Jerman terkejut dan kecewa dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengurangi jumlah pasukan AS di Jerman. Sementara itu Polandia berharap pasukan yang ditarik itu dialihkan ke Polandia.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, MINGGU - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Kementerian Pertahanan AS untuk mengurangi jumlah pasukan keamanan AS yang selama ini bertugas permanen di Jerman. Rencananya, sekitar 9.500 tentara AS yang akan ditarik dari jumlah total 34.000 tentara di Jerman. Pemerintah Jerman kaget dan tidak menduga AS akan mengambil langkah itu.
Kabar ini diberitakan harian The Wall Street Journal, Jumat lalu. Tidak ada komentar konfirmasi atau bantahan dari Gedung Putih maupun Pentagon tentang kabar itu. Harian itu juga menyebutkan nanti akan diputuskan seberapa banyak pasukan AS yang akan berada di dalam wilayah Jerman pada satu waktu dan apakah itu merupakan penempatan permanen atau rotasi sementara. Kabarnya, AS akan membatasi jumlah pasukannya di Jerman menjadi hanya paling banyak 25.000 tentara.
Langkah AS itu akan mengurangi komitmen AS terhadap pertahanan keamanan Eropa di bawah payung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO). Keputusan AS itu juga akan memengaruhi seluruh operasi Pentagon yang terkait dengan Afrika dan Timur Tengah.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional untuk Gedung Putih, John Ullyot, hanya menjelaskan sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, Trump selalu mengkaji keberadaan pasukan AS di luar negeri. “AS tetap memegang komitmen kerja sama keamanan dan masalah-masalah penting lainnya dengan rekan kuat kami, Jerman,” kata Ullyot.
Jerman kecewa
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Minggu (7/6/2020), menyesalkan rencana AS mengurangi jumlah pasukannya di Jerman. Apalagi mengingat kedua belah pihak menginginkan kerja sama yang kuat.
Sejumlah politikus senior yang lain di Berlin lebih keras dan berterus-terang mengkritik langkah AS. Rencana AS itu dinilai akan memperburuk hubungan Jerman dan AS bahkan berpotensi buruk pada keamanan kedua negara.
Maas menegaskan pihaknya akan memberikan perhatian pada rencana penarikan pasukan AS ini. Apalagi di saat hubungan Jerman dan AS kurang mesra di masa kepemimpinan Trump. “Kami menghargai kerja sama yang baik dengan pasukan AS selama puluhan tahun ini. Kami rekan dekat di aliansi transatlantik. Tetapi, ini rumit,” kata Maas kepada harian the Bild am Sonntag.
Renggang dan tegang
Rencana AS ini menambah ketegangan hubungan AS dan negara-negara sekutunya di Eropa. Selama beberapa tahun terakhir, Trump kerap mengkritik Jerman bahkan menuding Jerman, yang sama-sama negara anggota NATO, kurang banyak mengalokasikan anggaran pertahanan keamanannya.
Jerman menampung lebih banyak pasukan AS dibandingkan negara lain di Eropa. Ini merupakan warisan pendudukan pasukan sekutu setelah Perang Dunia II.
Anggota senior di Partai CDU pimpinan Kaselir Jerman Angela Merkel, Johann Wadephul, mengatakan rencana penarikan pasukan AS itu menunjukkan pemerintahan Trump mengabaikan tugas paling mendasar dalam kepemimpinan yakni melibatkan rekan aliansi dalam proses pengambilan keputusan.
Ia menperingatkan China dan Rusia yang akan senang dan mendapat keuntungan dari perselisihan antara negara-negara anggota NATO. AS diminta untuk lebih mempertimbangkan hal itu.
Koordinator Hubungan Transatlantik Kanselir Angela Merkel, Peter Beyer, juga mengingatkan rencana Trump itu melemahkan hubungan transatlantik.
Pindah ke Polandia
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki justru berharap pasukan AS yang ditarik dari Jerman akan dipindahkan ke Polandia. Selama ini Polandia menganggap AS sebagai penjamin keamanan utama Polandia di dalam NATO. “Bahaya paling nyata mengintai di sepanjang perbatasan timur sehingga pemindahan pasukan AS ke wilayah timur akan menjamin keamanan di seluruh wilayah Eropa,” ujarnya.
Khawatir dengan Rusia yang gencar menguasai wilayah Georgia dan Ukraina selama 10 tahun terakhir ini, Polandia kerap meminta pasukan AS ditempatkan secara permanen di Polandia. Tahun lalu, Trump menambah rotasi pasukan AS di negara-negara anggota Uni Eropa dengan 5.500 tentara. (AFP/LUK)