AS Berencana Mulai Vaksinasi Massal Bulan Desember
Otoritas kesehatan di AS menunggu data lengkap hasil uji klinis tahap III vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat vaksinasi massal, Desember mendatang.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — Amerika Serikat berencana melakukan vaksinasi massal pada Desember mendatang. Syaratnya, sudah ada data lengkap soal vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech. AS dan Uni Eropa telah memesan 400 juta dosis vaksin buatan perusahaan itu.
Dalam pernyataan, Selasa (10/11/2020) siang waktu Washington atau Rabu dini hari WIB, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan, tahap awal vaksinasi akan dilakukan pada orang tua di panti jompo, pekerja kesehatan, dan pekerja layanan gawat darurat. Vaksinasi untuk kelompok itu ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Azar menambahkan, permulaan vaksinasi akan menunggu izin darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Izin akan dikeluarkan jika Pfizer menyerahkan data hasil uji coba ke BPOM AS. Dalam pernyataan pada Senin, Pfizer mengklaim kefektifan calon vaksinnya di atas 90 persen.
AS memiliki kontrak pembelian senilai 1,95 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27,5 triliun untuk membeli 100 juta dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer. Washington juga mempunyai hak menambah pesanan hingga 500 juta dosis lagi. Dengan demikian, dari Pfizer saja, AS bisa menyediakan vaksin bagi 250 juta penduduknya.
Selain dari Pfizer, AS juga menunggu vaksin dari sejumlah produsen lain. Melalui program Operation Warp Speed, AS mengucurkan 5 miliar dollar AS untuk pengembangan vaksin dan obat Covid-19. ”Pada akhir Maret, awal April, kami berharap akan ada cukup vaksin untuk setiap (warga) yang mau,” kata Azar.
AS juga mulai menyebarkan obat antibodi. Daerah dengan pasien Covid-19 yang banyak akan diprioritaskan untuk menerima obat antibodi itu. BPOM AS telah memberikan izin penggunaan darurat bagi obat yang dikembangkan Eli Lilly itu. ”Kami akan memastikan distribusi yang adil dan kami akan bekerja sama erat dengan para gubernur,” ujar Azar.
Sedikitnya 79.000 dosis obat antibodi dikirimkan pekan ini ke berbagai penjuru AS. Wisconsin, Texas, California, dan Illinois akan mendapat paling banyak. AS telah membeli total 300.000 dosis obat itu dan berhak memesan hingga 650.000 dosis lagi pada 2021.
Pesanan UE
Sementara itu, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan, Uni Eropa (UE) akan menandatangani pembelian 300 juta dosis vaksin dari Pfizer-BioNtech. Kesepakatan itu disahkan pada Rabu ini. ”Ini vaksin paling menjanjikan sejauh ini. Kala vaksin ini tersedia, kami berencana menyebarkan secepat mungkin di mana pun di Eropa,” ujarnya.
Selain dengan Pfizer, UE juga sudah mengikat kontrak dengan tiga perusahaan farmasi lain. Dengan demikian, 27 negara anggota UE bisa membeli total 1 miliar dosis vaksin Covid-19.
”Ada lebih banyak lagi (vaksin yang) akan datang. Kami sudah mulai berkoordinasi dengan negara anggota untuk vaksinasi nasional. Sudah hampir mencapai itu. Sementara itu, mari kita tetap berhati-hati dan tetap menjaga kesehatan,” kata Von der Leyen.
Komisi Eropa memastikan vaksin akan tersedia pada waktu bersamaan untuk semua negara anggota. Seperti AS, UE juga akan memprioritaskan vaksinasi bagi orang tua, pekerja kesehatan, dan kelompok berisiko lainnya.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan, negaranya akan mendapat hingga 20 juta dosis pada tahap awal. Vaksinasi di Spanyol mungkin akan gratis. Madrid memperkirakan akan tersedia vaksin untuk seluruh warganya pada April atau Mei 2021. Dengan demikian, perang melawan pandemi bisa mencapai tahap baru.
Pakar kesehatan di Oxford University, John Bell, menyebut pengumuman Pfizer hanyalah permulaan dari babak baru. Anggota Dewan Pertimbangan Ilmiah untuk Kegawatdaruratan (SAGE) itu menyebut beberapa vaksin lain yang sedang diuji kemungkinan akan sama efektifnya.
”Saya tidak akan terkejut jika pada tahun baru ada dua atau tiga vaksin yang bisa didistribusikan. Saya optimistis vaksinasi memadai pada triwulan pertama tahun depan dan bisa memulai kehidupan normal pada musim semi,” ujarnya.
Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin dan menunggu izin penggunaan darurat yang diharapkan diberikan pada akhir November 2020. Pada pertengahan Desember, menurut Bell, London bisa memulai langkah baru soal vaksin.
Vaksin dari Rusia
Dari Moskwa dikabarkan, Kementerian Kesehatan Rusia menyebut Turki berminat memproduksi vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V. Moskwa mengklaim aras kefektifan Sputnik V mencapai 92 persen. Rusia telah beberapa kali menggelar uji klinis vaksin itu. Ada 16.000 sukarelawan dalam uji klinis tahap I.
Sementara itu, uji klinis tahap III yang digelar oleh Gamaleya Institute, ada 40.000 sukarelawan yang disuntik di 29 klinik. Hingga 10.000 di antara sukarelawan uji klinis tahap III tidak menerima calon vaksin. Walakin, mereka tidak tahu soal itu. Mereka hanya tahu telah disuntik cairan tertentu dalam proses uji coba.
Ankara tidak berkomentar soal klaim Moskwa. Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, hanya menyebut telah menelepon Menkes Rusia Mikhail Murashko dan membahas sejumlah hal. (AP/AFP/REUTERS)