China Kenakan Bea Antidumping Produk Anggur Australia
Pemerintah China menetapkan tambahan tarif antidumping sebesar 6,3-6,4 persen pada produk minuman anggur Australia dengan alasan adanya subsidi Pemerintah Australia. Ini episode lanjutan konflik dagang kedua negara.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BEIJING, KAMIS — Pemerintah China menambah tekanannya pada Pemerintah Australia dengan memberlakukan bea antidumping untuk impor anggur mulai Jumat (11/12/2020). Kebijakan itu dikeluarkan setelah otoritas perdagangan China menilai Pemerintah Australia memberikan subsidi ekspor anggur mereka.
Tindakan mengenakan bea antidumping pada produk anggur Australia merupakan kelanjutan tekanan perdagangan oleh China kepada entitas bisnis agrikultur ”Negeri Kanguru” itu sejak awal Maret 2020. Beijing telah menghentikan impor daging sapi dari Australia, memberlakukan tarif 80,5 persen untuk produk jelai (barley) Australia, hingga penghentian pembelian produk kapas Australia.
Dalam pernyataannya, Kamis (10/12/2020), Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa langkah itu mereka ambil menyusul penyelidikan yang telah dilakukan sejak bulan Agustus lalu. ”Otoritas investigasi sebelumnya telah menetapkan adanya subsidi untuk anggur impor yang berasal dari Australia. Dan, industri anggur dalam negeri (China) telah mengalami kerusakan substansial akibat kebijakan itu,” kata kementerian dalam pernyataannya.
Pada Agustus lalu, Kementerian Perdagangan China meluncurkan penyelidikan atas dugaan subsidi anggur Australia yang diimpor ke China berdasar permintaan Asosiasi Industri Anggur China. Investigasi dilakukan terhadap produk anggur dalam wadah berukuran dua liter atau kurang dan harus diselesaikan dalam waktu satu tahun. Jika otoritas ingin memperpanjang penyelidikan, waktu perpanjangan maksimal hanya sampai akhir Februari 2022 dalam keadaan khusus.
Kementerian, dalam pernyataannya di bulan Agustus lalu, juga menyebutkan, mereka akan menyelidiki 37 item yang diduga merupakan bentuk subsidi terselubung yang diberikan oleh Canberra pada para pengusaha anggur mereka. Tiga item yang diduga oleh kementerian sebagai bentuk subsidi terselubung adalah manajemen risiko pertanian, skema pinjaman pembiayaan pertanian, dan proyek pendanaan untuk pertumbuhan bisnis.
Hasilnya, Oktober lalu, Pemerintah China memutuskan untuk memberlakukan tarif antidumping, dari semula 107,1 persen menjadi 212,1 persen. Kini, dengan kebijakan baru ini, ada tambahan tarif antara 6,3-6-4 persen pada produk anggur impor yang diproduksi beberapa perusahaan Australia, seperti Treasury Wine Estates Australia, Casella Wines, dan Swan Vintage. Satu perusahaan lainnya, Pernod Richard, dikenai tarif antidumping tertinggi, yaitu 6,4 persen.
Bantah tudingan
Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham, menolak tudingan bahwa Canberra memberikan subsidi pada produk anggurnya. ”Harga anggur Australia adalah titik harga tertinggi kedua di pasar China. Dan untuk Australia, hal itu pada dasarnya pasar dengan harga tertinggi kami,” kata Birmingham pada Radio ABC.
Canberra memandang tindakan China terhadap anggur Australia sebagai bagian ”hukuman” sejak Australia menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus korona baru atau Covid-19. Birmingham menilai, tudingan yang disampaikan Beijing tidak sesuai dengan bukti yang ada.
”Itu sebabnya kami akan terus membela, mengajukan banding, dan tentu saja untuk membatalkan perilaku ini," kata Birmingham kepada Seven Network pada Kamis pagi.
Kepala Eksekutif Industri Anggur Australia Tony Battaglene mengatakan, industri anggur Australia membantah tuduhan adanya subsidi yang dikemukakan Pemerintah China. ”Kami tidak percaya itu dapat dibuktikan,” katanya.
China adalah pasar teratas untuk ekspor anggur Australia dan juga merupakan mitra dagang terbesar Australia. Nilai total perdagangan kedua negara mencapai 235 miliar dolar Australia atau 170 miliar dollar AS tahun lalu.
Para perusahaan pembuat anggur telah membuat keputusan komersial untuk mengalihkan pengiriman anggur dari China setelah tarif anti-dumping hingga 212 persen diberlakukan. Beberapa perusahaan memindahkan anggur dari kapal dalam perjalanan ke China ketika kapal pengangkut anggur produk mereka berlabuh di Singapura.
Cai Xuefei, analis industri minuman keras independen yang berbasis di Hefei, mengatakan bahwa keputusan subsidi adalah ”hukuman”. ”Jika harga naik, akan berdampak besar pada penjualan,” ujarnya.
Dengan minimnya pasokan dari Australia, Cai menilai produsen anggur Amerika Selatan akan mendapatkan keuntungan dari kejadian ini. (AP/AFP/REUTERS)