PM Johnson Panen Kecaman akibat Bela Pelanggar Aturan Pembatasan Sosial
Saat mayoritas warga Inggris setuju diam di rumah, ada pejabat melanggar aturan pembatasan sosial dan malah dibela kepala pemerintahan. Sementara pejabat di Austria memohon maaf karena melanggar pembatasan sosial.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Warga marah dan mengecam Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Sebab, Johnson membela penasihatnya yang ketahuan melanggar pembatasan sosial berskala besar untuk pengendalian laju infeksi Covid-19 di Inggris. Sementara Presiden Austria Alexander van der Bellen meminta maaf karena melanggar pembatasan.
Penasihat politik Johnson, Dominic Cummings, diketahui sedikitnya dua kali meninggalkan London menuju Durham pada Maret dan April 2020. Kala itu, Inggris tengah memberlakukan pembatasan sosial dengan mewajibkan hampir semua orang diam di rumah. Setelah pelanggaran Cummings terungkap, Johnson dan sejumlah menteri Inggris membelanya.
Johnson mengatakan, Cummings, pria yang merancang kampanye menjelang referendum Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit pada 2016 itu, mengisolasi diri begitu tiba di Durham. Sejumlah warga membantah hal itu karena melihat Cummings di Kastil Barnard, hampir 30 kilometer dari rumah keluarganya di Durham, pada 12 April 2020, atau kurang dari dua pekan setelah ia tiba di Durham.
Dalam pernyataan terpisah pada Senin (26/5/2020), sejumlah uskup di Inggris mengecam Cummings dan Johnson. Daily Mail dan Daily Telegraph, media Inggris yang secara ideologi berdekatan dengan Johnson, menerbitkan kecaman kepada Johnson di halaman depan. Media negara Inggris, BBC, dan sejumlah media swasta, seperti Daily Mirror dan The Guardian, juga mengecam.
Politisi dan ilmuwan tidak ketinggalan mengecam Johnson. ”Saya khawatir Boris Johnson menempatkan kepentingan politiknya di atas kepentingan umum,” kata Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon.
Bulan lalu, Sturgeon menyetujui pengunduran diri sekutunya sekaligus pejabat kesehatan Skotlandia, Catherine Calderwood, yang ketahuan melanggar pembatasan sosial. Sejumlah politisi Partai Konservatif, partai pimpinan Johnson, mendesak Cummings mengundurkan diri. Mereka menilai pelanggaran Cummings tidak bisa ditoleransi dan menyakitkan bagi warga Inggris.
Saat mayoritas warga Inggris setuju diam di rumah, ada pejabat melanggar dan malah dibela kepala pemerintahan. ”Orang mematuhi pembatasan sosial bukan demi diri masing-masing, melainkan demi masyarakat. Mereka melakukan itu karena merasa harus bersama menghadapi ini,” kata penasihat ilmiah Pemerintah Inggris, Stephen Reicher.
Reicher khawatir Inggris akan kesulitan mengendalikan laju infeksi di masa depan gara-gara insiden Cummings. Orang-orang tidak akan lagi mematuhi anjuran soal pengendalian infeksi karena melihat Cummings.
Kasus lain
Sementara di Austria terjadi hal berbeda karena Alexander Van der Bellen, presiden negara itu, meminta maaf. Sabtu lalu lalu, Van der Bellen diketahui masih di restoran hingga hampir tengah malam. Padahal, seluruh restoran harus tutup paling telat pukul 23.00.
”Kami lupa waktu, dengan tulus kami memohon maaf,” ujarnya seraya mengatakan siap menanggung kerugian pemilik restoran akibat kesalahan itu.
Dari Madrid dilaporkan, Spanyol semakin melonggarkan pembatasan sosial. Mulai Juli 2020, Spanyol bisa kembali disambangi pelancong asing. Madrid juga mempertimbangkan untuk tidak mewajibkan pelancong mengarantina diri sekurangnya 14 hari.
”Waktu yang tepat untuk menghabiskan liburan musim panas di Spanyol mulai Juli,” kata Menteri Pariwisata Spanyol Reyes Maroto.
PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, Madrid akan menjamin keselamatan pelancong dan penduduk kala pariwisata dibuka lagi pada Juli mendatang. ”Spanyol membutuhkan pariwisata dan pariwisata membutuhkan keselamatan, baik di tempat asal maupun tujuan,” ujarnya.
Seperti banyak negara, Spanyol menutup perbatasan dan menerapkan isolasi total untuk mengendalikan laju infeksi. Sampai awal Mei 2020, dengan lebih dari 250.000 infeksi, Spanyol berada di peringkat kedua daftar negara dengan jumlah infeksi. Kini, dengan 282.852 infeksi, Spanyol di peringkat empat setelah Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia.
Dengan 1,6 juta infeksi dan 99.300 kematian akibat Covid-19, AS masih menjadi negara terparah. AS disusul Brasil yang mencatat 365.213 infeksi dan 22.746 kematian akibat Covid-19. Peningkatan laju infeksi Covid-19 di Brasil membuat Presiden AS Donald Trump melarang siapa pun masuk AS jika pernah ke Brasil, beberapa waktu terakhir. (AFP/REUTERS)