Putin Sejajarkan Serangan ke Ukraina seperti Serangan Tsar Peter I ke Swedia
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingati hari ulang tahun ke-350 Tsar Peter Sang Agung. Ia mengingatkan kembali tentang bagaimana Tsar mengalahkan Swedia dalam perang besar di wilayah utara pada tahun 1700-1721.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
MOSKWA, JUMAT — Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri peringatan hari ulang tahun ke-350 kelahiran Tsar Peter Sang Agung atau Peter I, Kamis (9/6/2022). Putin ingin menghidupkan kembali misi Peter I untuk menguatkan dan mengembalikan bangsa Slavia yang ia lakukan sejak menjadi kaisar Rusia.
Pada Kamis waktu setempat, Putin menghadiri pameran dalam rangkaian acara peringatan Tsar Peter Sang Agung di St Petersburg. Di sela-sela acara itu, Putin menyampaikan bahwa Peter Sang Agung menguatkan posisi Rusia di dunia.
Putin mengingatkan kembali tentang bagaimana Tsar mengalahkan Swedia dalam perang besar di wilayah utara pada tahun 1700-1721. Tsar dikenal berkat upayanya membangun armada laut dan menguasai Laut Baltik yang kala itu dikuasai Swedia. Tsar kemudian membangun pangkalan militer pertama Angkatan Laut Rusia.
”Banyak yang menilai, saat ia (Tsar Peter I) melawan Swedia, dia meraih sesuatu. Tetapi, tak ada yang ia ambil. Ia hanya ingin mengembalikan apa yang menjadi milik Rusia,” kata Putin.
Putin juga menyampaikan, saat Tsar Peter yang Agung mendeklarasikan St Petersburg sebagai ibu kota Rusia, tidak ada negara di Eropa yang mengakui wilayah ini sebagai milik Rusia. Semua orang menganggap St Petersburg adalah milik Swedia. ”Padahal, sejak dahulu kala bangsa Slavia sudah tinggal di sana bersama orang Finno-Ugric,” katanya.
Sejarah panjang itu digambarkan Putin seperti keadaan saat ini yang dilakukan terhadap Ukraina. Ia menyebut operasi militer Rusia di Ukraina, yang sudah lebih dari 100 hari, sebagai upaya menyelamatkan orang-orang Republik Donetsk yang selama ini tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina. Putin ingin mengembalikan Donetsk ke Rusia, sama seperti Tsar Peter yang Agung menguasai Swedia dan wilayah lainnya untuk membangun Rusia atau Uni Soviet yang utuh.
“Adalah tanggung jawab kami untuk mengambil kembali dan memperkuat apa yang jadi milik Rusia. Ada saat-saat dalam sejarah negara kita ketika kita dipaksa untuk mundur, tetapi mundur untuk mendapatkan kembali kekuatan kita, lalu bergerak maju,” ungkap Putin.
Sejarawan yang juga seorang jurnalis di St Petersburg, Daniel Kotsubinsky, mengungkapkan bahwa Peter I merupakan sosok pendukung liberalisme gaya Eropa. Tsar Peter yang Agung begitu dikenal karena membuka jalan ke Eropa lewat Laut Hitam. Ia membuka jalan, bukan menutupnya.
Kedekatan Peter I yang Agung dengan Eropa tergambar pada masa mudanya. Seperti dikutip dari Saint-Petersburg.com, sejarah menunjukkan bahwa Peter memperoleh wawasan berharga tentang situasi internasional, kehidupan bisnis, dan budaya Eropa saat bepergian ke Eropa dengan menyamar sebagai delegasi Rusia untuk Eropa dengan nama Peter Mikhailov.
Peter tak hanya mengunjungi Eropa. Ia juga belajar banyak pengetahuan di Eropa, bahkan politik. Peter mengunjungi pabrik dan perpustakaan, mendengarkan ceramah di universitas selama lebih dari satu tahun. Selama sisa hidupnya, Peter Sang Agung mempertahankan kecintaannya pada pengetahuan, teknologi baru, dan orang-orang terpelajar, sebagaimana dibuktikan oleh barang-barang pribadinya, perpustakaan, dan interior istananya.
Konflik di Ukraina, lanjut Daniel, membuat Rusia saat ini dijauhi negara Barat dan Eropa. Rusia terisolasi karena begitu banyak sanksi yang diberikan kepada negara itu. Mulai dari penerbangan ke Eropa, sanksi impor barang dari Rusia, bahkan beberapa ritel terkenal dunia hingga pengecer pakaian telah menutup pintu mereka di Rusia.
”Apa pun keadaan sejarah, jika kita meninggalkan jalan yang ditetapkan oleh Peter Sang Agung, kita akan menghancurkan negara dan rakyatnya. Rusia adalah negara Eropa,” ungkap sejarawan Rusia lainnya, Boris Kipnis.
Media di Rusia pun disebut-sebut membandingkan foto Putin dan Tsar Peter Sang Agung dengan slogan, ”Tsar membuka pintu ke Eropa, Putin akan menutupnya”.
Juru Bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov, tak sependapat dengan komentar tersebut. Menurut dia, jendela Rusia tetap terbuka ke mana pun. ”Tidak ada yang berencana untuk menutup apa pun,” ujarnya. (AFP/REUTERS)