Disidang di Kanada, Putri Pendiri Huawei Terancam Diekstradisi ke AS
Meng Wanzhou, putri pendiri Huawei Technologis, sejak 2018 masih mendekam dalam tahanan di Kanada sembari menunggu hasil sidang soal permohonan ekstradisinya ke AS.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
VANCOUVER, KAMIS — Pengacara Pemerintah Kanada, Robert Frater, menjatuhkan dakwaan kepada eksekutif senior perusahaan Huawei Technologies, Meng Wanzhou (49). Ia diduga terlibat dalam ”transaksi komersial yang tidak jujur”. Perbuatan putri pendiri Huawei itu dikategorikan sebagai tindak pidana penipuan dan hal itu membuatnya terancam akan diekstradisi ke Amerika Serikat.
Tuduhan terhadap Meng itu muncul dalam persidangan permohonan ekstradisi oleh Amerika Serikat (AS), yang diawasi dengan ketat di Vancouver, British Columbia, Kanada, Rabu (11/8/2021). Kasus Meng membuat hubungan diplomatik Beijing-Ottawa renggang.
Polisi Kanada menangkap Direktur Keuangan Huawei itu di Bandara Vancouver pada 2018 atas permintaan otoritas AS. Penangkapan Meng membuat Beijing marah besar dan menilai kasus eksekutif senior Huawei itu sebagai langkah politik yang dirancang untuk mencegah kebangkitan China.
Hingga sekarang, Meng masih mendekam dalam tahanan di Kanada sembari menunggu hasil sidang soal permohonan ekstradisi ke AS. Washington meminta agar Meng ditangkap karena diduga terlibat dalam ekspor barang atau benda yang mengandung teknologi buatan AS ke Iran.
Meng, putri pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, itu kini sedang berjuang melawan permohonan ekstradisi ke AS itu. Di negeri ”Paman Sam”, Meng hendak diadili atas kasus penipuan bank dan konspirasi. Dia diduga menyembunyikan urusan bisnis Huawei, melalui anak perusahaannya, Skycom, di Iran.
Menurut Frater, Meng telah melakukan penipuan tentang transakssi bisnis Huawei di Iran. Dia dituduh sengaja mengaburkan hubungan Huawei dan Skycom, anak perusahaan yang menjual peralatan telekomunikasi ke Iran.
Tindakannya itu menempatkan Bank HSBC berisiko melanggar sanksi AS atas Teheran karena menghapus transaksi dollar AS untuk Huawei. Jika dipindahkan ke AS untuk diadili dan kemudian dihukum, Meng bisa terancam penjara lebih dari 30 tahun.
”Kasus (Meng) ini adalah kasus transaksi komersial yang tidak jujur,” kata Frater, yang berdebat tentang ekstradisi Meng dalam persidangan di Vancouver, Rabu waktu setempat.
Menurut Frater, pernyataan Meng kepada eksekutif HSBC pada pertemuan di kedai teh di Hong Kong pada 2013 ”tidak jujur atas apa yang dia katakan, dan atas apa yang tidak dia katakan”.
Meng ”dimotivasi oleh keinginan untuk meyakinkan HSBC bahwa Huawei tidak terlibat dalam kegiatan apa pun (dengan Skycom), yang dapat membuat HSBC melanggar undang-undang tentang sanksi AS,” kata Frater.
Frater mengatakan bahwa Meng secara keliru mencoba memisahkan perusahaan Huawei dari Skycom. ”Yang benar adalah Huawei memegang kendali penuh atas Skycom,” kata Frater. ”Skycom adalah Huawei,” katanya.
Meng ditangkap polisi Kanada saat akan berpindah pesawat di Bandara Vancouver, 1 Desember 2018. Sebelumnya Pengadilan New York, AS, mengirim surat perintah pada 22 Agustus 2018, yang menghendaki Meng diadili di AS.
Penangkapan Meng tidak dipublikasikan sampai dengan 5 Desember 2018. Kedutaan Besar China di Kanada menuntut pembebasannya. Kasus Meng kemudian dibalas dengan penangkapan dua warga Kanada oleh China atas tuduhan mata-mata. Tindakan saling tangkap itu membuat hubungan kedua negara retak.
Ketua Asosiasi Hakim Heather Holmen bertanya kepada Frater mengapa bank besar seperti HSBC bergantung pada penjelasan atau kata-kata satu orang. Frater mengatakan, Meng penting karena dia adalah CFO Huawei.
Holmes bertanya lagi, apakah Meng bertanggung jawab untuk menjelaskan risiko kepada HSBC. ”Dialah yang memberi mereka informasi untuk dinilai risikonya,” kata Frater. ”Pesan yang dia sampaikan kepada mereka ialah Anda tidak berisiko sama sekali karena kami mematuhi semua sanksi.”
Sidang pada Rabu (11/8/2021) di Mahkamah Agung British Columbia dilakukan setelah salah satu dari dua warga Kanada itu, Michael Spavor, dihukum karena tuduhan kegiatan mata-mata di China. Spavor dijatuhi hukuman 11 tahun penjara. Sementara satu warga Kanada lainnya, seorang mantan diplomat Michael Kovrig, sedang menunggu sidang putusan pengadilan China.
Pengadilan China, Selasa (10/8/2021), juga telah menguatkan hukuman mati untuk warga Kanada yang ketiga, Robert Lloyd Schellenberg, karena kasus penyelundupan narkoba. Kasus yang menyeret ketiga warga Kanada itu secara luas dipandang Ottawa sebagai pembalasan atas penangkapan Meng.
Sebelum sesi terakhir sidang dimulai pekan lalu, Huawei Kanada mengatakan, pengacara Meng akan berpendapat bahwa AS ”telah gagal untuk menetapkan kasus yang masuk akal untuk penuntutan”. Kasus ekstradisi terhadapnya harus dibatalkan dan Meng harus ”diizinkan pulang”, demikian isi pernyataan itu.
Frater mengatakan bukti Meng dan tuduhan penyalahgunaan proses, yang dibantah Kanada dan AS, harus dipertimbangkan oleh hakim pengadilan AS. Menurut dia, hakim ekstradisi Kanada tidak dapat diminta untuk mengevaluasi kekuatan kasus yang diajukan oleh negara peminta.
”Tidak ada kekuatan menolak ekstradisi hanya karena menurut hakim ekstradisi kasus itu tampak lemah atau tidak mungkin berhasil di pengadilan,” katanya.
Pembela Meng diharapkan membuat pleidoi terakhir mereka dalam beberapa hari mendatang. Sidang akan berakhir dengan putusan pada 20 Agustus. Jika terjadi banding, prosedurnya bisa memakan waktu beberapa tahun lagi. (AFP/AP/REUTERS)