Menlu Retno LP Marsudi menegaskan, kolaborasi yang tulus bisa memenangi jihad melawan korona dan mengatasi dampak penurunan ekonomi akibat pandemi korona.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengajak Nahdlatul Ulama berjihad melawan Covid-19 dan mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi itu. Ajakan ini merupakan bagian dari upaya kolaborasi semua pihak dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Retno mengatakan, pandemi hanya bisa diatasi apabila semua pihak berkolaborasi. ”Kolaborasi yang tulus bisa memenangkan jihad ini, jihad melawan korona dan mengatasi dampak penurunan ekonomi,” ujarnya dalam dialog virtual Kementerian Luar Negeri RI dan para pengurus NU di negara-negara, Selasa (19/5/2020).
Menurut Retno, NU merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang aktif berkolaborasi dengan pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di negara-negara membantu Kedutaan Besar RI dan Konsulat Jenderal RI di negara-negara dalam penyaluran bantuan pangan, pendampingan, hingga repatriasi dan evakuasi WNI.
Hal itu, antara lain, dilakukan PCINU di Malaysia, Korea Selatan, Belanda, hingga Turki. Di Turki, kader NU ikut menggalang dana bagi mahasiswa Afrika di Turki. Bersama para pelajar Indonesia di Turki, kader NU di sana menggelar konser virtual sebagai sarana menggalang dana. ”Saya berterima kasih atas kerja sama NU,” kata Retno.
Dalam dialog itu, ia mengatakan bahwa Indonesia selalu menekankan kolaborasi semua pihak di tengah pandemi ini. ”Hanya kolaborasi yang bisa mengatasi pandemi, bukan stigmatisasi,” ujar Retno.
Kolaborasi masyarakat dan pemerintah, seperti yang dilakukan NU dan Kementerian Luar Negeri, disebut sebagai keniscayaan negara demokrasi. Tanpa kolaborasi, sulit menyelesaikan aneka tantangan di tengah pandemi.
Retno mengatakan, NU mempunyai modal penting dalam kolaborasi mengatasi dampak pandemi. Sebagai organisasi massa, NU mempunyai jaringan luas di dalam dan luar negeri. Jaringan itu dapat dimanfaatkan dalam aneka upaya penanggulangan dampak pandemi, seperti dilakukan PCINU di Malaysia bersama KBRI Kuala Lumpur.
NU juga termasuk organisasi yang dipercaya masyarakat. Kepercayaan itu penting dalam upaya mengedukasi masyarakat di tengah pandemi. Karena wabah ini baru, dibutuhkan banyak panduan agar masyarakat bisa menghadapinya.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu M Iqbal mengatakan, KBRI Ankara mengundang NU dan Muhammadiyah untuk melawat ke Turki. Kedua organisasi itu dinilai relevan mewakili wajah Islam di Indonesia. Sebelum ada pandemi, perwakilan pengurus NU dan Muhammadiyah telah melawat ke Turki untuk mengeratkan kerja sama dengan masyarakat Turki.
Penyaluran bantuan
Pembatasan gerak di negara-negara membuat banyak WNI kesulitan pulang ke Indonesia atau terpaksa harus diam di tempat tinggal masing-masing. Penyaluran bantuan pangan dan aneka kebutuhan lain menjadi hal penting dalam situasi sekarang.
Penyaluran bantuan itu, antara lain, dilakukan KBRI Bratislava. Beberapa pekerja migran Indonesia dan mahasiswa Indonesia di Slowakia mendapat bantuan pangan dari KBRI Bratislava. Bantuan diberikan untuk memastikan mereka mempunyai cadangan pangan selama pandemi.
Seperti banyak negara, Slowakia juga tengah menerapkan isolasi dan pembatasan gerak untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. Keputusan itu membuat banyak orang tidak lagi bisa bekerja sehingga penghasilan mereka berkurang.
Sebelumnya, KBRI Bratislava juga membantu 10 WNI pulang ke Indonesia. Kini, KBRI Bratislava bersiap memulangkan tiga mahasiswa di Slowakia.