Siapa sangka tokoh kartun bisa mengubah pola pikir warga tentang vaksin Covid-19, dari anti menjadi percaya. Namun, ini yang terjadi di komunitas Hispanik Kota Montgomery, Maryland, Amerika Serikat.
Awalnya, tingkat vaskinasi pada komunitas itu rendah karena mayoritas warga termakan teori konspirasi bahwa vaksin Covid-19 lebih berbahaya daripada Covid-19. Melihat kondisi ini, lembaga swadaya masyarakat, Inisiatif Kesehatan Latino (LHI) Montgomery, bekerja sama dengan perusahaan desain Communication Shop, melakukan kampanye menggunakan tokoh kartun seorang nenek bernama Abuelina.
Abuelina berasal dari kata ”abuela” yang berarti ”nenek” dalam bahasa Spanyol dan ”Lina” yang merupakan nama perempuan lazim di komunitas tersebut. Nenek dalam tradisi keluarga Hispanik adalah sosok yang penting dan dihormati. Nasihatnya selalu didengar oleh anggota keluarga.
Selama beberapa bulan terakhir, Abuelina rajin mondar-mandir di media sosial, hadir pada poster di supermarket, dan muncul di kanal televisi yang kerap ditonton warga Hispanik di Montgomery. Dengan gaya centil, ia mengingatkan pemirsa agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19.
”Kami merancang Abuelina berbeda dari citra nenek-nenek tradisional yang konservatif. Abuelina ini nenek Hispanik gaul abad ke-21. Bicaranya lugas, tetapi tidak menceramahi. Rambutnya pendek, cara berpakaiannya modern, dan gerak-geriknya juga lucu supaya bisa mengena ke semua umur,” kata Mynellies Negron dari humas Communication Shop ketika diwawancarai oleh harian Washington Post.
Baca juga : Warga Kulit Hitam dan Hispanik Tertinggal dalam Pemulihan Ekonomi AS
Berkat nenek funky ini, tingkat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap di komunitas Hispanik melonjak menjadi 74,2 persen. Sementara warga kulit putih baru 65 persen.
Salah seorang warga Hispanik yang ikut vaksinasi karena ajakan Abuelina adalah Devorra Guerrero (23). Awalnya, ia sangsi karena di media sosial berseliweran kabar soal vaksin Covid-19 yang mengakibatkan efek samping berbahaya bagi kesehatan. Setelah melihat video Abuelina, ia meneruskan video tersebut kepada anggota keluarga dan teman-temannya.
”Saya, dua teman, ayah tiri, dan tujuh rekan ayah tiri sama-sama ke posko vaksin untuk minta disuntik setelah kami menonton serangkaian video Abuelina,” ujar Guerrero.
Meski demikian, masih perlu pendekatan lebih lanjut untuk kelompok minoritas di AS. Salah satu kendala kampanye vaksinasi Covid-19 di kalangan minoritas ialah persoalan bahasa. Misalnya, di komunitas Hispanik, generasi tua ataupun migran baru tidak lancar berbahasa Inggris. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang ketinggalam informasi kesehatan terkini. (DNE)