Meski pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, diplomasi budaya melalui Sekolah Bahasa Indonesia di Kerajaan Kamboja tetap berlangsung, yakni diadakan secara daring. Saat ini ada 114 warga Kamboja yang menjadi siswa.
Oleh
Iwan Santosa
·2 menit baca
Meski pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, diplomasi budaya melalui Sekolah Bahasa Indonesia di Kerajaan Kamboja tetap berlangsung, yakni diadakan secara daring.
Juru bicara KBRI Phnom Penh, Made Santi, dalam komunikasi, Sabtu (9/5/2020), mengatakan, saat ini masih ada 114 warga Kamboja yang menjadi siswa Sekolah Bahasa Indonesia.
”Mereka mengikuti pendidikan di Pusat Budaya Indonesia (Pusbudi). Ada pula siswa dan siswi di Sekolah Islam Nurul Iman dan siswa dari Pasukan Khusus Brigade 911 Kamboja yang belajar di markas mereka di Kampong Spheu. KBRI juga terus berkomunikasi dengan Universitas Kamboja (University of Cambodia) untuk memulai kelas daring Bahasa Indonesia dalam waktu dekat,” kata Made Santi.
Meski pandemi Covid-19 merebak, upaya promosi bahasa dan kebudayaan Indonesia yang berkelanjutan penting untuk tetap dilakukan. Hal ini sekaligus mendorong upaya yang lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan Bahasa Indonesia.
Dalam keterangan persnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Kamboja Sudirman Haseng menerangkan, KBRI bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Duta Besar RI menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemdikbud RI melalui upaya diplomasi bahasa, terutama pengiriman pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) secara berkesinambungan.
Upaya mengajarkan Bahasa Indonesia terus dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melanjutkan kelas daring yang sudah berjalan baik.
Pada tahun 2020, Kemdikbud RI mengirim empat pengajar BIPA ke Kamboja. Mereka adalah Lidwina Annie Noveriana, Fakhri Fauzi, Faradinna Arifiani, dan Nurul Fitri yang diharapkan dapat tetap bertugas hingga akhir tahun.
KBRI Phnom Penh senantiasa berkoordinasi dengan pengajar BIPA dan mendukung penggunaan teknologi virtual demi kelancaran program belajar Bahasa Indonesia secara daring.
Para pengajar BIPA juga dilibatkan dalam beragam kegiatan KBRI, seperti kelas daring ”Belajar Membuat Nasi Goreng” yang digelar bulan April lalu. Kegiatan diikuti 50 peserta yang didominasi pelajar Bahasa Indonesia di Kamboja.
Diplomasi budaya melalui pendidikan Bahasa Indonesia secara daring menjadi salah satu fokus KBRI Phnom Penh yang mempromosikan Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Indonesia dan Kamboja memiliki hubungan khusus mengingat peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian Kamboja melalui Perjanjian Paris tahun 1991.
Saat ini, KBRI sedang mempersiapkan gedung baru di Kota Phnom Penh yang berada di dekat kawasan bergengsi, Monumen Kemerdekaan-Monumen Raja Norodom Sihanouk.
Hanya Republik Indonesia-lah yang mempunyai kedutaan besar di kawasan tersebut, yang berada tidak jauh dari kediaman Perdana Menteri Kamboja.