Pendudukan Tepi Barat oleh Israel bertentangan dengan hukum internasional dan jika pencaplokan berlanjut, Uni Eropa akan bertindak sesuai kebutuhan.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
BRUSSELS, SELASA — Belgia, Irlandia, Luksemburg, dan Perancis ingin Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi apabila Israel melanjutkan pencaplokan Tepi Barat. Inggris juga menolak pendudukan Tepi Barat oleh Israel.
Sejumlah diplomat Uni Eropa mengungkapkan, Paris bersama tiga anggota Uni Eropa (UE) lain ingin masalah itu dibahas secara resmi dalam pertemuan rutin UE.
”Pendudukan (Tepi Barat oleh Israel) bertentangan dengan hukum internasional dan jika pencaplokan berlanjut, UE akan bertindak sesuai kebutuhan,” demikian pernyataan resmi UE, Senin (11/5/2020) waktu Brussels atau Selasa pagi WIB.
UE adalah mitra dagang penting Israel. Kerja sama penelitian UE-Israel bernilai 80 miliar euro pada periode 2041-2020. Israel mendapat aneka keistimewaan dalam perdagangan dengan blok Eropa tersebut.
”Ada kebutuhan untuk meninjau makna pencaplokan dalam konteks hukum internasional dan kami perlu tahu apa saja pilihan kami. Kami juga perlu mengatakan secara tepat apa konsekuensi pencaplokan, sebagai cara menghentikan kebijakan itu,” ujarnya.
Perlu persetujuan seluruh 27 anggota UE untuk mengesahkan langkah apa pun di organisasi itu. Persetujuan tersebut tidak mudah didapat karena Israel punya sekutu kuat di UE, seperti Hongaria dan Ceko, yang kerap menentang aneka upaya menekan Israel. Bahkan, Ceko dan Hongaria akan serta-merta menolak agenda sanksi Israel dibahas dalam rapat UE.
Israel merencanakan perluasan pendudukan di Tepi Barat setelah Amerika Serikat menyatakan tidak masalah dengan itu. Dalam usulan perdamaian Israel-Palestina yang didorong Presiden AS Donald Trump, Washington mendukung Israel menduduki lebih banyak wilayah Palestina.
Dalam setahun terakhir, rencana itu terus digaungkan Benjamin Netanyahu yang sedang berusaha mempertahankan kursi Perdana Menteri Israel.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan, rencana Trump tidak sesuai dengan ukuran yang disepakati internasional. ”Pencaplokan akan mendapat tentangan,” ujar Borrel pada Februari 2020.
Paris bersama Antwerp, Dublin, dan Luksemburg sepakat dengan pandangan Borrel. Inggris, sekutu penting AS di Eropa, juga keberatan dengan perluasan pencaplokan Tepi Barat oleh Israel.
”Posisi kami jelas tidak mendukung pencaplokan Tepi Barat dan langkah itu menyulitkan solusi dua negara,” kata Menteri Muda Urusan Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Sikap Arab
Sebelumnya, Liga Arab malah bersikap lebih keras atas rencana perluasan pendudukan Israel di Tepi Barat. Liga Arab menyebut rencana itu sebagai kejahatan perang terhadap warga Palestina.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menuduh Israel memanfaatkan peluang di tengah kesibukan dunia melawan pandemi Covid-19.
”Langkah ini, jika diwujudkan, akan menghapus peluang pembentukan negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan bersatu. Langkah ini, jika dituntaskan, akan mengakhiri solusi dua negara,” kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.
Liga Arab mendesak Washington mematuhi resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menarik dukungan atas rencana dan peta baru yang diusulkan Israel dalam usulan yang disebut ”Kesepakatan Abad Ini” oleh AS-Israel.
Palestina menolak kesepakatan yang memberikan lebih banyak lahan bagi Israel dan memangkas wilayah Palestina itu.
Liga Arab juga mendesak negara-negara Eropa meningkatkan tekanan kepada Israel. Eropa pun didesak mengakui Palestina dengan batas sebelum perang 1967. Tekanan itu dinyatakan untuk menjaga harapan atas solusi dua negara. (AFP/AP/REUTERS)