Inggris Dahului AS-Uni Eropa, Mulai Gelar Vaksinasi Covid-19 Pekan Depan
Ketimpangan akses vaksin Covid-19 terlihat nyata. Segelintir negara kaya di dunia, yang sudah memesan sejak awal vaksin Covid-19, kini bersiap lakukan vaksinasi bagi warganya. Vaksinasi pertama akan terjadi di Inggris.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
LONDON, RABU — Inggris bakal menjadi negara pertama di Barat yang menggelar vaksinasi Covid-19 setelah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech melalui skema otorisasi penggunaan darurat. Negara itu akan memulai vaksinasi massal pekan depan.
Adapun negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman, telah merancang teknis pelaksanaan vaksinasi sambil menunggu otorisasi pemerintah. Diperkirakan, negara-negara itu bakal memulai vaksinasi sebelum pergantian tahun.
”Pemerintah hari ini telah menerima rekomendasi dari Badan Pengawas Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) independen untuk menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech,” kata Departemen Kesehatan Inggris dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (2/12/2020).
”Vaksin akan tersedia di seluruh Inggris mulai minggu depan,” kata Departemen Kesehatan Inggris. Vaksin akan diprioritaskan untuk penghuni panti jompo, tenaga medis, lansia, dan kelompok yang kesehatannya rentan.
Setelah berbulan-bulan uji klinis yang ”ketat” dan melalui analisis data, MHRA menyimpulkan bahwa vaksin tersebut telah memenuhi standar keamanan, kualitas, dan efektivitas yang ketat, kata Departemen Kesehatan Inggris.
Pfizer, seperti dikutip BBC, menyebutkan, kiriman pertama sekitar 800.000 dosis vaksin akan tiba di Inggris dalam beberapa hari. Vaksin itu dapat dikirim secepatnya dari pabrik Pfizer di Belgia. CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan, persetujuan dari Inggris adalah ”momen bersejarah dalam perjuangan melawan Covid-19”.
”Otorisasi ini adalah target yang kita upayakan sejak deklarasi bahwa sains akan menang. Kami memuji MHRA atas kemampuannya menilai dengan hati-hati untuk membantu melindungi warga Inggris,” ujar Bourla.
Pfizer dan BioNTech menambahkan, kini mereka menanti ada negara lain yang menyusul memberikan otorisasi vaksin Covid-19 mereka ”dalam hitungan hari dan minggu ke depan”.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebutkan, Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) akan menghubungi warga yang akan mendapat suntikan vaksin. Inggris telah memesan 40 juta dosis, cukup untuk memvaksin 20 juta warga.
Persetujuan penggunaan vaksin terjadi hampir persis setahun setelah virus korona tipe baru penyebab Covid-19 muncul di Wuhan, China. Pemerintah China telah menyetujui penggunaan mekanisme darurat untuk tiga calon vaksin yang disuntikkan pada sekitar 1 juta warganya sejak Juli lalu.
Rusia juga telah memvaksin para pekerja di garis terdepan setelah menyetujui vaksin Sputnik V, Agustus lalu, meski belum menyelesaikan uji klinis tahap akhir untuk memastikan keamanan dan efikasinya. Selama beberapa bulan terakhir, negara-negara besar berpacu mengamankan pasokan vaksin sebagai bagian dari upaya panjang pemulihan dari pandemi.
Persiapan AS-Eropa
Amerika Serikat dan Eropa terus menyempurnakan rencana vaksinasi Covid-19 bagi warganya. Harapannya, sebelum akhir tahun, dua calon vaksin dari Pfizer/ BioNTech dan Moderna yang sudah diajukan untuk digunakan dalam keadaan darurat bisa segera diberikan kepada warga.
Di AS, panel ahli dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengusulkan tenaga kesehatan dan penghuni panti jompo yang jumlahnya 24 juta jiwa untuk diprioritaskan. Kedua kelompok ini menyumbang 40 persen kematian akibat Covid-19 di AS.
Namun, pemerintah federal hanya bisa memberikan rekomendasi bagi negara bagian. Pemerintah negara bagianlah yang nantinya akan memutuskan skala prioritas pemberian vaksin Covid-19 di wilayahnya.
Pada Desember ini diperkirakan 20 juta warga AS akan bisa mendapat vaksin Covid-19. Pada pertengahan 2021, mayoritas warga AS diperkirakan sudah menerima vaksin Covid-19 yang efektif. Sekitar 60 juta-70 juta dosis vaksin per bulan akan tersedia mulai Januari 2021 setelah vaksin dari Pfizer dan Moderna disetujui digunakan.
”Dalam 24 jam, mungkin 36-48 jam, setelah calon vaksin disetujui, vaksin sudah bisa diterima warga,” kata Moncef Slaoui, mantan petinggi di GalxoSmithKline dalam acara yang digelar koran Washington Post.
Sementara Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan akan menggelar rapat luar biasa ”paling lambat” 29 Desember untuk mempertimbangkan penggunaan calon vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech. Pertemuan serupa untuk membahas permohonan dari Moderna akan digelar sebelum 12 Januari 2021.
Juru bicara Komisi Eropa, Stefan de Keersmaecker, mengatakan, setelah EMA memberikan izin, otorisasi resmi dari Brussels ”segera” keluar, mungkin hanya ”dalam hitungan hari”.
Pengumuman dari EMA ini memberikan kerangka waktu yang jelas bagi negara-negara di Eropa kapan memulai vaksinasinya. Perancis, misalnya, berencana memprioritaskan kelompok rentan untuk divaksin awal 2021 disusul oleh kelompok masyarakat lainnya antara April dan Juni 2021.
Jerman berharap bisa meluncurkan layanan vaksinasi melalui bagi warga tanpa turun dari kendaraan pada kuartal pertama 2021 dan bersiap menyiapkan layanan vaksinasi di seluruh negeri. Selasa lalu, Spanyol mengumumkan akan membeli tambahan 50 juta dosis vaksin Covid-19 dari tiga perusahaan berbeda, termasuk Moderna, sehingga total vaksin yang sudah diamankan mencapai 105 juta dosis.
Spanyol juga meresmikan kompleks kedokteran baru senilai hampir 100 juta euro yang dibangun hanya dalam tiga bulan untuk meringankan tekanan pada fasilitas kesehatan di Madrid.
Di Asia, Jepang akan memberikan vaksin Covid-19 secara gratis kepada seluruh warganya yang berjumlah sekitar 126 juta jiwa. Pemberian vaksin Covid-19 secara gratis itu berdasarkan undang-undang yang baru disetujui, Rabu (2/12/2020).
Jepang telah memesan vaksin Covid-19 dari Pfizer untuk 60 juta warganya dan dari Moderna untuk 25 juta warganya. Selain itu, Jepang juga sudah berkomitmen untuk membeli 120 juta dosis vaksin Covid-19 dari AstraZeneca. (AFP/REUTERS/AP)