600.000 Warga Australia Jadi Pengangguran karena Korona
Biro Statistik Australia (ABS) pada Kamis (14/5/2020) menyatakan, sebanyak 100.000 orang mengajukan tunjangan pengangguran, sedangkan 500.000 orang lainnya telah kehilangan pekerjaan mereka.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
CANBERRA, KAMIS — Sedikitnya 600.000 warga Australia harus kehilangan pekerjaan sebagai dampak dari penerapan kebijakan penutupan wilayah yang dilaksanakan pemerintah setempat. Biro Statistik Australia mengatakan, pemutusan hubungan kerja itu adalah yang terbesar secara bulanan sejak pencatatan ketenagakerjaan dilakukan pada 40 tahun lalu.
Merujuk pada keterangan otoritas Biro Statistik Australia (ABS) pada Kamis (14/5/2020), sebanyak 100.000 orang mengajukan tunjangan pengangguran. Sementara 500.000 orang lainnya sama sekali kehilangan pekerjaan mereka. Perdana Menteri Scott Morrison menyebut angka-angka itu sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan.
ABS melaporkan, tingkat underutilisation—yang menggabungkan pengangguran dan setengah pengangguran—mencapai rekor tertinggi di angka 19,9 persen pada April. Setidaknya sebanyak 2,7 juta orang—atau satu dari lima pekerja Australia—telah kehilangan pekerjaan mereka atau mengurangi jam kerja mereka. Australia pun mencatat penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam tingkat partisipasi tenaga kerja menjadi 63,5 persen.
Hanya 12,4 juta warga Australia sekarang memiliki pekerjaan setelah penurunan pekerjaan bulanan paling tajam sejak ABS mulai merekam data bulanan pada tahun 1978. Morrison memperingatkan warga Australia untuk bersiap menghadapi berita ekonomi yang lebih sulit di bulan-bulan mendatang. Ia mengatakan, ”Hari yang sangat sulit. Sangat mengejutkan, meskipun bukan berarti tidak kita antisipasi sama sekali. Kami tahu akan ada berita bahwa pandemi itu menimbulkan dampak pada Australia seperti juga pada negara-negara di seluruh dunia.”
Kementerian Keuangan Australia memperkirakan tingkat pengangguran di negara itu akan mencapai 10 persen pada triwulan II-2020. Morrison mengatakan, jumlah warga yang sekarang ditanggung oleh Jobkeeper jumlahnya telah lebih dari enam juta. Jobkeeper adalah program subsidi upah pemerintah yang dibayarkan kepada staf melalui majikan mereka.
Australia telah menjadi salah satu negara paling sukses dalam merespons Covid-19. Jumlah kasus penyakit itu kurang dari 7.000 kasus yang dikonfirmasi dan 100 kematian dari populasi sebanyak 25 juta orang.
Namun, pembatasan perjalanan, larangan pertemuan publik, dan penutupan bisnis ritel memiliki dampak buruk pada perekonomian. Hal itu menghilangkan potensi ekonomi senilai 4 miliar dollar Australia (2,5 miliar dollar AS) per pekan. Beberapa bagian dari negara ini telah mulai mengurangi batasannya, dengan beberapa kafe, pub, dan restoran dibuka untuk kelompok-kelompok kecil mulai hari Jumat.
Kegiatan bisnis dibuka
Dari Selandia Baru dilaporkan, negara itu mulai membuka kembali wilayahnya pascapenutupan. Mal, toko ritel, dan restoran dibuka kembali di negara berpenduduk 5 juta orang itu. Warga pun kembali ke tempat-tempat kerja mereka. Namun, sebagian besar pertemuan tetap akan dibatasi hingga 10 orang dan pedoman jarak sosial tetap berlaku.
Pembukaan kembali mencerminkan keberhasilan Selandia Baru mencegah Covid-19. Negara itu melaporkan tidak ada kasus virus baru untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis. Lebih dari 1.400 dari hampir 1.500 orang yang tertular Covid-19 telah pulih, dengan laporan kematian akibat penyakit itu sebanyak 21 orang.
Sebagian besar sekolah di Selandia Baru akan dibuka kembali pada Senin, tetapi bar belum dibuka kembali hingga 21 Mei. Keputusan itu berkaca dari pengalaman Korea Selatan yang mencatat lonjakan kasus baru Covid-19 terkait sebuah klub malam di Itaewon, Seoul. (AP/REUTERS)