Berlin
Teka-teki di balik temuan potongan tubuh seekor kera di hutan sebelah barat kota Muenchen, Jerman, mulai terkuak dan menghapus kekhawatiran selama ini.
Pekan lalu, warga setempat dibuat geger oleh temuan potongan tangan dan kaki seekor kera, masih lengkap dengan kulit, rambut, serta kukunya di hutan dekat kota Grafrath, Negara Bagian Bavaria, Jerman tenggara.
Potongan tubuh kera itu pertama kali ditemukan seekor anjing hutan. Muncul desas-desus bahwa kera naas itu adalah korban mutilasi sadis di Distrik Fuerstenfeldbruck, sekitar 11 kilometer timur laut kota Grafrath.
Tabir misteri itu mulai terkuak, Kamis (28/5/2020), setelah aparat kepolisian mengungkapkan kepada kantor berita Jerman, DPA, bahwa dari bukti-bukti yang dikumpulkan polisi, kera mati itu merupakan hasil eksperimen terkait virus korona oleh aparat pemerintah.
Tangan dan kaki, yang diduga dari simpanse, itu diawetkan dengan zat formaldehyde atau zat kimia lain. ”Kabar baiknya, orang tak perlu waswas (dengan anggapan yang beredar) bahwa kera itu dibunuh di Fuerstenfeldbruck,” ujar Michael Fischer, jubir kepolisian.
Namun, muncul pertanyaan baru: kenapa potongan tubuh simpanse itu dibuang di hutan? (AP/SAM)
Singapura
Jari-jarimu adalah harimaumu. Ungkapan ini kerap terucap di era media sosial seperti sekarang.
Seorang sopir taksi di Singapura dipenjara selama empat bulan gara-gara mengunggah pesan di Facebook bahwa toko-toko makanan di negara itu akan ditutup sehingga warga perlu segera memborong makanan.
Pesan tersebut tak benar dan memicu kepanikan. Kenneth Lai Yong Hui (40), sang sopir taksi, sebenarnya segera menghapus pesan tersebut 15 menit kemudian.
Namun, jaksa tetap menjerat Lai dengan dakwaan menyebarkan kabar bohong. Rabu (27/5/2020), Lai mulai menjalani hukuman penjara tersebut. (REUTERS)