WHO: Jangan Lengah Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia mengingatkan, pemerintah dan warga masyarakat perlu tetap waspada dan siaga mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
GENEVA, SELASA —Sejumlah negara yang mayoritas berada di wilayah Eropa mulai melonggarkan kebijakan karantina. Warga diperbolehkan beraktivitas kembali, terutama untuk bekerja, dengan syarat harus mengenakan masker dan menjaga jarak fisik dengan orang.
Pelonggaran kebijakan karantina atau pembatasan sosial diambil setelah jumlah kasus positif Covid-19 menurun. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, pemerintah dan warga masyarakat perlu tetap waspada dan siaga mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji jumlah kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 yang menurun di sejumlah negara, seperti Perancis dan Spanyol. Namun, ia juga mengingatkan negara-negara, terutama yang sudah melonggarkan karantina, untuk tetap waspada.
”Kabar baiknya, upaya memperlambat persebaran virus dan menyelamatkan nyawa sangat berhasil,” kata Ghebreyesus, Senin (11/5/2020).
WHO mencatat, dari sekitar 4 juta kasus positif Covid-19 di seluruh dunia, lebih dari 280.000 orang tewas. Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan juga mengingatkan selalu ada risiko gelombang kedua pandemi Covid-19 jika kasus-kasus positif Covid-19 yang masih ada itu tidak diselidiki dan ditindaklanjuti hingga di setiap kluster atau kelompok.
Tingkatkan kapasitas layanan
Ryan juga mendorong negara-negara meningkatkan kapasitas layanan kesehatan masyarakat. Selain itu, juga harus bisa cepat mengidentifikasi kasus-kasus baru dan melacak serta mengisolasi semua orang yang pernah berinteraksi dengan orang dengan positif Covid-19.
”Itu akan bisa membantu mencegah gelombang kedua. Banyak negara yang sudah investasi untuk memperbaiki kapasitas layanan kesehatan, tetapi banyak juga yang belum,” ujarnya.
Menurut Ghebreyesus, negara seperti Jerman, Korea Selatan, dan China termasuk yang sudah menyiapkan layanan kesehatan dengan kemampuan terbaik sehingga akan siap manakala muncul kasus baru lagi.
”Sampai vaksin berhasil ditemukan, cara paling efektif menangkal virus ini hanyalah upaya yang komprehensif,” ujarnya.
Kedua pejabat WHO itu juga menyinggung hasil 90 studi awal yang menunjukkan sebagian besar penduduk dunia rentan terhadap penyakit Covid-19 karena tingkat antibodi yang rendah terhadap penyakit.
”Hanya ada 1-10 persen orang di dunia ini yang memiliki antibodi yang kuat melawan Covid-19,” kata pakar epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove.
Berhati-hati
Karena alasan itu, Ryan kembali mengingatkan negara-negara yang sudah melonggarkan kebijakan karantina untuk sangat berhati-hati. Apalagi bagi beberapa negara yang seakan menutup mata dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan tidak meningkatkan kemampuan menguji dan melacak kasus-kasus Covid-19 sesegera mungkin.
Jerman dan Korsel yang sudah melonggarkan karantina karena jumlah kasus yang menurun ternyata masih saja harus menghadapi munculnya kasus infeksi baru.
Kasus baru di Korsel muncul dari kelab malam. Kasus di dua negara ini kembali memicu pertanyaan cara mengatur antara memulihkan perekonomian kembali sambil menangani wabah korona.