Presiden Amerika Serikat Donald Trump urung hadir pada pertemuan puncak pemimpin negara-negara ASEAN, KTT ASEAN, dan hanya diwakili oleh Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Untuk ketiga kalinya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak hadir dalam pertemuan tingkat tinggi pemimpin negara ASEAN, Konferensi Tingkat Tinggi ke-37 ASEAN, Sabtu (14/11/2020). Pemerintah AS mengirimkan Penasihat Keamanan Robert O’Brien dalam KTT yang akan berlangsung secara daring ini.
Dalam sambutannya, O’Brien menyatakan penyesalan Trump karena tidak bisa menghadiri pertemuan puncak daring dengan 10 negara anggota ASEAN. Namun, Trump menekankan pentingnya hubungan dengan negara-negara di kawasan ini.
”Pada saat krisis global ini, kemitraan strategis AS-ASEAN menjadi semakin penting karena kita bekerja sama untuk memerangi virus korona,” kata O’Brien.
Selama empat tahun kepemimpinannya, Trump baru sekali menghadiri KTT ASEAN, yaitu pada 2017. Dua pertemuan terakhir Pemerintah AS tetap ikut serta dalam pertemuan tahunan itu walau hanya mengirimkan perwakilan setingkat direktur. Sempat berencana untuk melaksanakan pertemuan khusus dengan negara-negara ASEAN di Las Vegas, Maret 2020, tapi kegiatan itu batal karena pandemi.
Dunia mengamati bahwa kini Trump sibuk dengan penolakannya atas hasil pemilihan presiden 3 November yang dimenangi oleh calon presiden dukungan Partai Demokrat, Joe Biden. Dia bersikeras kalau dirinya menjadi korban kecurangan pemilu. Sementara sebagian besar negara telah mengakui kemenangan Biden, termasuk China dan beberapa negara Uni Eropa.
Dalam sebuah pernyataannya, Gedung Putih menyebutkan bahwa O’Brien juga akan mewakili AS pada KTT virtual Asia Timur, Sabtu malam, dengan ASEAN serta China, Jepang, dan Korea Selatan. Terlepas dari ketidakhadiran Trump, dikatakan bahwa ASEAN tetap menjadi inti dari visinya untuk ”Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”, strategi Washington untuk melawan pengaruh China yang tumbuh di kawasan.
Pengaruh China di kawasan ini akan semakin berkembang dengan penandatanganan perjanjian kerja sama perdagangan bebas besar-besaran, yaitu Kemitraan Komprehensif Regional (RCEP), yang akan ditandatangani Minggu (15/11/2020). Kerja sama ekonomi itu melibatkan sejumlah negara yang mencakup hampir sepertiga ekonomi dunia, termasuk di dalamnya adalah ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
India mundur meski telah dibujuk oleh Jepang dan Korea Selatan. Amerika Serikat juga tidak termasuk di dalam kerja sama ini meski negara adidaya itu memiliki nilai perdagangan cukup besar, yaitu sekitar 2 triliun dollar AS dengan kawasan tersebut.
Dalam sambutannya, O’Brien menyebut ASEAN sebagai mitra dagang terbesar keempat bagi AS, dengan perdagangan mencapai lebih dari 354 miliar dollar AS tahun lalu. ”Kami sangat menghargai upaya mitra ASEAN untuk menjaga agar rantai pasokan utama tetap terbuka, pabrik beroperasi, dan APD mengalir,” katanya, merujuk pada alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi dari virus korona.
Dia juga menyinggung kalau negaranya telah menyumbang 87 juta dollar AS untuk memerangi virus korona di Asia Tenggara, termasuk menyediakan ventilator dan APD buatan Amerika. ”Amerika Serikat mendukung Anda dan kami tahu Anda mendukung kami,” ujarnya. (AP)