RCEP Akan Menjadi Katalis Pemulihan Ekonomi Kawasan
Presiden Joko WIdodo mengajak semua pihak untuk tetap optimistis di tengah deraan pandemi. Kerja sama ekonomi yang dijalin oleh negara-negara di kawasan dapat menjadi katalis pemulihan ekonomi.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS —Untuk memulihkan perekonomian pascapandemi, ASEAN dan Australia perlu memperkuat upaya integrasi ekonomi kedua belah pihak. Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP yang akan ditandatangani pada Minggu (15/11/2020). RCEP ini diyakini akan bisa menjadi katalis pemulihan ekonomi di kawasan regional bahkan dunia.
Hal itu dikemukakan Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dua tahunan ke-2 ASEAN-Australia yang digelar secara virtual melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/11/2020). ”Implementasi RCEP nantinya akan membutuhkan komitmen yang besar dari semua pihak,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga memandang ASEAN-Australia perlu memperkuat komitmen untuk meningkatkan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru melalui peningkatan kelancaran lalu lintas barang, penguatan rantai pasokan global dengan memanfaatkan ASEAN sebagai basis produksi yang kompetitif, pengembangan kerja sama industri 4.0 dan ekonomi digital, serta peningkatan interaksi antara pelaku usaha ASEAN dan Australia.
Untuk bisa mewujudkan itu semua, Presiden Jokowi mendorong terciptanya stabilitas dan keamanan di kawasan karena ini merupakan fondasi bagi upaya pemulihan ekonomi pascapandemi. Kuncinya ada pada penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1983. ”Pesan ini perlu terus kita gaungkan ke dunia,” ujarnya.
Multilateralisme
Selain itu, Presiden Jokowi memandang implementasi program secara konkret dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific krusial sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan. Pada masa sulit seperti saat ini, kerja sama adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh. ”Saya yakin kemitraan ASEAN dan Australia dapat menjadi penyangga utama paradigma kerja sama dan kolaborasi bagi stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan,” ujarnya.
Ketika menghadiri KTT ASEAN-Selandia Baru, Presiden Jokowi juga menyuarakan pesan yang sama, memperkuat kemitraan di Pasifik, terutama Pasifik Selatan, untuk bidang perikanan dan perubahan iklim. Pijakan kerja sama itu bisa melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi lebih menekankan perlunya kerja sama penguatan multilateralisme. ”Kita harus memastikan multilateralisme berlaku untuk semua,” ujarnya.
ASEAN-AS
Untuk ketiga kali, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak menghadiri pertemuan KTT ASEAN-AS. Trump diwakili Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien. Meski tidak hadir, O’Brien mengatakan, Trump tetap menekankan pentingnya hubungan AS dengan ASEAN. ”Pada saat krisis global seperti sekarang, kerja sama strategis AS-ASEAN semakin penting, terutama dalam melawan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Trump pernah menghadiri KTT ASEAN pada tahun 2017, tetapi kemudian mengirimkan perwakilan pada dua pertemuan terakhir. Gedung Putih menyebutkan, O’Brien juga hadir dalam pertemuan KTT Asia Timur yang dihadiri ke-10 negara anggota ASEAN ditambah China, Jepang, dan Korea Selatan. Meski Trump tidak hadir, ASEAN tetap menjadi fokus penting Trump sesuai dengan visinya ”Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
Dalam pidatonya, O’Brien mengatakan, ASEAN merupakan rekan dagang AS terbesar keempat dengan nilai 354 miliar dollar AS tahun lalu. ”Kami sangat menghargai upaya rekan-rekan di ASEAN untuk tetap memastikan kelancaran rantai pasokan dan tetap membuka pabrik alat perlindungan diri melawan korona,” ujarnya.
Ia mencatat, AS telah menyumbang 87 juta dollar AS untuk memerangi pandemi Covid-19 di kawasan Asia Tenggara, termasuk menyediakan ventilator buatan AS. ”AS akan selalu membantu dan kami juga tahu ASEAN juga akan selalu membantu kami,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang hadir dalam KTT ASEAN-AS mewakili Presiden Jokowi mengatakan dalam pertemuan itu, dirinya menyampaikan hubungan ASEAN dan AS penting untuk tetap diperkuat karena AS merupakan salah satu mitra strategis ASEAN di kawasan.
Selama empat tahun terakhir, kerja sama ekonomi dan pembangunan berkembang baik. AS menjadi mitra dagang dan investasi kedua terbesar untuk ASEAN. Angka perdagangan ASEAN-AS meningkat 39 persen dari 211,8 miliar dollar AS menjadi 294,6 miliar dollar AS. Investasi AS meningkat 110 persen dari 11,65 miliar dollar AS menjadi 24,5 miliar dollar AS. Pada bidang energi, ASEAN-AS juga telah mengembangkan kerja sama jangka panjang periode 2021-2025.
”Ke depan, Indonesia tetap berharap AS menjadi mitra penting dan strategis bagi kawasan Indo-Pasifik, termasuk di antaranya penerapan ASEAN Outlook in the Indo-Pacific. Kemitraan ini diharapkan dapat menjadi pendorong positif untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan,” kata Retno. (AP)