Seperti Covid-19, virus variola penyebab penyakit cacar ketika itu terkandung dalam percikan ludah atau ingus penderitanya. Virus mudah menempel pada benda apa pun atau siapa pun.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
VIENA, JUMAT — Penyakit cacar membunuh jutaan orang di banyak negara di dunia sebelum vaksinnya ditemukan. Siapa saja yang selamat dari penyakit ini akan hidup dengan kebutaan atau struktur tubuh yang tidak lagi sempurna. Namun, kerja sama global menjadikan cacar penyakit pertama yang bisa dimusnahkan lewat vaksinasi.
”Cacar bisa sangat merusak pada pekan pertama wabah globalnya jika banyak orang menolak vaksinasi,” kata Rosine Ehmann, peneliti Institut Mikrobiologi Angkatan Bersenjata Jerman, Jumat (8/5/2020), pada peringatan 40 tahun musnahnya penyakit cacar oleh vaksinasi.
Pada abad ke-20 saja, setidaknya sampai 60 tahun lalu, penyakit cacar menewaskan sedikitnya 300 juta warga bumi. Cara penularannya mirip dengan penyakit yang kini menjadi pandemi global, Covid-19.
Seperti Covid-19, virus variola penyebab penyakit cacar ketika itu terkandung dalam percikan ludah atau ingus penderitanya. Virus mudah menempel pada benda apa pun atau siapa pun.
”Kita bisa belajar banyak dari cacar untuk menangani Covid-19,” kata penanggung jawab berkas penyakit cacar pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rosamund Lewis.
Sejak dinyatakan musnah pada 8 Mei 1980, contoh virus variola kini hanya disimpan di Amerika Serikat dan Rusia. Meski diprotes banyak orang dan ada kekhawatiran dijadikan senjata biologis, sampel tersebut tetap disimpan di laboratorium yang diawasi WHO.
Penyakit cacar menghantui manusia selama ribuan tahun dan menginfeksi jutaan orang dari berbagai kalangan. Raja Mesir pada abad ke-12 sebelum Masehi, Ramses V, diduga meninggal akibat cacar.
Hampir 3.000 tahun kemudian, Edward Jenner, dokter Inggris, menemukan vaksin cacar pada 1796 dan mulai vaksinasi awal pada abad ke-19. Pakar mikrobiologi Universitas Lausanne di Swiss, Angela Teresa Ciuffi, menyebutkan penemuan vaksin menjadi faktor penting kemenangan umat manusia dalam memerangi penyakit cacar.
Butuh hampir dua abad sejak Jenner mengembangkan vaksin sampai akhirnya dunia menyatakan cacar akibat sebab alam telah musnah. Pernyataan itu diumumkan perwakilan negara anggota WHO, 8 Mei 1980.
Faktor penting lain dalam kemenangan melawan cacar adalah kerja sama global. Di tengah Perang Dingin, Uni Soviet mengusulkan kerja sama. Secara tidak terduga, Amerika Serikat setuju dengan usul itu. Kala itu, cacar menjadi wabah di sedikitnya 30 negara dan menewaskan rata-rata 2 juta orang per tahun.
Pakar epidemi AS, Larry Brilliant, membandingkan keadaan pada akhir dekade 1950-an dengan kondisi global saat ini. Seperti kala melawan cacar, penanganan Covid-19 juga membutuhkan kerja sama dan kepemimpinan global.
Seperti sekarang saat menghadapi Covid-19, dulu dunia juga tidak punya protokol pasti dan dana untuk mengatasi cacar. Kerja sama global terbukti bisa mengatasi itu.
Pelajaran penting lain dari penanggulangan cacar adalah pelacakan pengidap dan orang yang pernah berhubungan dengan pengidap. Kala kampanye global melawan cacar diluncurkan, pelacakan dilakukan dari rumah ke rumah.
Selain petugas kesehatan, Uni Soviet melibatkan polisi hingga mata-mata untuk melacak para pengidap dan orang yang pernah berada di dekat pengidap. Pelacakan diikuti karantina sehingga penularan bisa terkendali.
Lewis dan banyak pakar kesehatan kini mendorong pelacakan diikuti karantina diterapkan lebih serius untuk penanganan Covid-19. Cara itu dinilai paling rasional menjelang vaksin Covid-19 siap pakai.
Penantian, yang menurut taksiran WHO dan kelaziman dalam proses pembuatan vaksin atau obat baru, vaksin dan obat Covid-19 yang aman dan siap pakai akan butuh bertahun-tahun. (AFP)