Sudah dua bulan pendiri grup Alibaba, Jack Ma, tidak muncul di depan publik. Banyak orang bertanya-tanya, di mana dan apa yang terjadi kepadanya. Sebagian bahkan mengkhawatirkan keselamatan orang terkaya di China itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
Sebelum November 2020, wajah pendiri grup Alibaba, Jack Ma, tak pernah berhenti menghiasi layar kaca dan media ekonomi ternama. Tak hanya televisi dan media lokal China, tetapi juga televisi dan media asing.
Ma selalu terlihat kasual ketika diwawancara, memakai kemeja lengan panjang dengan bagian lengan digulung hingga ke siku, berbeda dengan si pewawancara yang memakai jas lengkap dengan dasi. Meskipun substansi wawancara serius, tak jarang Ma, yang lahir di Hangzhou, China, 56 tahun lalu, menampakkan wajah penuh senyuman.
Penampilan Ma di banyak media kala itu tidak terlepas dari rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Grup Ant di pasar saham Hong Kong dan Shanghai, 3 November lalu. Ma mempunyai kepentingan untuk menjelaskan seluk-beluk Grup Ant dan bisnis yang akan dijalani kelompok itu, termasuk ”jenis kelamin” perusahaan ini: raksasa teknologi atau raksasa finansial.
Waktu itu, rencana IPO Grup Ant disebut-sebut banyak pengamat ekonomi dan para pengelola perusahaan manajemen investasi akan mengalahkan IPO perusahaan raksasa minyak dari Arab Saudi, Aramco. Aramco mengumpulkan dana sekitar 29,4 miliar dollar AS pada penawaran saham perdana tahun 2019. Grup Ant diperkirakan akan meraup dana hingga 34,4 miliar dollar AS seandainya jadi melakukan IPO.
Namun, IPO Grup Ant batal melantai di bursa saham Shanghai dan Hong Kong. Otoritas bursa Shanghai hanya menyatakan, ada perubahan regulasi dalam industri yang akan dimasuki Ant dan adanya kemungkinan kegagalan manajemen Grup Ant memenuhi persyaratan bursa saham.
Setelah kejadian itu, Ma menghilang. Ma, yang seharusnya tampil di banyak kegiatan dan acara televisi pascapenawaran saham perdana yang batal itu, tidak muncul di publik selama dua bulan terakhir. Seorang bloger yang menyebut dirinya Yueyue Talks Technology mengatakan, era Jack Ma sudah berakhir. ”Sudah terlambat untuk mengucapkan selamat tinggal,” tulisnya.
Saham Alibaba Group di bursa saham Hong Kong anjlok hingga 19 persen sejak Oktober. Kekayaan Ma, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 60 miliar dollar AS, tergerus sekitar 10 miliar akibat anjloknya harga saham Alibaba. Ma juga bisa terlempar dari takhta orang terkaya di dunia.
Manajemen Alibaba dan Ant bungkam seribu bahasa terkait raibnya Ma. Jadi, di manakah Ma saat ini?
Pidato kontroversial
Menghilangnya Ma tak terlepas dari pidato kontroversial Ma di hadapan para pemimpin lembaga keuangan dan para pengambil kebijakan ekonomi serta keuangan China pada konferensi tingkat tinggi finansial di Shanghai, 24 Oktober 2020. Dalam KTT yang juga dihadiri Wakil Presiden China Wang Qishan itu, Ma menilai kalau regulator ekonomi dan keuangan China terlalu konservatif dan tidak inovatif. Ma juga menyebut industri perbankan China lebih memiliki mental sebagai lembaga pegadaian dan menghambat inovasi dengan regulasi-regulasi yang dikeluarkannya.
Ma mengimbau regulator agar lebih inovatif dan membuka peluang untuk sebuah pendekatan bisnis yang tidak konvensional, khususnya untuk memudahkan pengusaha dan orang-orang muda berutang. ”Perlombaan besok akan menjadi perlombaan inovasi, bukan kemampuan regulasi,” kata Ma, menurut surat kabar Hong Kong, Apple Daily, kala itu.
Pernyataan Ma di hadapan para regulator, khususnya Wapres Wang, adalah tamparan keras bagi Pemerintah China. Beberapa sumber yang meminta namanya tidak disebutkan dalam tulisan ini menyatakan bahwa para pejabat pembuat aturan sangat marah atas kritik Ma.
Sejumlah ahli keuangan menyatakan, pemerintahan Presiden Xi Jinping sebenarnya sudah tidak nyaman dengan sepak terjang dan dominasi Grup Alibaba di bidang ritel. Sementara mengenai Grup Ant, regulator khawatir bisnis yang dikembangkan oleh Ma dan perusahaannya akan meningkatkan risiko keuangan dan dipandang oleh partai penguasa, Partai Komunis China, sebagai salah satu ancaman terbesar pertumbuhan ekonomi China.
Pidato Ma, menurut separuh dari selusin narasumber yang diwawancarai, mendorong para pejabat politik senior meminta regulator, termasuk bank sentral, meninjau bisnis Grup Ant secara keseluruhan. Salah satu yang mendorong tindakan itu adalah Wakil Perdana Menteri Liu He, penasihat ekonomi kepercayaan Presiden Xi. Para pengawas bergerak cepat, mengumpulkan berbagai laporan, termasuk tentang bagaimana Ant menggunakan produk keuangan digital, seperti Huabei, layanan kartu kredit virtual, dan mendorong kaum miskin dan anak-anak muda menumpuk utang.
Reksadana pasar uang yang dikelola grup tersebut, Yu’ebao, sejak tahun 2013 telah menarik hampir 325 juta pengguna, menarik dana sisa nasabah di pasar yang biasa didominasi oleh bank-bank milik pemerintah. Pada 2017, Yu’ebao adalah reksadana pasar uang terbesar di dunia dengan aset 1,2 triliun yuan atau sekitar 170 miliar dollar AS. Reksadana itu bersaing dengan bank pemerintah untuk mendapatkan simpanan dan bahkan juga dengan pengelola reksadana internasional, seperti JP Morgan dan sejenisnya.
Bank Rakyat China (PBOC), Komisi Pengaturan Perbankan dan Asuransi China, Komisi Pengaturan Sekuritas China, Administrasi Valuta Asing Negara, dan Kantor Informasi Dewan Negara tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai hal itu.
Shaun Rein, konsultan bisnis di Shanghai yang mengaku bertemu dengan manajer Alibaba dan orang-orang yang mengenal Ma, menuturkan bahwa tak satu pun dari mereka melaporkan bahwa Ma terjerat masalah hukum. ”Mereka memukulnya. Dia belajar, dan itulah mengapa dia diam selama dua bulan terakhir,” kata Rein, pendiri China Market Research Group.
Namun, tetap saja misteri keberadaan Ma saat ini masih menjadi teka-teki besar. (AP/REUTERS)