Biden hanya punya 2,5 bulan untuk menyatukan semua faksi di partainya. Peluang Biden memenangi pemilu 2020 akan berkurang jika para pemilih Demokrat tidak kompak menyokongnya.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WISCONSIN, JUMAT — Pesan persatuan menjadi salah satu tema utama sepanjang Konvensi Nasional Demokrat 2020 yang dipusatkan di Milwaukee, Wisconsin. Calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat, Joe Biden, menekankan hal itu dalam pidato pada malam terakhir konvensi.
Digelar sejak 17 Agustus 2020 malam, Konvensi Nasional Demokrat (DNC) 2020 berakhir pada Kamis (20/8/2020) malam waktu Milwaukee atau Jumat pagi WIB. Pada akhir konvensi yang digelar secara daring itu, Biden secara resmi menerima penetapan dirinya sebagai capres AS dari Demokrat. ”Saya akan jadi presiden (bagi seluruh) Amerika. Saya akan bekerja sama kerasnya untuk mereka yang tidak mendukung saya, seperti juga untuk mereka yang mendukung saya. Mewakili semua, bukan cuma pemilih partai,” ujarnya.
Ia menekankan, pemilu 2020 tidak boleh jadi momen partisan. Pemilu November 2020 harus menjadi peristiwa persatuan. ”Amerika bukan cuma pertarungan kepentingan negara merah (dominan Republikan) atau negara biru (dominan Demokrat). Kita lebih besar dari,” katanya.
Ia juga mencoba merangkul kelompok muda dan progresif dengan menyoroti empat isu penting bagi AS masa kini. ”Empat krisis bersejarah, secara bersamaan, badai yang sempurna. Pandemi terburuk dalam 100 tahun, krisis ekonomi terburuk sejak Depresi Besar, tuntutan paling besar tentang keadilan rasial sejak 1990, dan fakta tidak terbantahkan soal perubahan iklim,” tuturnya.
Dari empat isu yang disoroti Biden, rasisme dan perubahan iklim paling banyak mendapatkan perhatian kelompok progresif dan pemuda. Politisi progresif, seperti Elizabeth Warren, Bernie Sanders, dan Alexandra Ocasio Cortez, bolak-balik menekankan kedua isu itu.
Gubernur California Gavin Newsom menyebut, perubahan iklim amat nyata di California. ”Presiden AS mengancam California, 40 juta warga Amerika yang tinggal di California, untuk mengurangi dana bagi penanggulangan kebakaran hutan karena menilai kami tidak cukup berusaha,” katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, California terus-menerus dilanda kebakaran hutan dan lahan. Newsom menyebut, negara bagian tempat banyak pesohor global tinggal, termasuk Pangeran Harry dan keluarganya, itu bukti nyata perubahan iklim.
Isu persatuan dianggap penting karena Biden dan Demokrat menilai AS semakin terbelah. Selain itu, peluang Biden memenangi pemilu 2020 akan berkurang jika para pemilih Demokrat tidak kompak menyokongnya. Biden hanya punya 2,5 bulan untuk menyatukan semua faksi di partainya. Ia dan Demokrat juga mencoba menjangkau pemilih di luar Demokrat. Caranya, dengan menyiarkan pidato Republikan yang menolak menyokong Donald Trump, Presiden AS yang kembali dicalonkan Republikan pada pemilu 2020.
Sayangnya, cara itu diprotes sebagian Demokrat, seperti Sanders. Ia menilai panitia DNC 2020 memberi terlalu banyak alokasi waktu untuk para Republikan dibandingkan kubu progresif di Demokrat.
Sokongan kapitalis
Demokrat juga mencoba mematahkan serangan kepada Biden sebagai politisi yang tidak suka pada kapitalisme dan cenderung menyokong ide sosialisme. Demokrat melakukan itu dengan menyiarkan pidato Mike Bloomberg, salah satu orang terkaya AS. ”Rencana ekonomi Donald Trump memberi potongan besar pajak untuk orang yang tidak membutuhkannya, seperti saya,” ujarnya.
Ia menyebut Biden akan membalikkan keadaan dan memungut pajak dari orang sepertinya. Dengan pajak itu, layanan umum bisa disediakan lebih luas. ”Pelatihan untuk orang yang kehilangan kerja, membuat perguruan tinggi lebih terjangkau, berinvestasi pada riset,” katanya.
Selama bertahun-tahun, Trump menjadikan isu pajak untuk menyerang Demokrat. Ia menyebut daerah yang dipimpin Demokrat cenderung mengenakan pajak lebih tinggi.
Selain isu pajak, Trump juga menuding Demokrat berusaha mencurangi pemilu 2020 dengan cara mendorong pemilihan lewat pos. ”Mereka membahas soal pengiriman 51 juta suara kepada orang tidak jelas. Mengerikan, kecurangan pemilu,” ujarnya pada Kamis malam.
Alih-alih menjelaskan dasar tuduhannya, ia malah mengalihkan pembicaraan pada kekacauan yang ditimbulkan pemilihan lewat pos. Ia merujuk pada pemilu internal Demokrat di salah satu daerah pemilihan New York. Calon petahana, Carolyn Maloney, disebutkan menang. Sementara penantangnya, Suraj Patel, menolak mengaku kalah karena merasa surat suara lewat pos tidak dihitung dengan benar. Kini, kasus itu sedang ditangani pengadilan setempat.
Trump mencoba berbagai cara untuk menggagalkan pemilu lewat pos yang disokong Demokrat dan sejumlah Republikan. Ia menolak menyetujui subsidi bagi kantor pos karena dana itu, antara lain, dipakai untuk mengantar surat suara. Penolakan dan tudingan Trump soal pemilu lewat pos dikecam banyak orang. Mereka menyebut Trump meragukan proses demokrasi di AS.
Menanggapi pidato Biden yang menyebutnya tidak becus bekerja, Trump membalas bahwa Biden punya 47 tahun sebagai politisi untuk mewujudkan semua isu pidatonya. Walakin, Biden dinilai tidak melakukan itu. ”Cuma pidato,” tulisnya di media sosial. (AP/REUTERS)