negara-negara tersebut ke dan dari Iran.
Pada 19 Februari, pesawat Mahan terbang ke Najaf, Irak. Pada 24 Februari, ditemukan pertama kali korban positif Covid-19 di Irak yang diduga kuat kasus impor dari Iran.
Pada 20 Februari, seorang wanita Lebanon berusia 41 tahun kembali ke Beirut dari kota Qom, Iran, dengan pesawat Mahan. Pada 21 Februari, ditemukan pertama kali korban positif Covid-19 di Lebanon.
Pesawat Mahan juga melakukan 37 penerbangan ke Dubai dan 19 penerbangan ke Istanbul, Turki, mulai akhir Januari hingga akhir Maret lalu.
Pesawat Mahan sedikitnya melakukan 15 kali penerbangan ke Najaf, Basrah, dan Baghdad di Irak sejak Februari hingga akhir Maret.
Sejumlah negara Arab, seperti Irak, Lebanon, Bahrain, Kuwait, dan UEA, mengklaim bahwa kasus pertama positif Covid-19 di negara-negara itu berasal dari Iran.
Sumber dari maskapai penerbangan Mahan mengungkapkan, pada akhir Februari, lebih dari 50 awak pesawat Mahan diketahui positif Covid-19. (*)