Secara mendadak, Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi Ladakh, Himalaya, yang beberapa waktu lalu tentara India dan tentara China saling adu pukul dan lempar baru di perbatasan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SRINAGAR, JUMAT — Beberapa pekan setelah bentrokan antara pasukan India dan China di wilayah perbatasan Ladakh, pegunungan Himalaya utara, Perdana Menteri India Narendra Modi mendadak menemui pasukan penjaga perbatasan India yang bermarkas di daerah Niru, Ladakh. Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat dan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Manoj Mukund Naravane terlihat ikut mendampingi Modi.
Modi juga mendatangi lokasi bentrokan yang menewaskan 20 tentara India dan 75 tentara lainnya terluka pada 15 Juni lalu. Ia juga mengunjungi rumah sakit militer di dekat daerah Leh, Jumat (3/7/2020), untuk menengok tentara-tentara yang terluka akibat baku pukul dan baku lempar.
”Ini dukungan luar biasa untuk menyemangati tentara. Beliau memimpin langsung di depan,” tulis Ketua Partai Bharatiya Janata, BL Santhosh, partai nasionalis Modi, dalam akun Twitter-nya.
Kedatangan Modi ke Ladakh itu mengirimkan pesan kuat bahwa India tidak akan menyerah begitu saja pada tekanan China. India akan tetap mempertahankan wilayahnya. Selain pesan kepada China, situs Hindustantimes.com menyebutkan, Modi juga memberikan pesan pada rakyat India bahwa ia akan selalu melindungi rakyatnya.
Bentrokan terparah selama 45 tahun terakhir ini terjadi di Lembah Galwan. India dan China sama-sama saling menyalahkan dan sama-sama memperkuat garis pertahanan di perbatasan. Jumlah pasukan ditambah hingga ratusan, persenjataan ditambah, dan infrastruktur bangunan pertahanan juga dipercepat. Pada saat yang bersamaan, kedua belah pihak juga mulai berdialog untuk mengurangi ketegangan. Dialog seperti ini sebenarnya sudah sering dilakukan, tetapi tak ada perkembangan positif.
Kunjungan Modi ke Ladakh bersamaan dengan penguatan pertahanan India di Ladakh. Bagi India, upaya ini mau tak mau harus dilakukan karena pada awal Mei lalu pasukan China diketahui mulai masuk ke tiga wilayah di Ladakh yang diklaim dikuasai India. Pasukan China itu mendirikan tenda-tenda di tiga lokasi itu. India mengatakan, tentara-tentara China mengabaikan teriakan peringatan dari tentara India. Kedua pihak kemudian saling teriak, saling lempar batu, dan saling tinju.
Situasi menjadi semakin tegang lalu berubah menjadi bentrokan parah pada 15 Juni di Lembah Galwan. Di lokasi itu, India diketahui sedang membangun infrastruktur jalan yang strategis menjadi penghubung antarwilayah. Lokasi jalan itu terletak dekat dengan lapangan udara milik China.
Wilayah perbatasan yang menjadi sengketa luasnya mencapai 3.500 kilometer dan dikenal dengan sebutan Garis Kontrol Aktual. Wilayah itu mencakup Ladakh hingga Negara Bagian Sikkim. India dan China terlibat konflik di perbatasan sejak 1962. Keduanya juga telah berusaha menyelesaikan masalah ini sejak awal 1990-an, tetapi tak kunjung berhasil.
India secara sepihak menyatakan Ladakh menjadi wilayah federal mereka dan memisahkan wilayah Kashmir, yang juga sengketa, pada Agustus 2019. China mengecam India dan membawa persoalan itu ke forum-forum internasional termasuk Dewan Keamanan PBB. (REUTERS/AFP/AP)