Kolombia Ajukan Diri Menjadi Hub Garuda Indonesia di Amerika Latin
Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez menawarkan Kolombia menjadi hub atau penghubung penerbangan maskapai Garuda Indonesia di kawasan Amerika Latin.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kolombia mengajukan diri menjadi hub, titik penghubung, bagi penerbangan maskapai Indonesia di kawasan Amerika Latin. Keinginan ini telah disampaikan Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, tertanggal 8 Juni lalu, Presiden Marquez menyatakan, Kolombia akan menyambut gembira apabila negara itu dapat menjadi hub bagi penerbangan maskapai Garuda Indonesia di kawasan Amerika Latin.
”Keterhubungan bisa membuat masyarakat kita menjadi lebih kenal satu sama lain, memfasilitasi kontak langsung para pengusaha kedua negara, para ilmuwan, dan meningkatkan hubungan kedua negara secara lebih erat,” tulis Presiden Marquez dalam suratnya, yang salinannya dilihat Kompas, Jumat (3/7/2020).
Usulan itu disampaikan Presiden Marquez setelah Pemerintah Indonesia, melalui dua perusahaan, yaitu Industri Nuklir Indonesia (Inuki) dan Garuda Indonesia, menerbangkan 367 warga negara Kolombia yang terdampar di 19 negara kembali ke negara asalnya di tengah pandemi Covid-19. Dikutip dari laman media sosial Youtube Garuda Indonesia bahwa dengan menggunakan pesawat carter GA8800, Garuda Indonesia menerbangkan ratusan warga Kolombia yang terpencar di New Delhi (India), Bangkok (Thailand), Australia, dan Belanda kembali ke negara asalnya pada 16 Mei lalu.
Pada penerbangan kembali ke Indonesia, Garuda juga membawa kembali pulang warga Indonesia yang terdampar di Bogota, Kolombia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Jumat (3/7/2020), mengatakan bahwa tawaran seperti itu akan dipertimbangkan masak-masak oleh manajemen sebelum mengambil keputusan. Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, keputusan penting untuk membuka hub seperti yang diajukan oleh Pemerintah Kolombia sementara ditunda.
”Kami saat ini memfokuskan diri pada upaya survival,” kata dia melalui pesan singkat saat dikonfirmasi Kompas.
Hubungan antara Indonesia dan Kolombia telah terjalin sejak empat dekade lalu. Meski demikian, seperti dikutip laman Kementerian Luar Negeri, Indonesia baru membuka kantor Kedutaan Besar RI pada 1989.
Hubungan dagang antara Indonesia dan Kolombia, yang diperlihatkan oleh data dalam laman Kemenlu, menunjukkan surplus yang cukup besar bagi Indonesia. Akan tetapi, pada periode 2013-2017, data perdagangan kedua negara menunjukkan kecenderungan menurun hingga -2,75 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik RI, pada 2018 total perdagangan antara kedua negara mencapai 159,10 juta dollar AS dengan perincian ekspor Indonesia ke Kolombia sebesar 141,08 juta dollar AS dan impor sebesar 18,02 juta dollar AS. Pada periode Januari-Maret 2019, total nilai perdagangan meningkat sebesar 8,54 persen apabila dibandingkan periode yang sama pada 2018. Selain itu, pada periode Januari-Desember 2018 terdapat peningkatan ekspor Indonesia sebesar 15,32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017.