AS-China Sepakat Melanjutkan Kesepakatan Perdagangan
Pada Januari, Beijing setuju untuk mengimpor tambahan senilai 200 miliar dollar AS dalam wujud produk-produk AS selama dua tahun. Dari sisi jumlah dan nilai, kesepakatan itu di atas level yang dibeli Beijing pada 2017.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — Perwakilan dagang China-Amerika Serikat sepakat untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan terkait perjanjian perdagangan fase pertama yang sudah ditandatangani pada Januari 2020.
Kesepakatan diraih lewat telepon Wakil Perdana Menteri China Liu He—yang juga pemimpin negosiasi dagang China—dengan perwakilan dagang AS, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Jumat (8/5/2020).
Mereka menilai kesepakatan kedua pemerintah wajib diteruskan. Ketegangan AS-China baru-baru ini terkait pandemi Covid-19 diharapkan tak menghalangi kesepakatan.
”Keduanya mengatakan mereka harus memperkuat kerja sama ekonomi makro dan kesehatan masyarakat serta menciptakan suasana dan kondisi yang menguntungkan untuk pelaksanaan perjanjian ekonomi dan perdagangan fase pertama AS-China yang mempromosikan suatu hasil positif,” demikian pernyataan Pemerintah China.
AS-China juga telah sepakat untuk menjaga komunikasi dan koordinasi. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam penerapan tarif impor baru terhadap China setelah mengklaim ada bukti yang mengaitkan Covid-19 dengan laboratorium keamanan tingkat tinggi di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China. Wuhan adalah kota pertama ditemukannya virus korona baru (SARS-CoV-2), penyebab penyakit Covid-19.
Pada bulan Januari, Beijing setuju untuk mengimpor tambahan senilai 200 miliar AS dalam wujud produk-produk AS selama dua tahun. Dari sisi jumlah dan nilai, kesepakatan itu di atas level yang dibeli Beijing pada 2017. Kesepakatan itu juga menandai gencatan senjata dalam perang dagang kedua negara.
Pada Jumat kemarin, kedua negara juga sepakat akan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengimplementasikan kesepakatan perdagangan fase 1 itu.
Panggilan telepon AS-China adalah komunikasi resmi pertama sejak kesepakatan Januari lalu. Kesepakatan itu menyerukan Liu dan Lighthizer untuk bertemu setiap enam bulan.
Panggilan telepon pekan ini sedikit lebih cepat dari jadwal sebagaimana tersirat dalam kesepakatan Januari lalu. Trump sendiri tampaknya menyarankan wacana komunikasi yang lebih cepat itu. Merujuk media Times, tengah pekan ini ia mengaku senang dengan perkembangan kesepakatan dagang AS-China.
Pada Minggu (3/5/2020), sebagai tanggapan terhadap pertanyaan para pebisnis yang mengatakan AS kehilangan pendapatan tarif, Trump mencatat bahwa bea masuk mendorong China untuk berjanji membeli barang-barang AS senilai 250 miliar dollar AS. ”Sekarang mereka harus membeli," kata Trump. ”Dan, jika mereka tidak membeli, kami akan mengakhiri kesepakatan, sangat sederhana.”
Data menunjukkan bahwa pembelian oleh China sejauh ini berada di belakang langkah yang diperlukan AS. Hal itu terutama untuk mencapai target kenaikan senilai 76,7 miliar dollar AS pada tahun pertama. Ini setelah impor dari AS menurun 5,9 persen dalam empat bulan pertama tahun 2020, dari capaian sepanjang tahun lalu.
Penyebabnya tidak ada yang lain selain pandemi Covid-19. Impor pada tahun 2019 lebih kecil dari 2017 sehingga tekanan untuk mengatasi ketertinggalan itu meningkat bagi AS.
Beijing sendiri di sisi lain berencana menunjukkan kepada AS bahwa pihaknya dengan tulus bekerja untuk memenuhi komitmennya meskipun virus tersebut menyebabkan keterlambatan pada beberapa target. Hal itu diungkapkan salah satu sumber dari kalangan Pemerintah China.
Hal itu misalnya terlihat pada beberapa langkah untuk mendorong penegakan perlindungan kekayaan intelektual. Hal ini perlu disetujui oleh Kongres Rakyat Nasional tahunan yang ditunda sejak Maret hingga akhir bulan ini. (AFP/REUTERS)