Tim penyelamat dan penolong berpacu dengan waktu untuk membantu warga terdampak banjir di Jepang. Hujan lebat masih terus mengancam.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
TOKYO, KAMIS — Tim penyelamat berpacu dengan waktu mencari dan menyelamatkan korban banjir dan tanah longsor yang terjadi di sebagian wilayah Nagano dan Gifu. Hingga saat ini setidaknya tercatat 63 orang tewas akibat bencana itu. Di Gifu, sedikitnya 2.300 orang terisolasi. Dua daerah yang terkenal dengan jalur lintas alam yang indah dan sumber mata air panasnya itu diterjang banjir bandang akibat hujan deras selama hampir sepekan.
Lebih dari 300 orang, termasuk tamu dan karyawan hotel, terjebak di Kamikochi karena banjir dan tanah longsor menutupi jalan utama yang menghubungkan ke kota Matsumoto, Kamis (9/7/2020). Ratusan orang juga terisolasi di kota Gero dan Ontake, Gifu. Mayoritas korban yang tewas berada di Prefektur Kumamoto, pulau terbesar ketiga di Kyushu, yang paling parah terdampak bencana.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebutkan, sekitar 130.000 anggota tim penyelamat dan tentara turun mencari korban.
Tim penyelamat masih mencari puluhan korban yang masih hilang di Kumamoto dan daerah sekitar. Banjir bandang juga merusak produk-produk lokal yang siap kirim. Ada peternakan belut di Kagoshima yang dilanda hujan deras tepat sebelum panen belut atau unagi pada akhir bulan ini. ”Jangankan kirim, saya tidak bisa mendekat ke lokasi untuk sekadar memberi makan atau mengganti airnya,” kata peternak unagi, Kazuya Kusuda.
Bencana banjir ini kembali membuat perekonomian Jepang terpuruk setelah sebelumnya dihajar pandemi Covid-19. Padahal baru saja bisnis Jepang mulai kembali bangkit.
Gotong royong
Untuk mempercepat pemulihan, Kumamoto mulai menerima puluhan relawan yang membantu warga membersihkan rumah. Namun, hanya boleh relawan yang berasal dari prefektur yang sama dan harus diperiksa suhu badan terlebih dahulu serta mengenakan masker. Ratusan ribu warga tinggal di daerah terdampak diimbau mengungsi. Namun, tidak diketahui jumlah orang yang evakuasi.
Jepang berisiko tinggi dilanda hujan deras pada awal musim panas. Bencana banjir juga pernah terjadi pada Juli 2018 dengan korban tewas hingga 200 orang. Hampir separuh dari korban berada di Hiroshima.
Badan Meteorologi Jepang memprediksi hujan lebat masih akan melanda Jepang hingga 12 Juli mendatang. Warga diimbau untuk waspada datangnya tanah longsor dan banjir bandang di daerah-daerah dataran rendah. (AFP/AP)