Penjualan Mobil di China Naik Pertama Kali dalam Dua Tahun
Penjualan di mobil di China mulai merosot pada 2018. Angka penjualan itu semakin anjlok ketika pandemi Covid-19 melumpuhkan perekonomian di negara dengan perekonomian terbesar kedua global itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BEIJING, RABU — Penjualan mobil di China naik untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, Rabu (13/5/2020). Ini menjadi sinyal positif bagi China sebagai pasar mobil terbesar di dunia yang dalam beberapa waktu terakhir tertekan oleh wabah Covid-19 dan dinamika ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.
Penjualan mobil di China mulai merosot pada 2018. Angka penjualan itu semakin anjlok ketika pandemi Covid-19 melumpuhkan perekonomian China. setelah pelonggaran penutupan wilayah. Pusat-pusat bisnis mulai berdetak kembali dan perjalanan antarwilayah diizinkan kembali.
Data terbaru Asosiasi Produsen Mobil China menunjukkan, secara tahunan, pada bulan April total penjualan mobil naik 4,4 persen. Kenaikan itu didorong oleh permintaan yang kuat untuk jenis kendaraan komersial yang melonjak hingga lebih dari 30 persen.
Kenaikan itu didorong oleh permintaan yang kuat untuk jenis kendaraan komersial yang melonjak hingga lebih dari 30 persen.
Data terbaru itu positif bagi China. Apalagi China sejak awal tahun ini memberlakukan pembatasan ketat untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Kebijakan itu berpengaruh pada angka-angka perdagangan, termasuk penjualan kendaraan bermotor. Pada bulan Februari, penjualan mobil penumpang anjlok mendekati 80 persen sebagaimana data dari Asosiasi Mobil Penumpang China.
Strategis
Industri otomotif merupakan industri yang penting bagi China. Karena penting itu pula, industri otomotif masuk dalam barisan industri yang didukung oleh negara melalui aneka kebijakan khusus. Pada akhir Maret lalu, Beijing memutuskan memperpanjang pembebasan pajak untuk setiap pembelian kendaraan listrik selama dua tahun.
Beberapa kota juga telah mencabut pembatasan yang membatasi jumlah kendaraan baru di jalan. Langkah itu awalnya bertujuan membatasi kemacetan dan polusi.
Pelonggaran penting untuk membantu merangsang pasar setelah jatuh, kata Laurent Petizon dari perusahaan konsultan AlixPartners.
”Dalam beberapa bulan terakhir, bisnis menjadi sulit karena orang-orang tinggal di rumah,” kata Zhang Fengkai, karyawan bagian penjualan di sebuah dealer Mazda di Beijing. ”Namun, kini pelanggan mulai kembali.”
Beberapa pelaku industri otomotif percaya bahwa pandemi yang telah menewaskan lebih dari 286.000 orang di seluruh dunia itu mungkin mendorong minat konsumen pada kepemilikan kendaraan pribadi. Ini karena mereka berusaha menghindari infeksi pada transportasi umum.
”Mengemudi sendiri lebih praktis dan lebih meyakinkan pada saat terjadi epidemi,” kata seorang karyawan penjualan Audi yang bermarga Pu di kota Chengdu.
Chief Executive Volkswagen Group Cina Stephan Woellenstein mengatakan, penjualan produknya relatif normal. Pekan lalu, dia mengatakan perusahaannya telah melihat minat dari pelanggan baru. ”Mereka ingin memiliki kendaraan pribadi untuk menghindari risiko infeksi pada transportasi umum,” kata Woellenstein.
Pemulihan penjualan mobil setelah wabah virus bukanlah fenomena baru di Cina. Analis IHS Markit, Henner Lehne, mengatakan kepada AFP bahwa epidemi SARS 2003 juga menyebabkan permintaan yang kuat terhadap kendaraan di negara itu.
Namun, tidak seperti kondisi ledakan ekonomi yang dialami China pada saat SARS melanda, perekonomian negara itu saat ini masih tertekan. China mengalami kontraksi pada triwulan pertama tahun ini karena dilanda pelemahan kepercayaan konsumen dan ketidakpastian yang berkaitan dengan pekerjaan.
Petizon tetap memperingatkan proyeksi penurunan ”dua digit” di pasar mobil China pada tahun ini. Untuk saat ini, tampaknya pelanggan kaya kembali ke pasar dengan lebih cepat, menurut Woellenstein, yang kelompoknya menjual berbagai merek, mulai dari Porsche, Lamborghini, dan Audi. Penjualan kendaraan listrik juga meningkat didukung oleh kebijakan baru-baru ini dari Beijing. Lehne mengungkapkan ceruk ini hanya mewakili sekitar 5 persen dari total penjualan mobil pada 2019. (AFP/BEN)