Menteri Kesehatan AS Temui Presiden Taiwan, China Kirim Jet-Jet Tempur
Kedatangan Menteri Kesehatan AS Alex Azar ke Taiwan membuat Beijing berang. Beberapa saat sebelum ia bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, China mengirim jet-jet tempurnya melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
TAIPEI, SENIN — Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat Alex Azar menawarkan dukungan kuat Presiden Donald Trump kepada Taiwan. Ia mengatakan bahwa respons pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menghadapi pandemi Covid-19 merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Hal itu disampaikan Azar saat melakukan lawatan ke Taiwan, Senin (10/8/2020). Ini kunjungan pejabat level tertinggi dari kabinet AS sejak hubungan diplomatik Washington dan Taipei terputus tahun 1979.
Di tengah kunjungan Azar itu, sekitar pukul 09.00 waktu setempat China mengirim jet-jet tempur J-11 dan J-10 melintasi sebentar hingga garis tengah Selat Taiwan. Angkatan Udara Taiwan menyebutkan, jet-jet tempur itu dikirim beberapa saat menjelang pertemuan Azar dengan Presiden Tsai. Jet-jet tempur China tersebut sudah dilacak dengan rudal-rudal darat antipesawat milik Taiwan.
Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan, disebutkan bahwa pesawat patroli Taiwan ”mengusir” jet-jet tempur China itu. Taiwan mencatat, ini untuk ketiga kalinya sejak tahun 2016 jet-jet tempur China melintasi garis tengah Selat Taiwan.
China mengecam keras kunjungan Azar ke Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayah China. Kunjungan tersebut semakin memperburuk hubungan antara AS dan China. Beijing menyatakan akan melancarkan balasan terkait kunjungan Azar ke Taiwan.
Meski demikian, kunjungan dan pertemuan Azar dengan Presiden Tsai tetap berjalan sesuai rencana. ”Sungguh suatu kehormatan bisa berada di sini untuk menyampaikan pesan dukungan yang kuat dan persahabatan dari Presiden Trump kepada Taiwan,” ujar Azar kepada Tsai di Kantor Kepresidenan di Taipei.
”Respons Taiwan menghadapi Covid-19 adalah di antara yang terbaik di dunia dan itu merupakan penghormatan terhadap masyarakat dan budaya Taiwan yang terbuka, transparan, dan demokratis,” kata Azar.
Sementara Tsai mengatakan, kunjungan Azar merepresentasikan ”langkah maju kolaborasi antipademi kedua negara”. Ia menyebut pengembangan vaksin serta penelitian dan produksi obat sebagai salah satu area kerja sama.
Merespons kunjungan itu, Beijing mengajukan protes dan menyatakan bahwa kunjungan Azar itu sebagai pengkhianatan atas komitmen AS untuk tidak melakukan kontak resmi dengan Taiwan. China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan, jika diperlukan, akan menggunakan kekuatan militer untuk mengendalikannya.
Dalam kunjungan tiga harinya di Taiwan, selain bertemu dengan Presiden Tsai, Azar dijadwalkan bertemu dengan pejabat otoritas kesehatan untuk membahas kerja sama penanggulangan pandemi Covid-19. Selama ini, sistem kesehatan Taiwan telah mendapat pujian di dunia karena mampu menekan jumlah kasus Covid-19 di bawah 500 kasus dengan ”hanya” tujuh kasus meninggal meski secara geografis dekat dengan China.
Pengganjal hubungan
China melihat Taiwan sebagai pemicu masalah dalam hubungannya dengan Washington, di luar penyebab lain, seperti dalam aspek perdagangan, teknologi, Laut China Selatan, dan respons China menghadapi pandemi Covid-19.
Selama ini, AS tetap mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan untuk menghormati Beijing. Namun, AS menjadi sekutu sekaligus penyuplai alat-alat pertahanan utama bagi Taiwan.
Azar merupakan Menteri Kesehatan pertama yang berkunjung ke Taiwan sekaligus anggota kabinet AS pertama yang bertandang ke Taiwan dalam enam tahun terakhir. Pada tahun 2014, Kepala Badan Perlindungan Lingkungan AS Gina McCarthy mengunjungi Taiwan dan menuai protes Beijing.
Kementerian Kesehatan AS menyampaikan bahwa Azar akan membahas seputar pandemi Covid-19, kesehatan global, dan peran Taiwan sebagai pemasok alat-alat dan teknologi kesehatan. Lawatan Azar dipermudah oleh Undang-Undang Perjalanan Taiwan tahun 2018 yang mendorong Washington mengirim pejabat tingginya ke Taiwan setelah beberapa dekade hal ini jarang terjadi untuk menghindari ketegangan dengan Beijing.
China telah memutus kontak dengan Tsai setelah ia menolak mengakui klaim China atas Taiwan. Tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer terhadap Tsai pun meningkat, termasuk membajak beberapa sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa dan mengeluarkan Taiwan dari pertemuan internasional, antara lain, Majelis Kesehatan Dunia (WHA). Taiwan juga tidak bisa menjadi angggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena muncul keberatan dari China.
”Saya ingin menegaskan kembali bahwa pertimbangan politik tidak seharusnya didahulukan dari hak atas kesehatan. Keputusan melarang Taiwan berpartisipasi dalam WHA adalah sebuah pelanggaran hak-hak universal atas kesehatan,” kata Tsai.
Hal tersebut pada akhirnya memunculkan simpati bipartisan di Washington dan mendesak agar hubungan pemerintah dan militer dengan Taiwan diperkuat.