Pemerintah Jordania mengizinkan dibuka kembali restoran, kafe, hotel, obyek-obyek wisata untuk wisata dalam negeri, penerbangan dalam negeri, serta klub-klub dan aktivitas olahraga tanpa penonton.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Pemerintah Jordania, seperti dilansir kantor berita Jordania, Petra, mengumumkan bahwa mereka telah mencabut aturan penutupan wilayah secara penuh (lockdown) sekaligus menandai dimulainya kehidupan normal baru di negara itu mulai hari Sabtu (6/6/2020). Penutupan wilayah kemudian hanya berlaku secara parsial mulai pukul 24.00 hingga pukul 06.00.
Pemerintah Jordania mulai Sabtu ini mengizinkan warga negara itu bergerak secara bebas di dalam kota dan antarkota. Jordania juga mengizinkan dibuka kembali restoran, kafe, hotel, obyek-obyek wisata untuk wisata dalam negeri, penerbangan dalam negeri, serta klub-klub dan aktivitas olahraga tanpa penonton.
Kendaraan pribadi juga diizinkan bergerak antarkota dan antarprovinsi tanpa harus mengikuti lagi aturan plat nomor ganjil dan genap. Kendaraan umum juga diizinkan beroperasi lagi mengangkut penumpang antarprovinsi, tetapi dengan kapasitas mengangkut penumpang maksimal 50 persen.
Pada Jumat (5/6/2020), Pemerintah Jordania telah mengizinkan pelaksanaan shalat Jumat di semua masjid di seantero negeri. Sebelumnya, masjid-masjid di negara itu ditutup selama 75 hari sebagai bagian upaya mencegah penularan wabah Covid-19.
Pemerintah Jordania juga akan mengizinkan dibukanya kembali semua gereja di negeri itu pada Minggu (7/6/2020) agar kaum Kristiani di negeri itu bisa melakukan ibadah secara bebas lagi.
Pencabutan aturan penutupan wilayah secara penuh itu disertai keharusan bagi semua warga untuk menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Jordania, seperti harus memakai masker, menjaga jarak, dan sesering mungkin mencuci tangan.
Menteri Penerangan Jordania Amjad al-Adayleh menegaskan bahwa pemerintah akan tetap terus mengevaluasi secara terus-menerus terhadap perkembangan kurva Covid-19 di Jordania pasca-pencabutan aturan penutupan wilayah secara penuh itu. Ia menyebut, keputusan pencabutan penutupan wilayah setiap saat bisa ditinjau lagi jika kurva Covid-19 menunjukkan kecenderungan naik lagi.
Menurut Adayleh, keputusan mencabut aturan penutupan wilayah secara penuh tersebut berdasarkan data bahwa terjadi kurang dari 10 korban positif Covid-19 selama tujuh hari berturut-turut terakhir ini di Jordania.
Menteri Waqaf dan Urusan Islam Jordania Mohammed al-Khalayala memuji keberhasilan Pemerintah Jordania mencegah penyebaran Covid-19 di negara itu. Ia menyerukan kepada rakyat Jordania untuk menghormati dan melaksanakan protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah.
Laman Worldometer melaporkan, hingga Sabtu, jumlah kasus positif Covid-19 di Jordania mencapai 784 orang, sebanyak 9 orang di antaranya meninggal dan 571 orang dinyatakan sembuh.
Meski telah mencabut aturan penutupan wilayah, Pemerintah Jordania masih menutup sekolah dari tingkat SD hingga universitas, pusat-pusat pelatihan dan budaya, bioskop, penyelenggaraan konferensi dan pameran, taman-taman umum, tempat-tempat hiburan dan semua kegiatan yang mengundang kerumunan massa.
Seperti diketahui, Jordania dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa dikenal merupakan negara Arab yang paling berhasil mencegah penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, pada 1 Mei lalu, Menteri Kesehatan Jordania Saad Jaber, seperti dikutip Petra, mengklaim, berhasil mengontrol dan menaklukkan Covid-19. Jordania adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengumumkan berhasil mengalahkan Covid-19.