Kisah Penumpang Selamat Saat 97 Orang Lainnya Tewas Dalam Kecelakaan Pesawat
Zubair adalah satu dari dua penumpang yang kemudian dinyatakan masih hidup. Korban lainnya yang selamat diidentifikasi adalah Zafar Masud, Presiden Bank of Punjab. Sementara 97 orang lainnya tewas.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
KARACHI, SABTU — Ketika pesawat yang ditumpanginya tersentak hebat, Mohammad Zubair (24), mengira sebatas turbulensi saja. Tiba-tiba pilot dari ruang kemudi memperingatkan bahwa pendaratan pada Jumat (22/5/2020) itu dapat bermasalah. Kecelakaan hebat pun tidak terhindarkan.
Pesawat milik maskapai Pakistan International Airlines (PIA) itu jatuh menabrak lingkungan padat di dekat Bandara Internasional Karachi. Kedua sayapnya hancur. Api besar dan gumpalan asap membubung ke udara.
Operasi penyelamatan berlangsung hingga Jumat malam. Kecelakaan itu terjadi hanya beberapa hari setelah penerbangan komersial dibuka kembali di Pakistan menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Pakistan sebelumnya menerapkan penutupan wilayah untuk melawan pandemi Covid-19.
Zubair adalah satu dari dua penumpang yang dinyatakan masih hidup. Korban lainnya yang selamat adalah Zafar Masud, Presiden Bank of Punjab. Sementara 97 penumpang lainnya tewas.
”Setelah benturan dan saya sadar kembali, saya melihat api di mana-mana dan tidak ada yang terlihat,” kata Zubair.
Ia mengungkapkan pengalamannya dari ranjang rumah sakitnya dalam sebuah klip video yang beredar di media sosial.
”Tangisan ada di mana-mana dan semua orang berusaha untuk bertahan hidup. Saya membuka sabuk pengaman dan melihat cahaya. Saya mencoba berjalan ke arah itu, lalu melompat keluar.”
Zubair menderita luka bakar, tetapi dalam kondisi stabil, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan Pakistan.
Warga di dekat tempat kejadian menceritakan, dinding rumah mereka bergetar sebelum ledakan besar terdengar kencang ketika pesawat menabrak lingkungan itu.
Mereka adalah orang-orang pertama yang menerobos puing-puing hangus dan berserakan untuk mencari korban selamat. Para saksi melaporkan teriakan seorang pria tergantung dari pintu keluar darurat pesawat.
Otoritas setempat pada Sabtu (23/5/2020) mengonfirmasi ada 97 jenazah yang ditemukan di lokasi kecelakaan. Mereka ditemukan berada di dalam pesawat. Setidaknya 19 telah diidentifikasi sejauh ini. Tes DNA sedang dilakukan di Universitas Karachi untuk membantu mengidentifikasi para korban.
Tragedi memilukan
Kecelakaan itu menjadi sebuah tragedi yang memilukan di Pakistan. Peristiwa itu terjadi ketika kebanyakan warga di negara itu tengah bersiap merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mobilitas meningkat dalam rangka silaturahmi keluarga-keluarga di tengah kewaspadaan menghadapi pandemi Covid-19.
”Idul Fitri menjadi tidak berarti tidak hanya untuk Karachi, tetapi juga seluruh Pakistan,” kata Zia ul Huq Qamar, warga Pakistan yang tinggal di dekat lokasi kecelakaan.
Otoritas militer setempat mengungkapkan beberapa anggota angkatan bersenjata yang terbang pulang ke keluarga mereka untuk merayakan liburan termasuk di antara yang tewas.
Seorang warga, Shahbaz Hussain, mengungkapkan, ibunya turut menjadi salah satu korban peristiwa naas itu. Ia bermaksud terbang pulang ke Karachi setelah terdampar selama penutupan wilayah di Lahore, tempat putrinya tinggal.
Pemerintah Pakistan menyatakan kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat yang melakukan perjalanan dari Lahore ke Karachi tepat setelah pukul 14.30 waktu setempat.
Pilot membuat panggilan darurat dalam keputusasaan. Ia menyatakan pesawat itu telah kehilangan tenaga, sebagaimana terekam dalam rekaman audio yang dikonfirmasi maskapai naas itu.
Kepala Eksekutif PIA, Arshad Mahmood Malik, menggambarkan Airbus A320 sebagai salah satu pesawat teraman. ”Secara teknis, secara operasional semuanya sudah ada,” katanya seraya menjanjikan penyelidikan.
Menteri Penerbangan Ghulam Sarwar Khan mengatakan, kapten pesawat, Sajjad Gull, telah digambarkan oleh maskapai sebagai pilot senior A320 dengan pengalaman penerbangan yang luas.
Pesawat pertama kali dioperasikan pada tahun 2004 dan diakuisisi oleh PIA satu dekade kemudian. Pesawat itu telah mencatat sekitar 47.100 jam penerbangan, kata Airbus dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan, dia ”kaget dan sedih” oleh kecelakaan itu. Pakistan memiliki catatan keselamatan penerbangan militer dan sipil yang tidak terlalu bagus. Kecelakaan pesawat dan helikopter beberapa kali terjadi selama bertahun-tahun.
Pada 2016, sebuah pesawat PIA terbakar setelah salah satu dari dua mesinnya gagal saat terbang. Sebanyak 40 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Bencana udara paling mematikan di tanah Pakistan terjadi pada 2010. Ketika itu sebuah Airbus A321 yang dioperasikan oleh maskapai swasta Airblue dan terbang dari Karachi menabrak bukit-bukit di luar Islamabad ketika pesawat itu akan mendarat. Peristiwa itu menewaskan 152 orang di dalamnya.
Sebuah laporan resmi menyebutkan kecelakaan itu terjadi akibat kapten pesawat bingung. Suasana kokpit juga dilanda perkelahian, mengakibatkan peristiwa memilukan itu. (AP/AFP)