Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan, Brasil-Indonesia Dapat Pasokan Sinovac
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan beberapa perusahaan farmasi mulai didistribusikan antarnegara sebagai persiapan vaksinasi di sejumlah negara. Indonesia dan Brasil termasuk negara sudah yang menerima vaksin dari China.
Oleh
Luki Aulia
·6 menit baca
SAO PAULO, MINGGU — Menjelang akhir tahun, vaksin Covid-19 sudah mulai didistribusikan antarnegara. Vaksin yang dikembangkan perusahaan China, Sinovac Biotech Ltd, telah dikirim ke negara lain, termasuk Brasil dan Indonesia. Di Eropa, vaksin buatan Pfizer/BioNTech juga telah dikirimkan dari pabriknya di Belgia ke Inggris, negara Eropa pertama yang siap menjalankan vaksinasi Covid-19 bagi warganya.
Produsen vaksin China, Sinovac Biotech Ltd, telah mengirimkan 1 juta dosis vaksin Covid-19 bernama CoronaVac ke pusat biomedika Institut Butantan São Paulo’s, Brasil. Saat ini vaksin itu sedang dilakukan uji klinis tahap akhir oleh Butantan di 16 lokasi di Brasil. Pengiriman vaksin akan dikemas dan diberi label di Butantan sambil menunggu persetujuan peraturan. Sinovac akan mengumumkan hasil efikasinya, 15 Desember mendatang.
Senat Brasil, Kamis (3/12/2020), menyetujui keputusan presiden yang menganggarkan 388 juta dollar AS untuk pembelian vaksin dari AstraZeneca dan Oxford University. Anggaran itu akan diberikan kepada pusat biomedika federal Fiocruz untuk pembelian dan produksi vaksin asal Inggris itu di Brasil.
Gubernur São Paulo João Doria mengatakan, vaksinasi di wilayahnya akan dimulai pada Januari mendatang. São Paulo akan menerima 6 juta dosis vaksin dari China itu pada bulan ini dan 40 juta dosis berikutnya pada 15 Januari mendatang. Doria berharap proses perizinan bisa cepat keluar.
Menteri Kewaspadaan di Kementerian Kesehatan Arnaldo Medeiros mengatakan bahwa gelombang pertama dari 15 juta vaksin AstraZeneca akan diprioritaskan untuk petugas medis, penduduk berusia di atas 75 tahun, dan masyarakat adat. ”Kementerian akan membeli vaksin apa pun yang sudah diberi izin oleh Anvisa serta terbukti efektif dan aman,” ujarnya.
Bertahap
Penduduk berusia antara 60 dan 74 tahun akan menerima vaksin gelombang kedua. Adapun penduduk yang memiliki masalah kesehatan, seperti jantung atau gagal ginjal, akan menerima vaksin gelombang ketiga. Gelombang selanjutnya akan diberikan kepada guru, aparat keamanan, pegawai penjara, dan tahanan.
Empat gelombang pemberian vaksin tersebut akan menjangkau 109,5 juta jiwa dari 212 juta jiwa total populasi di Brasil. Setelah keempat gelombang itu selesai, barulah vaksin didistribusikan ke seluruh rakyat.
Seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan, calon vaksin yang ideal untuk Brasil adalah vaksin yang lebih murah serta bisa dibawa dan disimpan pada suhu berkisar 2-8 derajat celsius. Calon vaksin yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli adalah vaksin produksi Janssen, anak perusahaan farmasi Johnson & Johnson di Belgia. Vaksin yang sedang mereka kembangkan adalah vaksin dengan dosis tunggal.
Badan Obat-obatan Eropa menyebutkan, hasil uji klinis awal menunjukkan vaksin produksi Janssen itu mampu memicu produksi antibodi dan sel kekebalan terhadap virus.
Kementerian Kesehatan Brasil menjamin ketersediaan 142,9 juta dosis, sebanyak 100,4 juta dosis di antaranya tercantum dalam kontrak dengan AstraZeneca PLC dan 14,5 juta dosis lainnya melalui fasilitas Covac yang dipimpin bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Aliansi Vaksin Gavi, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.
Vaksin untuk Indonesia
Untuk Indonesia, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19 produksi Sinovac Biotech, China, tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020) pukul 21.30. Vaksin itu diangkut dengan pesawat Boeing 777-300 ER milik maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 891D dari Beijing.
Presiden Joko Widodo mengatakan, Pemerintah Indonesia juga tengah mengupayakan 1,8 juta vaksin Sinovac yang dijadwalkan tiba di Tanah Air pada awal Januari 2021. Sebagai upaya pengendalian pandemi Covid-19, pemerintah juga akan mendatangkan 45 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses oleh Biofarma.
Sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin di antaranya akan diterima pada bulan Desember ini dan 30 juta dosis sisanya dijadwalkan masuk ke Indonesia pada Januari 2021.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin, produsen-produsen vaksin di China menggenjot uji coba akhirnya. Khusus untuk penggunaan di dalam negeri, China sudah memvaksin lebih dari 1 juta petugas medis di China dengan vaksin yang belum memperoleh persetujuan resmi.
Mereka yang berisiko tinggi sudah menerima vaksin percobaan yang boleh digunakan untuk kebutuhan darurat. Sampai sejauh ini belum ada laporan efek samping ataupun kemanjuran vaksin percobaan itu.
Industri farmasi China mempunyai setidaknya lima vaksin dari empat produsen yang calon vaksinnya sudah diuji di sejumlah negara, seperti Rusia, Mesir, dan Meksiko. Proses sertifikasi bagi vaksin dari China untuk bisa dipakai di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan negara-negara maju lainnya mungkin terlalu rumit. China memastikan vaksin produksi mereka akan bisa digunakan negara-negara berkembang dengan harga terjangkau.
Berbeda dengan produsen vaksin di Barat, produsen di China memakai teknik yang lebih tradisional. Tak seperti vaksin buatan Pfizer yang harus disimpan dengan suhu minus 70 derajat celsius, vaksin China bisa disimpan cukup dengan suhu 2-8 celsius. China diperkirakan akan bisa memproduksi 610 juta dosis pada akhir tahun ini. Negara itu bisa menambah kapasitas produksi menjadi 1 miliar dosis tahun depan.
Salah satu produsen, Sinopharm, sedang menguji klinis vaksin di 10 negara, termasuk Uni Emirat Arab, Mesir, Jordania, Peru, dan Afghanistan dengan 60.000 sukarelawan. Sinopharm telah membangun dua pabrik di China yang mampu memproduksi 200 juta dosis per tahun. Adapun Sinovac akan bisa memproduksi beberapa juta vaksin pada Februari atau Maret 2021.
Ratu Elizabeth siap divaksin
Di Eropa, Inggris akan menjadi negara pertama yang menyediakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech, 14 Desember mendatang. Semua rumah sakit di negeri itu akan menerima stok vaksin, kemudian barulah didistribusikan ke klinik-klinik dokter. Gelombang pertama akan tersedia mulai Selasa mendatang.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) memberikan prioritas vaksin kepada penduduk usia lanjut atau di atas 80 tahun dan petugas medis. Ratu Inggris Queen Elizabeth II (94) dan suaminya, Pangeran Philip (99), akan menjadi kelompok penerima vaksin pertama karena termasuk kategori penduduk usia lanjut.
Inggris memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer/BioNTech, pekan lalu. Inggris sudah memesan 40 juta dosis, cukup untuk memvaksin 20 juta orang di negeri yang berpenduduk 67 juta jiwa itu. Sekitar 80.000 dosis kemungkinan akan tersedia lagi awal pekan tahun depan. Vaksin awal yang sudah tersedia datang dari Belgia dan kini disimpan di tempat yang aman untuk diperiksa kualitasnya terlebih dahulu.
Vaksin Pfizer/BioNTech mensyaratkan penyimpanan dengan suhu minus 70 celsius dan hanya mampu bertahan lima hari di dalam lemari pendingin yang biasa. Karena alasan itulah, vaksin akan segera didistribusikan ke 50 rumah sakit. Sebelum siap digunakan, vaksin itu harus dicairkan terlebih dahulu dan proses itu butuh waktu beberapa jam.
Untuk mempercepat dan mempermudah proses distribusi, vaksinasi akan dilakukan di 1.000 pusat vaksinasi di seluruh Inggris. Setiap dus vaksin berisi lima kemasan yang di dalamnya terdapat 975 dosis.
Vaksin tersebut diproduksi di pabrik Pfizer di Puurs, Belgia, sehingga harus dibawa ke Inggris dengan kapal khusus yang dilengkapi dengan pengendali suhu dan menggunakan es kering. Pemerintah juga disebutkan sedang menyiapkan rencana cadangan untuk menerbangkan jutaan dosis vaksin ke Inggris dengan menggunakan pesawat militer. (REUTERS/AFP/AP/NTA)