Melonjaknya kasus baru di India dan maraknya penularan varian baru virus Covid-19 membuat sejumlah negara menutup perbatasan. Setiap pelancong dari India atau yang transit di India tidak diperbolehkan masuk.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
KHARTUM, RABU — Pemerintah Sudan di Khartum melarang masuk para pelancong yang datang dari India, termasuk wisatawan asing yang transit di India. Otoritas setempat juga memberlakukan pembatasan baru untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, di antaranya dengan menutup sekolah.
”Semua pelancong yang tiba langsung dari India atau melalui negara lain setelah mengunjungi India dalam 14 hari terakhir dilarang masuk,” kata dewan penguasa negara itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan kantor berita AFP, Rabu (19/5/2021).
Otoritas Sudan mengecualikan para wisatawan dari Mesir dan Etiopia. Sekalipun telah mengantongi surat keterangan atau dokumen bebas Covid-19 dari negara asalnya, mereka tetap akan menjalani tes ulang pada saat kedatangan.
Pelancong dari India sama sekali dilarang karena meningkatnya kasus varian baru di negara ini. India mengalami peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19 menyusul penyebaran varian B.1.617 yang sangat mengkhawatirkan dunia.
Varian ini telah diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai ”varian yang mengkhawatirkan” (varian of concern).
WHO telah memantau secara ketat penyebaran 10 varian virus korona baru penyebab penyakit Covid-19 yang dikategorikan sebagai variant of interest dan variant of concern. Di dalamnya termasuk varian yang lazim disebut triple-mutant yang pertama kali ditemukan di India, awal Desember 2020. Saat itu merupakan awal gelombang pertama di India.
Dari 10 varian SARS-CoV-2 yang menarik perhatian WHO, ada beberapa yang dianggap mencemaskan. Variant of concern dianggap lebih mengancam, yang umumnya didefinisikan sebagai sebuah turunan virus baru yang bermutasi menjadi lebih menular, lebih mematikan, dan lebih resisten terhadap vaksin dan pengobatan yang ada.
WHO telah memasukkan sedikitnya tiga ke kelompok ”variant of concern”. Ketiga varian itu adalah B.1.1.7 yang pertama dideteksi di Inggris dan kini mendominasi kasus Covid-19 di Amerika Serikat; varian B.1.351 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan; dan varian P.1.1.7 di Brasil.
Satu di antara varian of interest, yang terus diselidiki WHO, adalah varian B.1617 yang triple-mutant. Varian ini terdeteksi pertama kali di India. Varian ini telah disebut sebagai varian yang mengkhawatirkan (concern) dan kini telah menjangkit di lebih dari 86 negara, sementara tiga hari lalu baru menjangkiti lebih dari 40 negara.
Di India, Selasa, otoritas kesehatan negara itu mencatat rekor baru dengan angka kematian harian tertinggi, yakni 4.329 kasus baru. Mereka yang terinfeksi diketahui lebih dari 25 juta orang dengan kematian seluruhnya 263.533 kasus.
Itu sebabnya otoritas Sudan menerapkan larangan ketat bagi pendatang atau pelancong dari India, serta pelancong dari negara lain yang sedang transit atau pernah mengunjungi negara itu selama 14 hari terakhir. Sudan khawatir, situasi bisa semakin buruk jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Pada 16 Mei lalu, Khartum mencatat 34.707 kasus Covid-19, termasuk 1.116 kasus kematian. Pandemi virus korona baru ini dikhawatirkan bisa menjangkiti lebih dari 100.000 orang selama minggu pertama dan kedua Juni jika pemerintah gagal mengantisipasinya.
”Komite Darurat Kesehatan Tertinggi memerintahkan penutupan semua universitas dan sekolah selama satu bulan,” kata Dewan Penguasa Sudan. Ibadah dan festival keagamaan dan pesta atau perkumpulan sosial lainnya dilarang hingga 14 hari ke depan.
Covid-19 telah menambah tekanan pada Sudan yang saat ini sedang dilanda krisis ekonomi, kelaparan, dan menjalani transisi politik yang sulit. Negara itu tertatih-tatih untuk bisa keluar dari krisis ekonomi menyusul penggulingan otokrat lama, Omar al-Bashir, pada April 2019.
Sistem perawatan kesehatannya yang rapuh semakin tertekan oleh kekurangan akut obat-obatan dan persediaan medis. Pada Maret 2021, Sudan mulai menyuntikkan vaksin kepada petugas kesehatan. Mereka menerima vaksinasi AstraZeneca melalui inisiatif Covax.(AFP/REUTERS)