Saling Serang dengan Trump dalam Debat Terakhir, Biden Pun Menyebut Tuhan
Debat terakhir capres AS, Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, berlangsung lebih tertib dibanding debat pertama. Ini berkat tombol pembisu yang digunakan panitia untuk mencegah hujan interupsi.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TENNESSEE, JUMAT — Meski lebih tertib, debat terakhir calon presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe Biden pada Kamis (22/10/2020) malam waktu Tennessee atau Jumat pagi WIB tetap dipenuhi interupsi dan saling serang. Mereka membahas Covid-19, perubahan iklim, rasialisme, serta dugaan menerima uang dari pihak asing.
Trump menuding Biden menjadi penyebab banyak orang kulit hitam dipenjara akibat kesalahan kecil. Tudingan merujuk pada dukungan Biden, kala menjadi senator AS, pada undang-undang yang dinilai membuat pelaku kejahatan ringan tetap harus dipenjara. ”Anda tidak melakukan apa pun kecuali mendukung UU Tindak Pidana Ringan,” ujar Trump.
Perdebatan itu terjadi di tengah pembahasan soal rasialisme di AS. Sesuai aturan awal, peserta debat tidak boleh menyela apabila peserta lain belum selesai memanfaatkan waktu 120 detik untuk berbicara. Karena itu, Biden tidak bisa menyela pernyataan Trump dan hanya bisa berkata ”Ya Tuhan” berkali-kali. Selain pada tema rasialisme, Biden juga mengatakan hal itu dalam beberapa tema lain.
Komentar Biden dan Trump tetap terdengar kala lawan debat berbicara. Sebab, pelantang tetap diaktifkan. Tombol pembisu yang disiapkan panitia tidak digunakan dalam debat terakhir itu. Panitia menyiapkan tombol itu setelah debat pertama dipenuhi saling ejek dan baku sela antara Biden dan Trump. Dalam debat terakhir ini, Biden-Trump lebih tertib dan tidak serta-merta memotong pembicaraan lawannya.
Selain terus berupaya meraih dukungan di negara-negara bagian pusat pertarungan (battleground), Trump berusaha memanfaatkan debat terakhir capres melawan Biden, Jumat pagi WIB, guna mengubah arah dukungan pemilih. Dalam sejumlah jajak pendapat nasional, Biden sementara lebih diunggulkan daripada Trump.
Tudingan Biden
Biden tidak selalu pasif selama debat. Ia antara menuding Trump menyembunyikan uang di rekening luar negeri dan menerima uang di luar negeri. ”Saya tidak pernah mengambil sepeser pun uang dari asing. Presiden (Trump) berbisnis di China. Saya mengumumkan laporan pajak selama 20 tahun terakhir. Presiden tidak pernah mengumumkan laporan pajak. Presiden terima uang banyak dari China, Rusia,” ujar Biden.
Ia mengatakan itu kala Trump menyebutnya menerima uang dari perusahaan di Ukraina. Sejak 2019, Trump berulang menuding Biden, melalui Hunter Biden, menerima uang dengan memanfaatkan pengaruhnya sebagai wakil presiden AS.
Biden membalas tudingan Trump dengan mengungkit soal bisnis Trump di luar negeri dan laporan pajak pengusaha yang jadi presiden itu. Selama bertahun-tahun, Trump memang tidak mengungkap laporan pajak dan berkali-kali beralasan sedang menunggu audit oleh kantor pajak sebelum mengumumkan laporan pajak.
Trump juga menyangkal membayar pajak amat rendah, sebagaimana dilaporkan koran The New York Times beberapa waktu lalu. ”Saya membayar pajak di muka (senilai) puluhan juta dollar AS,” ujarnya.
Trump menyalahkan Biden karena dinilai tidak becus bekerja selama jadi senator dan Wakil Presiden AS. ”Kalau Anda melakukan semua yang Anda kampanyekan, saya tidak akan mencalonkan diri. Karena Anda dan Obama tidak becus bekerja, saya terpaksa mencalonkan diri,” ujarnya.
Trump juga menyergah balik Biden kala membahas penanganan Covid-19. ”Tidak semua orang bisa mengurung diri di rumah seperti Biden. Dia mungkin mendapat uang dari mana-mana. Tidak semua orang bisa seperti itu, harus bekerja,” ujarnya, menyinggung fakta bahwa Biden lebih banyak berada di rumahnya di Delaware selama pandemi.
Biden juga menolak pembatasan gerak diakhiri lebih cepat selama pandemi belum terkendali. Sebaliknya, Trump menyebut bahwa pembatasan tidak bisa terus-menerus dilakukan. Sebab, orang butuh bekerja dan melakukan aneka aktivitas untuk melanjutkan hidup. ”Lihat California, New York, Pennsylvania. Mereka menutup diri dan mereka sekarat. Semua daerah yang dikontrol Demokrat sekarat,” ujar Trump.
Trump kembali menyiratkan bahwa Covid-19 tidak berbahaya. Sebab, 99 persen pengidapnya sembuh. Trump termasuk salah seorang pengidap Covid-19 yang pulih.
Biden membalas dengan menyebut AS kini mencatatkan infeksi dan kematian tertinggi di dunia. Hingga Jumat ini, sebanyak 8,3 juta orang terinfeksi dan lebih dari 200.000 orang tewas akibat Covid-19 di AS. ”Kunci virusnya, bukan negara,” ujarnya.
Ia juga menyangkal tidak berbuat apa-apa selama jadi senator dan Wapres AS. Biden, antara lain, menunjukkan aneka kebijakan yang dibuatnya bersama Obama bisa memulihkan perekonomian AS dari dampak krisis 2008. (AP/REUTERS)