Al-Aqsa Dibuka Lagi Setelah 2,5 Bulan Tutup akibat Covid-19
Para anggota jemaah sudah diizinkan memasuki kompleks Al-Aqsa seluas 35 hektar di Kota Tua, Jerusalem, Minggu dini hari, untuk menjalankan shalat Subuh pertama kali dalam 2,5 bulan ini.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JERUSALEM, MINGGU — Kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, salah satu tempat paling suci umat Islam setelah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi, dibuka kembali pada Minggu (31/5/2020) setelah ditutup selama lebih dari dua bulan karena pandemi virus korona baru pembawa penyakit Covid-19.
Para anggota jemaah sudah diizinkan memasuki kompleks seluas 35 hektar itu pada Minggu dini hari untuk menjalankan shalat Subuh pertama kali dalam 2,5 bulan ini. Namun, mereka semua tetap diharuskan untuk menggunakan alat pelindung diri, termasuk masker, dan membawa sajadah sendiri.
Dilaporkan, 700 anggota jemaah mengikuti shalat Subuh. Kemudian pada pagi hari, sekelompok Yahudi Ortodoks dengan dikawal polisi Israel memasuki kompleks tersebut melalui pintu masuk pengunjung yang berdekatan dengan Tembok Ratapan, yang juga merupakan tempat suci orang Yahudi.
Seiring menurunnya kasus Covid-19, Israel dan Palestina mengendurkan kebijakan pembatasan. Ratusan umat Islam menyerukan ”Tuhan Maha Besar” ketika mereka masuk untuk shalat pada Minggu (31/5/2020) subuh. Beberapa orang terlihat berlutut dan mencium tanah saat masuk.
Ada juga sekelompok jemaah yang bernyanyi, ”Allah Maha Baik, kami akan melindungi Al-Aqsa dengan jiwa dan darah kami”. Kelompok ini disambut oleh pemimpin masjid, Omar al-Kiswani, sambil memuji dan berterima kasih atas kesabaran umat Islam, terutama jemaah yang hadir saat itu.
Kompleks Al-Aqsa terletak di Jerusalem timur yang dicaplok Israel. Kompleks ini tutup sejak 15 Maret sebagai bagian upaya untuk membatasi penyebaran penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus korona baru.
Di kompleks itu terdapat Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah atau lazim juga disebut Kubah Batu (Dome of Rock).
Umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad SAW naik ke surga dari tempat itu, yang hingga saat ini sering menjadi titik konflik Israel-Palestina.
Tempat itu juga suci bagi orang Yahudi yang menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci dan diyakini sebagai lokasi Bait Suci Kedua yang sudah dihancurkan oleh orang Romawi pada 70 Masehi ketika terjadi pemberontakan Yahudi.
Pada hari pertama liburan Idul Fitri, bentrokan terjadi antara polisi Israel dan Palestina ketika para peziarah berusaha menerobos barikade untuk memasuki kompleks itu. Bukti Bait Suci oleh Islam dikenal sebagai Haram al-Sharif.
Pada Sabtu (30/5/2020) kembali terjadi insiden penembakan oleh polisi Israel yang menewaskan seorang warga Palestina yang autis, Iyad Halak (32), di Kota Tua, Jerusalem. Polisi salah kira, yakni menduga korban memegang senjata. Insiden ini memicu kecaman keras dari warga dan otoritas Palestina.
Kementerian Pertahanan Israel, Minggu ini, meminta maaf atas penembakan yang menewaskan Halak. Insiden itu kembali memicu kecaman luas di Palestina dan tuduhan bahwa pasukan Israel selalu berlebihan dalam bertindak.
Dewan Wakaf Islam menyatakan, penyebaran kasus Covid-19 yang melambat sebagai alasan dicabutnya larangan masuk Masjid Al-Aqsa dan membolehkan jemaah masuk kompleks setelah ditutup pada 15 Maret lalu. Walau demikian, otoritas Islam tetap memberlakukan pembatasan.
Hingga Minggu (31/5), setidaknya ada 17.012 kasus Covid-19 dengan 284 kasus kematian dan 14.811 kasus dinyatakan sembuh. Sebanyak 500 kasus positif, di antaranya dengan tiga kasus kematian, terjadi di Tepi Barat dan Gaza.(AFP/REUTERS)