Merasa Kurang Ganteng, Jutaan Pria China Pilih Bedah Plastik
Operasi kosmetik untuk mengubah penampilan wajah agar lebih muda dan segar kian tren di kalangan laki-laki muda di China. Operasi kosmetik ini dianggap sebagai cara untuk memperbaiki kualitas hidup.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Merasa wajah kurang menarik? Kurang ganteng? Operasi bedah plastik saja seperti yang dilakukan jutaan laki-laki muda di China belakangan ini. Salah satunya Xia Shurong (27), yang merasa peluangnya untuk ”hidup lebih baik” akan meningkat jika ia memperbaiki bentuk hidungnya melalui operasi bedah kosmetik.
Peneliti itu merasa sudah tidak cocok dengan wajahnya yang tampak seperti kutu buku yang culun. Ia menginginkan wajah yang lebih keren seperti gambaran wajah laki-laki metropolis yang dipromosikan industri kecantikan.
Standar kecantikan di China sangat tinggi dan bisa sangat menekan bagi orang-orang yang tidak percaya diri. Standar menjadi cakep ini menentukan warna kulit, bentuk mata, dan hidung tertentu, sampai tampilan wajah yang halus. ”Saya merasa wajah saya kuyu dan tua seperti paman-paman paruh usia. Saya mau terlihat lebih segar sesuai usia saya,” kata Xia, ketika tengah bersiap hendak operasi.
Xia sudah mengeluarkan biaya hingga 6.192 dollar AS (sekitar Rp 88,2 juta) untuk prosedur suntik filler pada wajahnya, awal tahun ini. Suntik filler ini dilakukan untuk memperbaiki bagian-bagian tertentu di wajah yang dianggap kurang bagus. Seperti menghilangkan bekas jerawat dan kerutan dan merampingkan bentuk dagu.
Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan tertentu ke bagian wajah yang mau ”diperbaiki”. "Saya lahir dan besar di desa. Kulit wajah saya gelap dan kasar. Karena saya merasa penampilan saya kurang oke, saya selalu merasa inferior,” kata Xia.
Tekanan menjadi cantik atau tampan semakin kuat karena didorong media sosial yang gencar menyebarkan informasi mengenai prosedur kosmetik, tutorial kecantikan, serta tips dan trik untuk menjadi cantik atau tampan. Jumlah laki-laki berpendidikan di China yang memilih operasi bedah plastik ini meningkat.
Menurut iResearch, sekitar 17 persen laki-laki pekerja kerah putih di China sudah menjalani perawatan kosmetik dan mayoritas melakukannya sebelum berusia 30 tahun.
Xia Zhengyi, dokter yang mengoperasi Xia, mengakui semakin banyaknya anak muda, khususnya laki-laki, yang ingin dioperasi bedah plastik. ’Operasi bedah ini bisa sampai mengubah ekspresi wajah dan bisa membuat orang percaya diri dan memperbaiki hubungan dengan orang lain,’ ujarnya.
Rose Han dari kelompok investasi Klinik BeauCare mengatakan, banyak laki-laki pegawai negeri sipil yang juga memilih operasi bedah seperti ini karena mereka merasa wajahnya terlihat lelah dan tua. Akibatnya, mereka akan kehilangan kesempatan naik jabatan atau mendapatkan promosi-promosi lain dalam kariernya. Laki-laki muda berusia 20-an tahun banyak yang menginginkan operasi memperbaiki bagian mata dan hidung.
”Ini bukan seperti membeli tas merek Gucci. Tetapi ini seperti memberikan kesempatan kepada diri sendiri. Kepercayaan diri akan bisa mengubah pekerjaan dan hidup saya,” kata Xia.
Menurut data pemerintah, pendapatan nasional rata-rata China meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2010. Kekayaan kelas menengah juga meningkat dan ini yang membuat minat operasi bedah plastik pun meningkat.
Maskulin
Zhang Xiaoma sampai rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan teknologi informasi untuk total menjadi pemengaruh di media sosial setelah ia membagi pengalamannya sendiri menjalani operasi kosmetik. ”Kalau kita lebih menarik, bisa dapat banyak pekerjaan di depan kamera,” ujarnya.
Zhang menjalani prosedur medis untuk memperbaiki bagian telinganya yang kecil. Untuk menjadikan bentuk telinganya agak ”normal”, telinganya diisi dengan asam hialuronat agar terlihat lebih menonjol, sementara wajahnya tampak lebih kecil. Pengalaman Zhang ini menjadi populer setelah seorang bintang media sosial mendokumentasikan prosedurnya lalu menjadi viral.
Nai Wen, seorang model, sudah menjalani 60 kali prosedur operasi kosmetik pada wajahnya, termasuk perawatan laser. Ia meyakini operasi kosmetik berhasil mengubah nasibnya. Bagi dia, operasi kosmetik ini sama saja dengan memakai masker wajah. ”Rasanya luar biasa. Usia kita bisa bertambah terus tetapi tidak menjadi tua,” ujarnya.
Industri operasi kosmetik China kini bernilai 30 miliar dollar AS. Namun, pertumbuhan pesat pada industri ini terjadi pada saat pemerintah sedang mengkhawatirkan krisis maskulinitas di China. Selama ini ”penampilan yang segar” ini menuai kontroversi karena diikuti dengan gambaran menjadi tampan itu juga berarti lemah gemulai dan kurang bertenaga atau kurang macho. Sampai kemudian pemerintah mengusulkan penambahan pelajaran olahraga bagi anak laki-laki supaya mereka lebih maskulin.
Pada awal bulan ini, banyak stasiun televisi juga dilarang untuk menampilkan laki-laki tampan tapi kurang macho di layar televisi. Kontroversi ini juga bukan hanya berkisar pada urusan penampilan, melainkan juga kekhawatiran akan kualitas dan keamanan prosedur operasi kosmetik itu. Asosiasi Konsumen Nasional China pernah menerima 7.200 aduan terkait dengan industri kosmetik.
Xiaoran (33), seorang pemengaruh, tewas setelah mengalami infeksi serius pascaprosedur sedot lemak, Juli lalu. Harian China, Global Times, menyebutkan klinik tempat Xiaoran menjalani operasi sejak itu ditutup. Beredar pula foto-foto aktor Gao Liu yang menjadi viral. Hidungnya menghitam setelah operasinya gagal. Lantaran kasus-kasus ini, banyak pihak yang mendesak pemerintah mengeluarkan regulasi yang lebih ketat.
Nai mengakui adanya risiko orang menjadi kecanduan dengan operasi kosmetik meski prosesnya bisa sampai berjam-jam. ”Kita tidak bisa lagi menerima diri kita jelek. Memang kadang tak sesuai harapan. Tetapi untuk mendapatkan wajah yang sempurna memang butuh waktu,” ujarnya. (AFP)