Biden Serukan Stimulus Baru untuk Tanggulangi Korona di AS
Partai Republik di Senat AS menolak untuk mendukung usulan Biden terkait anggaran itu. Republik memilih untuk meloloskan rancangan undang-undang yang lebih kecil.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, Senin (16/11/2020), menyerukan perlu paket stimulus baru untuk membantu negaranya pulih dari kerusakan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Nilai paket yang diusulkan presiden terpilih dari Demokrat itu ialah 2,2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 31 kuadriliun.
Seruan Biden itu muncul setelah dia menggelar pertemuan dengan para pemimpin bisnis dan buruh. Dalam pertemuan itu, Biden menjabarkan rencana-rencananya bagi AS, sekaligus mendapat umpan balik dari mereka.
Paket stimulus besar-besaran hanya dapat disetujui oleh anggota parlemen Washington. Langkah itu dianggap sebagai kunci untuk membuat AS bangkit kembali setelah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan anjloknya tingkat pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Biden meminta Kongres untuk mendukung langkah usulan atas paket stimulus senilai 2,2 triliun dollar AS yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin oleh Demokrat.
”Kita memiliki semua dana dan kapasitas untuk mengurus masing-masing atas hal itu sekarang. Tidak besok, tapi sekarang,” kata Biden dalam pidatonya di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, negara bagian yang ia wakili selama tiga dekade di Senat.
Partai Republik di Senat telah menolak untuk mendukung tindakan terkait anggaran itu. Kubu Republik lebih memilih untuk meloloskan rancangan undang-undang yang lebih kecil yang ditargetkan pada kebutuhan tertentu. Usulan tersebut di sisi lain telah ditolak oleh para pemimpin Demokrat.
Kongres AS pada Maret menyetujui Undang-Undang CARES senilai 2,2 triliun dollar AS pula. Anggaran itu mencakup program pinjaman dan hibah untuk membantu usaha kecil serta pembayaran yang diperluas kepada para pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka.
Program-program tersebut dipandang penting dalam membantu sektor-sektor seperti penjualan ritel pulih dari penurunan. Namun, anggaran itu telah berakhir selama musim panas.
Kondisi itu pun meningkatkan kekhawatiran terjadinya tekanan baru terhadap perekonomian AS. Aktivitas-aktivitas baru ekonomi dikhawatirkan tidak berjalan.
”Ini tentang membuat warga Amerika dapat bertahan. Bawa mereka keluar dari pandemi ini, bawa kembali kegiatan bisnis mereka dapat kembali,” kata Biden. ”Kita memiliki dana itu.”
Dua pemilihan putaran kedua di Georgia yang ditetapkan pada awal Januari mendatang akan memutuskan apakah Demokrat dapat mengambil kendali Senat dan memberikan kendali secara terpadu oleh partai itu atas Kongres. Namun, bagaimanapun Biden menyerukan kepada Partai Republik untuk melewati batas penentangan mereka terhadap paket stimulus itu dalam pekan-pekan mendatang ini sebelum Kongres baru terbentuk.
”Harus ada setidaknya selusin dari mereka yang memiliki keberanian untuk berdiri serta menyelamatkan nyawa dan pekerjaan sekarang. Kita harus melakukannya sekarang,” ucap Biden.
Penolakan Trump untuk mengakui hasil pemilu, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah AS modern, memperumit perencanaan Biden. Trump telah meluncurkan serangkaian tuntutan hukum jangka panjang terhadap hasil pemilu di negara bagian utama. Trump bahkan mencegah para pejabatnya bekerja dengan tim transisi Biden.
Menanggapi pertanyaan dari seorang wartawan, Biden yang adalah mantan wakil presiden di masa kepemimpinan Presiden Barack Obama memperingatkan ”lebih banyak orang mungkin meninggal” akibat virus korona baru jika pemerintah menolak untuk berkoordinasi dengan tim transisi Biden. Hal utama yang diingatkan dan dicamkan Biden pada kubu Trump adalah dinamika dalam pendistribusian vaksin potensial Covid-19.
Perusahaan raksasa
Biden tampak telah menemukan pengakuan yang lebih mudah atas kemenangannya di luar politik Washington. Di awal pekan ini, ia, antara lain, bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan raksasa Amerika. Sebut saja Mary Barra dari General Motors, Satya Nadella dari Microsoft, dan Richard Trumka, presiden federasi serikat buruh AFP-CIO.
Presiden terpilih itu menguraikan program ekonominya. Ia menjanjikan dukungannya untuk serikat pekerja dan untuk menaikkan upah minimum nasional menjadi 15 dollar AS per jam. Ia pun berjanji menginvestasikan 300 juta dollar AS untuk membuat AS kompetitif dalam sektor teknologi baru.
”Kita siap menciptakan tiga juta pekerjaan dengan gaji yang baik,” katanya.
Dia juga mengulangi rencananya untuk mengubah struktur pajak AS. ”Kita akan memiliki struktur pajak yang adil yang memastikan yang terkaya di antara kita dan perusahaan membayar bagian yang adil,” kata Biden.
Presiden terpilih itu berbicara ketika AS menghadapi prospek yang semakin suram untuk beberapa bulan musim dingin yang akan datang. Ini seiring proyeksi tingkat infeksi Covid-19 mencapai tingkat yang tidak terbayangkan sejak awal pandemi terjadi pada Maret lalu.
”Kita akan memasuki musim dingin yang sangat gelap,” kata Biden. Dia mengatakan sepakat dengan serikat pekerja dan para pemimpin perusahaan bahwa wabah virus korona baru di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu dapat dibendung.
Caranya adalah dengan ”menggalang kekuatan negara di belakang strategi nasional melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat, misalnya dengan menerbitkan kebijakan wajib menggunakan masker bagi seluruh warga.” (AFP/AP)