Pandemi Mulai Terkendali, Spanyol Tetap Wajibkan Penggunaan Masker
Ketegasan pemerintah dan kedisplinan penduduk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 setelah kebijakan pelonggaran sangat diperlukan. Salah satunya, aturan mengenakan masker. Hal ini diterapkan di Spanyol.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MADRID, RABU — Spanyol mewajibkan warganya mengenakan masker untuk mencegah terinfeksi virus korona sampai vaksin Covid-19 tersedia. Polisi akan bertugas menegakkan peraturan ini. Warga yang tidak patuh akan didenda.
Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan, kebijakan ini akan tetap berlaku setelah status darurat berakhir pada 21 Juni 2020. Ia menambahkan, kebijakan itu ”terus berlaku sampai kita mengalahkan virus korona selamanya, yaitu ketika kita memiliki terapi efektif atau vaksin untuk melawannya.”
Di Spanyol, sejak 21 Mei 2020, setiap warga berusia enam tahun ke atas yang berada di tempat umum dan tidak memungkinkan menjaga jarak 2 meter dari orang lain wajib mengenakan masker. Sebelumnya, mulai awal Mei 2020, aturan mengenakan masker ini diberlakukan bagi pengguna transportasi publik yang kemudian diperluas. Meski tidak wajib bagi anak-anak, penggunaan masker sangat ”dianjurkan” bagi anak anak berusia 3-5 tahun.
Pemerintah Spanyol kemudian memberikan ancaman denda hingga 100 euro (sekitar 113 dollar AS atau Rp 1,5 juta) bagi mereka yang tidak patuh. Kebijakan ini akan mulai diberlakukan 10 hari menjelang pembukaan Spanyol bagi turis internasional pada 1 Juli 2020.
Spanyol termasuk salah satu pusat penularan Covid-19 saat Eropa menjadi episentrum wabah mematikan tersebut. Data penghitungan kantor berita Reuters, hingga Rabu (10/6/2020) pukul 11.27 WIB, mencatat 259.820 kasus dengan sedikitnya 27.136 orang meninggal (tingkat persentasi kematian 10,4 persen) akibat Covid-19.
Seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 di Spanyol, pemerintah setempat telah membuka karantina wilayahnya dengan hati-hati. Illa mengatakan, larangan perjalanan pun akan dicabut. ”Jika status darurat dicabut sesuai rencana, pergerakan di dalam negara akan bebas,” ujar Illa.
Seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 di Spanyol, pemerintah setempat telah membuka karantina wilayahnya dengan hati-hati.
Keputusan ini juga mempertimbangkan keselamatan di tempat kerja, seperti pengaturan ulang tempat kerja atau memastikan rotasi pegawai untuk menghindari terlalu banyak orang berkumpul di satu tempat.
Aturan baru juga mewajibkan otoritas 17 region di Spanyol untuk memiliki ahli ”pencegahan dan pengendalian” penyakit. Para ahli itu akan dengan cepat merespons jika terjadi wabah. Selain itu, untuk memastikan ”pelacakan” kasus, maskapai penerbangan dan perusahaan transportasi harus memiliki informasi detail penumpang untuk disimpan selama ”setidaknya empat minggu” setelah mereka bepergian.
Terkait pencabutan larangan bepergian, Spanyol akan mengizinkan hampir 11.000 turis asal Jerman untuk mengunjungi Kepulauan Balearic, dua minggu sebelum larangan perjalanan dicabut.
Terima turis Jerman
Pemberian izin kepada para wisatawan asing dari Jerman itu merupakan bagian dari program permulaan sebelum akhirnya membuka perbatasan sepenuhnya. Para wisatawan dari Jerman ini harus menyediakan informasi kesehatan dan detail kontaknya. Mereka akan diperiksa suhu badannya, tetapi tidak diwajibkan menjalani karantina atau tes jika tidak memperlihatkan gejala.
”Kami telah memilih Jerman karena dari sanalah mayoritas turis asing di Spanyol, dan karena level epidemiologi pandemi mereka sama dengan kami,” kata Pemimpin Regional Francina Armengol.
Kasus meninggal akibat Covid-19 di Jerman tidak sampai 9.000 kasus, sementara kasus kematian di Inggris lebih dari 40.000 orang, tertinggi di Eropa.
Seiring dengan musim panas yang kian dekat, banyak kalangan—terutama mereka yang berasal dari Inggris—mempertanyakan bagaimana wisatawan bisa bepergian melintasi Eropa. Pada Senin (8/6/2020), Inggris memberlakukan karantina 14 hari bagi pelancong di negara itu.
Sebuah grup perusahaan perjalanan wisata Inggris menyebutkan, koridor yang memungkinkan pergerakan bebas di sejumlah negara akan dibuka pada 29 Juni 2020. Namun, Kedutaan Inggris di Madrid menyebutkan, pemerintah belum membahas usulan soal koridor ini dengan negara lain.
Portugal menyatakan sedang membahas pengaturan yang membebaskan para turis dari Inggris dari kewajiban karantina, tetapi Spanyol belum mempunyai rencana serupa.
Setelah mengalami pandemi yang hebat, Spanyol kini sudah relatif bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 karena menerapkan kebijakan yang lebih ketat dibandingkan negara lain. Spanyol berencana membuka perbatasannya bagi warga asing mulai 1 Juli 2020.
”Spanyol telah menyerukan pendekatan yang sama (di Uni Eropa) dalam membuat perbatasan. Jika tidak, Spanyol akan membuat kriteria sendiri,” sebut sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Spanyol. (AFP/REUTERS)