Konvensi Demokrat Fokus pada Keragaman Amerika Serikat
Covid-19 memaksa Demokrat menggelar konvensi secara virtual. Konvensi menekankan pesan keragaman AS. Sebab, Demokrat dan banyak pihak menilai kini AS amat terbelah.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Konvensi Nasional Demokrat dipenuhi simbol keragaman Amerika Serikat. Para pembicara di konvensi secara virtual itu mengajak warga tidak meremehkan hak pilih. Konvensi digelar di Milwaukee, Wisconsin, AS, Senin (17/8/2020) malam waktu setempat atau Selasa pagi WIB.
Pandemi Covid-19 yang telah menewaskan 173.716 orang dan menginfeksi 5,6 juta orang di AS itu membuat Konvensi Nasional Demokrat (DNC) digelar secara virtual untuk pertama kalinya.
Aktris berdarah Latin, Eva Longoria, pembawa acara pada malam pertama DNC, menyebut DNC 2020 sebagai konvensi yang tidak konvensional (unconventional convention). Meski digelar secara virtual, DNC 2020 tetap dipusatkan di Milwaukee dan berlangsung pada 17-20 Agustus 2020.
Setiap menjelang pemilihan presiden, partai-partai di AS menggelar konvensi nasional untuk menetapkan secara resmi calon presiden yang akan disokong partai.
Konvensi tetap digelar meski calon yang akan disokong sudah jelas, seperti Joe Biden pada pemilu 2020 atau Hillary Clinton pada pemilu 2016. Biden tidak dijadwalkan hadir di Milwaukee. Ia tetap di rumahnya di Wilmington, Delaware, kala menerima penetapan pada babak akhir DNC 2020.
Mantan Ibu Negara AS Michelle Obama menjadi pembicara utama dan terakhir pada malam pertama, Senin. Ia menyinggung keragaman AS sekaligus menyesalkan kondisi yang dialami negara ini dalam beberapa tahun terakhir.
”Dulu kita memimpin internasional menghadapi wabah ebola. Memanfaatkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19, AS tidak lagi menunjukkan kepemimpinan dunia, seperti di masa presiden-presiden sebelumnya. Michelle menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai presiden yang salah untuk AS. Alih-alih menunjukkan keteguhan dan kesigapan, Pemerintah AS malah memicu perpecahan, kekacauan, serta ketiadaan empati.
”Dia (Trump) punya banyak waktu untuk membuktikan bisa bekerja. Walakin, dia jelas kebingungan. Tidak bisa menghadapi saat ini. Dia tidak bisa menjadi yang kita inginkan,” ujar Michelle.
Ia menambahkan, kursi kepresidenan tak mengubah seseorang. ”Jabatan itu hanya menunjukkan siapa Anda. Pemilu juga bisa mengungkap siapa Anda,” kata Michelle, yang mengajak setiap orang membuat keputusan demi masa depan AS.
Keragaman
Pemilihan pembawa acara dan para pembicara DNC 2020 menekankan pada keragaman AS. Setelah videoklip iklan kampanye Demokrat, Longoria memandu telewicara dengan warga biasa dari sejumlah kota soal kondisi AS saat ini.
Selanjutnya, warga AS dari sejumlah negara bagian menyanyikan lagu kebangsaan. Seorang anak kulit hitam dari Indiana menyanyi pertama kali. Setelah dia, warga dari berbagai negara bagian dan warna kulit bersama-sama menyanyikan ”Star Spangled Banner”.
Demokrat memilih, antara lain, Philonise Floyd sebagai pembicara. Pada Mei 2020, saudara Philonise, George Floyd, tewas setelah leher dan punggungnya ditekan sejumlah polisi Minneapolis dengan lutut.
Sebelum George Floyd, kematian dengan cara serupa dialami Eric Gardner di New York pada 2016. Ibu Gardner, Gwen Carr, juga menyampaikan pendapat dalam DNC 2020.
Gubernur New York Andrew Cuomo turut memanfaatkan kesempatan berbicara di DNC 2020 untuk menyerang Trump. Masalah AS, menurut Cuomo, memburuk di masa pemerintahan Trump.
”Kita perlu pemimpin baik, menawarkan yang terbaik kepada kita. Pemimpin yang bisa menyatukan. Saya tahu orang itu, dialah Joe Biden,” ujarnya.(AP/REUTERS)