Kebijakan melonggarkan penutupan wilayah untuk menekan penyebaran Covid-19 bukan tanpa risiko. Kebijakan ini harus diambil berdasarkan data agar tidak menimbulkan gelombang infeksi yang lebih besar.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
ARIZONA, RABU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui bahwa pelonggaran kebijakan penutupan wilayah akan membuat lebih banyak warga AS meninggal karena Covid-19. Walau demikian, Trump tetap bersikeras membuka kembali negara itu untuk menggerakkan ekonominya.
”Sangat mungkin akan ada banyak warga yang meninggal,” katanya menjawab pertanyaan ABC News saat mengunjungi pabrik masker Honeywell di Phoenix, Arizona, Selasa (5/5/2020) waktus setempat atau Rabu WIB. Trump pun menolak untuk menggunakan masker dalam kunjungan itu untuk menunjukkan bahwa ancaman pandemi Covid-19 kian mengecil.
”Akankah orang-orang terdampak sangat buruk? Iya,” kata Trump. ”Tetapi, kita harus membuka kembali negara kita.”
Kampanye Trump menuju pemilihan presiden AS, awal November 2020, telah terhenti karena kebijakan penutupan wilayah yang luas untuk menekan penyebaran Covid-19 selama ini.
Sebuah analisis dari kantor berita Associated Press memperlihatkan gambaran dan besaran risiko yang mungkin terjadi ketika kebijakan penutupan wilayah di mayoritas negara bagian dilonggarkan.
Banyak warga terancam
Tanpa memasukkan kemajuan yang dicapai kawasan metropolitan New York ke dalam perhitungan, kebijakan pengendalian Covid-19 di Amerika Serikat bergerak ke arah yang salah. Angka penularan meningkat seiring dengan dimulainya pelonggaran kebijakan penutupan wilayah. Akibatnya, semakin banyak warga yang terancam.
Angka infeksi baru harian di AS melebihi 20.000 kasus dan kasus kematian di atas 1.000 kasus. Para pejabat kesehatan masyarakat memperingatkan, kegagalan menekan laju infeksi bisa berujung pada lebih banyak lagi kasus kematian.
Area metropolitan New York yang padat dengan populasi 20 juta jiwa, mencakup kawasan pinggiran di utara, Long Island, dan bagian utara New Jersey, menjadi area yang mengalami pandemi Covid-19 paling buruk di AS. Setidaknya sepertiga dari 70.000 kematian di AS berasal dari area ini.
Ketika area metropolitan New York dimasukkan dalam perhitungan data kasus Covid-19 di AS, terlihat laju infeksi menurun. Dalam lima hari terakhir, rata-rata kasus telah turun dari 9,3 kasus per 100.000 penduduk tiga minggu lalu menjadi 8,6 kasus per 100.000 penduduk pada Senin (4/5/2020).
Akan tetapi, tanpa memasukkan data kasus dari area New York, rata-rata kasus baru di AS pada periode yang sama naik dari 6,2 per 100.000 penduduk menjadi 7,5 per 100.000 penduduk. Di saat yang sama, angka kematian per 500.000 penduduk menurun dari 1,86 kematian pada 20 April jadi 1,82 kematian pada 4 Mei.
Tes Covid-19 di AS telah bertambah luas dan faktor ini mungkin yang berkontribusi pada peningkatan rata-rata kasus baru. Namun, menurut Zuo-Feng Zhang, peneliti kesehatan masyarakat di University of California di Los Angeles, ini tidak menjelaskan seluruh kenaikan.
”Kenaikan ini bukan karena tes. Ini memang benar-benar naik kasusnya,” ujarnya.
Kantong-kantong kasus Covid-19 di luar New York City tidak mengalami kemajuan seperti New York City. Kasus meninggal harian di Iowa, misalnya, naik hingga 19 kasus pada Selasa (5/5/2020) dan 730 pekerja di pabrik Tyson Foods dinyatakan positif.
Ketika kebijakan pelonggaran mulai diberlakukan pada Senin (4/5/2020), Shawnee County, Kansas, juga melaporkan peningkatan kasus Covid-19 dua kali lipat dibandingkan minggu sebelumnya ketika kebijakan penutupan wilayah masih berlaku.
”Jangan berbuat kesalahan. Virus ini masih bersirkulasi di komunitas, mungkin lebih banyak dibandingkan beberapa minggu yang lalu,” kata Linda Ochs, Direktur Departemen Kesehatan di Shawnee County, Kansas.
Hasil pemodelan dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington memperkirakan, angka kematian Covid-19 di AS bisa menyentuh dua kali lipat dari yang selama ini diprediksi menjadi sekitar 134.000 kasus hingga awal Agustus nanti.
Christopher Murray, Direktur IHME, mengatakan, peningkatan kasus itu lebih disebabkan mayoritas negara bagian mulai melonggarkan penutupan wilayahnya minggu depan.
Tanpa kebijakan yang mendorong warga untuk tetap tinggal di rumah, ”AS akan mengalami kenaikan kasus yang eksponensial serta beban epidemi dan kasus meninggal yang mengejutkan,” ujar Murray. (AP/AFP)