Seperti kakaknya, Rajapaksa juga mengincar suara mayoritas dua pertiga kursi untuk partainya dari 225 kursi parlemen. Tujuannya, agar bisa dilakukan reformasi konstitusional memperkuat kekuasaannya sebagai presiden.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
KOLOMBO, RABU —Di tengah pandemi Covid-19, rakyat Sri Lanka tetap berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih parlemen baru yang akan memberikan dukungan pada Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan kakaknya, mantan Presiden Mahinda Rajapaksa, yang dikenal karismatik.
Mahinda mengincar suara mayoritas di parlemen dari 225 total kursi yang ada agar ia bisa kembali duduk di kekuasaan sebagai perdana menteri.
Presiden Gotabaya Rajapaksa terpilih, November lalu, setelah menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya pemimpin yang mampu melindungi Sri Lanka. Selain kakak beradik Rajapaksa, masih ada empat anggota keluarga besar Rajapaksa yang juga mencalonkan diri dalam pemilu parlemen.
Jika dukungan rakyat pada partai Rajapaksa masih kuat, dinasti politik mereka akan bisa berlanjut.
Lebih dari 16 juta warga berhak memilih 196 anggota parlemen, Rabu (5/8/2020). Pemilu parlemen ini sedianya dilakukan April lalu tetapi ditunda dua kali karena pandemi Covid-19 yang menewaskan 11 warga Sri Lanka.
Sebanyak 2.834 kasus positif Covid-19 muncul di Sri Lanka. Untuk mencegah penularan, pemilih diimbau menjaga jarak fisik di lokasi-lokasi TPS dan membawa pensil atau pena sendiri untuk menandai surat suaranya.
Pemungutan suara berakhir Rabu sore dan proses penghitungan suara akan dilakukan Kamis. Hasil penghitungan akhirnya diharapkan akan bisa diperoleh Jumat mendatang.
Reformasi
Seperti kakaknya, Rajapaksa juga mengincar suara mayoritas dua pertiga kursi untuk partainya dari 225 kursi parlemen yang ada. Tujuannya, agar bisa dilakukan reformasi konstitusional untuk memperkuat kekuasaannya sebagai presiden sehingga ia bisa mengimplementasikan agenda-agenda ekonomi dan keamanan nasionalnya.
”Kami berharap pemilih yang datang bisa sampai 65-70 persen. Itu sudah bagus mengingat sekarang sedang Covid-19,” kata salah seorang pejabat Komite Pemilu, Saman Sri Rathnayake.
Setelah menang dalam pemilihan presiden, November lalu, Rajapaksa menunjuk kakaknya sebagai PM dalam pemerintahan minoritas. Sejak itu, rakyat Sri Lanka menerima platform populis yang muncul dari gelombang nasionalisme setelah tragedi pengeboman pada Paskah 2019 yang dilakukan oleh kelompok radikal muslim dan menewaskan 279 orang.
Kakak beradik Rajapaksa lalu dianggap sebagai pahlawan oleh kelompok mayoritas Sinhala karena mengakhiri perang separatis Tamil yang berlangsung selama 29 tahun dengan operasi militer yang kejam pada tahun 2009. Perang separatis Tamil itu berlangsung semasa kepresidenan Mahinda.
China
Tantangan ekonomi yang cukup berat menanti parlemen baru. Pengamat politik Kusal Perera menilai kakak beradik Rajapaksa bisa menang tetapi tugas ke depan tidak akan mudah karena masalah ekonomi dan sosial pasca-Covid-19 sangat besar.
Mahinda kemungkinan akan bergantung sepenuhnya pada bantuan ekonomi dari China seperti yang ia lakukan ketika menjadi presiden selama sepuluh tahun. Selain China, Mahinda juga berharap banyak pada India.
Pemerintahan Sri Lanka yang dikuasai oleh lawan-lawan politik kakak beradik Rajapaksa sejak lama berusaha mengurangi kekuasaan presiden untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Rajapaksa merasa dirinya ”pincang” sejak menjadi presiden karena ia tidak bisa mengimplementasikan program-program ekonominya.
Kelompok oposisi yang dipimpin Sajith Premadasa, anak dari Presiden Ranasinghe Premadasa yang dibunuh, pernah mengingatkan risiko otokrasi jika kekuasaan presiden diperkuat lagi. (REUTERS/AFP/AP)