Inggris Terisolasi akibat Kemunculan Varian Baru Virus Korona
Menyusul teridentifikasinya varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di Inggris, sejumlah negara di dunia menutup pintunya dari warga Inggris untuk mencegah penyebaran varian baru tersebut.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Negara-negara di dunia menutup perbatasannya dari Inggris menyusul kekhawatiran menyebarnya varian baru virus SARS-CoV-2 yang lebih mudah menular, Senin (21/12/2020). Langkah ini juga turut memicu kekacauan dan memunculkan kemungkinan kelangkaan makanan hanya beberapa hari sebelum Inggris mengakhiri masa transisi proses keluarnya dari Uni Eropa.
Meski begitu, para pakar menyatakan bahwa strain baru virus korona kemungkinan sudah bersirkulasi juga di negara lain selain Inggris yang tidak memiliki kemampuan deteksi sebagus Inggris.
India, Pakistan, Polandia, Spanyol, Swiss, Swedia, Rusia, Jordania, dan Hong Kong telah menunda akses masuk pelancong dari Inggris setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan varian baru virus korona teridentifikasi di negara itu. Sementara Arab Saudi, Kuwait, dan Oman menutup perbatasannya sepenuhnya.
Akhir pekan lalu, sejumlah negara, termasuk Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Austria, Irlandia, Belgia, dan Kanada, juga menutup perbatasannya dari warga Inggris, Bahkan, Perancis telah menutup perbatasannya dari lalu lintas orang dan truk dari Inggris.
Truk-truk yang berada dalam perjalanan menuju Pelabuhan Dover, Inggris, pintu gerbang utama perdagangan negara itu dengan Eropa, saat ini terdampar.
”Peluang saya untuk bisa pulang saat Natal menipis. Sungguh bodoh, dan saya gelisah dan tidak suka hal ini,” kata Stanislaw Olbrich (55), pengemudi truk warga Polandia yang terjebak 40 kilometer arah utara Dover.
Antrean truk juga mengular di Calais dan pelabuhan lainnya di Perancis. Meski mereka diizinkan menyeberang dari Perancis ke Inggris, rantai logistik yang mengharuskan barang terus mengalir telah terganggu. ”Tak ada pengemudi yang mau mengantar ke Inggris sekarang sehingga pasokan barang di Inggris menyusut,” kata federasi pengangkutan nasional Perancis, FNTR.
Perusahaan grup supermarket di Inggris, Sainsbury dan Tesco, menyampaikan, kekurangan pasokan barang kemungkinan akan mulai terlihat dalam beberapa hari terakhir jika distribusi barang yang terganggu diatasi. ”Apabila tidak ada yang berubah, pasokan selada, beberapa sayuran untuk salad, kembang kol, brokoli, dan jeruk yang semuanya diimpor dari Eropa tahun ini akan mulai berkurang,” kata Sainsbury.
Di Amerika Serikat, Gubernur New York Andrew Cuomo mendesak Pemerintah AS untuk mengambil tindakan untuk mencegah varian baru virus korona masuk ke AS. Sebelum muncul varian baru virus korona, negara ini sudah terdampak parah oleh pandemi.
Maskapai British Airways sepakat untuk hanya menerbangkan penumpang yang negatif Covid-19 ke Bandara Internasional John F Kennedy di New York.
Ketua Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Patrick Vallance mengatakan, dengan adanya varian baru virus korona ini, kebijakan pembatasan yang lebih ketat kemungkinan berlaku di seluruh Inggris. ”Bukti menunjukkan bahwa virus ini menyebar dengan mudah, lebih mudah menular, kita harus memastikan memberlakukan pembatasan yang tepat,” kata Patrick dalam jumpa pers bersama Boris.
Varian baru yang 40-70 persen lebih mudah menular ini menjadi strain yang mendominasi di wilayah selatan Inggris, termasuk London.
Menular antar-anak
Menurut para pakar, terdapat bukti awal yang belum terkonfirmasi bahwa strain ini bisa menular antar-anak-anak seperti juga pada dewasa, tidak seperti strain sebelumnya. Selain di Inggris, kasus Covid-19 dari strain baru ini terdeteksi juga di beberapa negara, termasuk Denmark, Italia, dan Belanda.
Sementara Australia menemukan ada dua orang dari Inggris yang tiba di Negara Bagian New South Wales membawa virus korona strain baru ini. Akibatnya, puluhan penerbangan domestik dihentikan dan New South Wales menutup perbatannya.
”Sepertinya dalam beberapa hari ke depan akan lebih banyak negara yang mendeteksi virus korona strain baru ini,” ujar virolog di Rega Institute for Medical Research di Belgia Marc Van Ranst kepada media VRT.
Teridentifikasinya varian baru virus korona di Inggris, selain berujung pada pembatasan gerak yang lebih ketat, juga menimbulkan kekacauan pada proses finalisasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Masa transisi, yang kemungkinan berakhir tanpa kesepakatan, terjadi pada 31 Desember mendatang.
Negosiasi kesepakatan pasca-Brexit masih terus berlanjut. Namun, PM Johnson mengatakan, masih ada masalah dan belum ada jalan tengah atas sikap Inggris dan UE. (REUTERS)