Sambut Normal Baru, Penjualan Sepeda Melonjak di Banyak Negara
Stok persediaan sepeda di toko-toko sepeda di banyak negara di Eropa dan Amerika Utara dilaporkan kosong. sedikitnya 20.000 sepeda yang masih dalam tahap produksi dan pengiriman bahkan sudah dipesan atau terjual.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Ketika beragam industri anjlok, bahkan mati, gara-gara wabah korona, industri sepeda justru bergairah karena tingginya permintaan akan sepeda. Jalanan yang sepi, kebosanan berada di dalam ruangan, dan kekhawatiran pada Covid-19 di Eropa dan Amerika menjadi penyebab meledaknya permintaan akan sepeda. Publik butuh kendaraan atau transportasi yang aman dari risiko penularan korona, dan sepeda menjadi solusinya.
Tingginya permintaan akan sepeda membuat pabrik-pabrik sepeda di Taiwan kencang menggenjot produksi sepeda baru dan pontang-panting mencari suku cadang yang dibutuhkan. Selama ini, Taiwan dikenal sebagai produsen sepeda terbaik di dunia. Perusahaan sepeda terbesar di dunia, Giant, beberapa bulan terakhir dibuat kelimpungan dengan membeludaknya pesanan akan sepeda.
”Kami bergerak cepat dan meminta semua pabrik bergerak demi memenuhi kebutuhan konsumen,” kata CEO Giant Bonnie Tu, di kota industri Taichung, Taiwan.
Stok persediaan sepeda di toko-toko sepeda di banyak negara di wilayah Eropa dan Amerika Utara dilaporkan kosong. Menurut Asosiasi Penjual Sepeda, Inggris, sedikitnya 20.000 sepeda yang masih dalam tahap produksi dan pengiriman bahkan sudah dipesan orang atau terjual.
”Pascakarantina korona, tiba-tiba banyak orang naik sepeda. Banyak yang baru pakai sepeda karena butuh alat transportasi lain,” kata Lincoln Romain, Direktur Brixton Cycles di London, Inggris.
Permintaan akan sepeda juga melonjak di wilayah Atlantik. Penjualan sepeda untuk kepentingan olahraga dan komuter naik 66 persen pada Maret. Menurut perusahaan penelitian pasar, NPD Group, penjualan naik 121 persen untuk sepeda santai dan 85 persen untuk sepeda listrik.
Penjualan sepeda untuk kepentingan olahraga dan komuter naik 66 persen pada Maret.
Lonjakan penjualan sepeda tidak terjadi pada semua jenis sepeda, tetapi hanya sepeda jenis tertentu. Tu mengatakan, AS dan Eropa lebih banyak memesan jenis-jenis sepeda dengan harga yang lebih terjangkau, yakni 1.000 dollar AS (Rp 14 juta) ke bawah.
Produksi sepeda Giant diakui belum bisa maksimal karena yang bergerak hanya pabrik-pabrik di Taiwan. Adapun pabrik-pabriknya di China sampai kini masih tutup akibat wabah korona. Hambatan lain adalah karena kesulitan mendapatkan suku cadang.
”Mau tidak mau, kami harus tunggu. Kondisi seperti ini baru terjadi sekarang. Tetapi, tidak apa-apa, kami masih bisa menanganinya,” kata Tu.
Khusus untuk memenuhi permintaan dari Eropa, Giant akan memproduksi sepedanya dari pabrik yang dibangun di Hongaria. Pabrik itu termasuk salah satu upaya Giant untuk mendekatkan diri pada pasar mereka sehingga ongkos distribusi lebih hemat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepeda Taiwan Gina Chang mengatakan, pada saat awal wabah korona muncul, banyak produsen sepeda yang menderita rugi karena pesanan yang ditunda dan dibatalkan. Namun, kini kondisinya berbalik. ”Orang seperti panik beli sepeda. Dua produsen sepeda terbaik di Taiwan daftar pesanannya penuh sampai akhir tahun,” ujarnya.
Babak baru
Lonjakan penjualan karena korona merupakan babak terbaru dalam kebangkitan industri sepeda Taiwan. Dahulu, selama bertahun-tahun Taiwan menjadi produsen sepeda terbaik di dunia sampai kemudian China melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1990-an dengan memanfaatkan tenaga kerja yang murah.
Meski pabrik-pabrik China mendominasi produksi sepeda dalam kuantitas, produksi Taiwan berhasil bangkit dengan cepat dengan mengandalkan produksi sepeda yang berkualitas tinggi. Bahkan, Taiwan menggenjot pasar sepeda listrik. Pada tahun lalu, Taiwan mengekspor sepeda non-listrik hingga senilai 1,36 miliar dollar AS. Jumlah ini turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1,5 miliar dollar AS.
Berbeda dengan sepeda non-listrik, permintaan sepeda listrik naik terus. Pada tahun 2019, total ekspor sepeda listrik mencapai 863 juta dollar AS, melonjak dari 377 juta dollar AS pada tahun 2018. Mayoritas ekspor ke Eropa. Ekspor sepeda listrik dari Januari hingga April tahun ini mencapai rekor tertinggi 301 juta dollar AS, naik 24,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sepeda buatan pabrik-pabrik di Taiwan pun disebutkan berkualitas lebih baik sehingga harganya pun lebih mahal. Tu berharap, pelajaran dari wabah korona ini akan mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan sepeda sebagai pilihan moda transportasi meski pandemi berakhir.
”Dengan bersepeda, tidak ada polusi. Udara bersih. Kita juga bisa jaga jarak dengan orang lain kalau pakai sepeda. Kalau bersepeda terlalu dekat dengan orang lain, kan, bisa tabrakan,” kata Tu sambil tertawa. (AFP)