Artikel soal Biden Diblokir, Trump Kecam Facebook dan Twitter
Dua raksasa media sosial, Facebook dan Twitter, membuat geram Presiden Donald Trump karena membatasi penyebaran tautan artikel soal rivalnya, Joe Biden.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Twitter dan Facebook yang telah memblokir tautan pada artikel The New York Post yang diterbitkan untuk mengungkap transaksi yang diduga korup calon Presiden AS dari Demokrat, Joe Biden, dan putranya di Ukraina.
Surat kabar itu menyatakan, mereka telah mendapatkan komputer yang ditinggalkan oleh Hunter Biden yang melibatkan ayahnya dalam urusan bisnisnya di Ukraina. Biden yang juga mantan wakil presiden itu telah berulang kali menyangkal keterlibatannya.
”Sebuah surat elektronik mengungkap bagaimana Hunter Biden mengenalkan pebisnis Ukraina kepada ayahnya yang wakil presiden,” tulis New York Post, Rabu (15/10/2020).
Facebook dan Twitter membatasi tautan artikel itu sebab tulisan itu patut dipertanyakan kebenarannya. ”Ini adalah bagian dari standar kami untuk mengurangi penyebaran misinformasi,” kata juru bicara Facebook, Andy Stone.
Adapun Twitter menyebutkan, pihaknya membatasi penyebaran tautan artikel tersebut karena menyangsikan ”sumber materi” yang ada dalam artikel itu.
Para pendukung Partai Republik marah terhadap kebijakan dua media sosial itu dan menyebutnya sebagai sensor partisan.
Trump yang tertinggal dari Biden dalam jajak pendapat 20 hari menjelang pemilihan presiden juga mengecam dua raksasa media sosial itu.
”Sangat mengerikan bahwa Facebook dan Twitter melarang bukti surat elektronik ’yang tak terbantahkan’ terkait Sleepy Joe Biden dan anaknya Hunter di @NYPost,” cuit Trump. ”Ini baru awal bagi mereka. Tak ada yang lebih buruk dari politisi korup,” kata Trump.
Dalam kampanye di Iowa, Trump mengatakan, akun Twitter Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany diblokir setelah membagikan artikel NYP itu. ”Karena dia melaporkan kebenaran! Mereka menutup akunnya,” ujar Trump.
CEO Twitter Jack Dorsey menyesalkan bagaimana Twitter mengomunikasikan pembatasan artikel itu. ”Komunikasi atas tindakan kami terhadap artikel @NYPost tidak bagus dan memblokir penyebaran URL (tautan) melalui cuitan atau DM (pesan langsung) tanpa konteks alasannya: tidak dapat diterima,” cuit Jack.
NYP menyatakan, komputer Hunter Biden ditinggalkan oleh pemiliknya di tempat servis komputer di Delaware pada April 2019.
Pemilik toko servis itu menyampaikan kepada surat kabar tersebut bahwa komputer tersebut sepertinya dilupakan pemiliknya, ia menyalin arsip di dalamnya dan menyerahkan cakram kerasnya kepada otoritas federal.
Pemilik toko servis itu juga menyerahkan salinan arsip dari komputer itu kepada Rudy Giuliani, pengacara pribadi Presiden Trump yang kemudian memberikannya kepada NYP.
Media AS itu mengkritik Facebook dan Twitter karena membantu kampanye Biden dan mengatakan bahwa tidak ada satupun yang membantah isi artikel yang sudah mereka terbitkan. ”Facebook dan Twitter bukan platform media. Mereka adalah mesin propaganda,” tulis NYP dalam tajuknya.
Dalam suratnya kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg, Senator Republikan Josh Hawley mengatakan, pemblokiran ”yang tampaknya selektif” menunjukkan keberpihakan Facebook.
Artikel NYP itu berisi laporan bahwa, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, Biden membantu anaknya dan Burisma, perusahaan energi Ukraina tempat Hunter menjadi salah satu direksinya.
Dalam satu surat elektronik pada April 2015, dewan penasihat Burisma, Vadym Pozharskyi, berteima kasih kepada Hunter karena telah mengundangnya ke Washington untuk bertemu dengan ayahnya. Akan tetapi, tidak ada indikasi kapan pertemuan digelar dan apakah itu benar terjadi.
Biden berulang kali membantah tuduhan itu. ”Saya tidak pernah membahas kesepatan bisnis dengan anak saya,” katanya pada September 2019.
”Kami telah memeriksa jadwal kerja Biden di waktu itu dan tidak ada pertemuan seperti yang dituduhkan The New York Post,” kata tim kampanye Biden. (AFP/REUTERS)