Rajapaksa Tiba di Singapura Setelah Menginap di Resor Mewah di Maladewa
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa meneruskan pelariannya dari Maladewa ke Singapura. Selanjutnya ia diperkirakan akan bertolak ke Uni Emirat Arab.
SINGAPURA, KAMIS – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mendarat di Singapura dengan menggunakan pesawat Saudia SV788, Kamis (14/7/2022) malam. Negara kota itu menjadi tujuan pelariannya setelah sempat berada di Maladewa dua hari.
Dua sumber di kalangan Pemerintah Sri Lanka, yang dikutip kantor berita Reuters, menyebutkan bahwa setiba di Singapura Rajapaksa mengirimkan surat elektronik berisi pernyataan pengunduran dirinya sebagai presiden kepada parlemen Sri Lanka. Ditambahkan, surat asli pengunduran diri Rajapaksa akan dikirim dari Singapura ke Colombo secepatnya.
Salah satu sumber Reuters itu mengatakan, ketua parlemen ingin melihat langsung surat asli pengunduran diri Rajapaksa sebelum membuat pengumuman resmi. Indunil Yapa, asisten ketua parlemen, membenarkan bahwa Rajapaksa telah mengirimkan surat elektronik berisi pengunduran dirinya. Pengumuman resmi soal itu diperkirakan paling cepat akan disampaikan, Jumat (15/7/2022).
Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, Rajapaksa masuk ke Singapura dalam kapasitas kunjungan pribadi. Rajapaksa tidak mengajukan permohonan suaka kepada Pemerintah Singapura. Sebaliknya, Pemerintah Singapura juga tidak memberikan suaka kepada Rajapaksa.
Diperkirakan, Rajapaksa, istrinya, dan dua pengawal pribadinya akan tinggal di Singapura selama beberapa hari. Selanjutnya, menurut pihak keamanan Sri Lanka, Rajapaksa mungkin akan ke Uni Emirat Arab.
Menyusul krisis ekonomi dan politik di Sri Lanka, Rajapaksa kabur ke Maladewa pada Rabu (13/7) dini hari menggunakan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka. Ia kabur membawa isteri dan dua orang pengawal.
Media Maladewa melaporkan, Rajapaksa menghabiskan satu malam di resor super mewah Waldorf Astoria Ithaafushi sebelum terbang ke Singapura. Akomodasi mewah itu kontras dengan nasib mayoritas warganya yang menahan rasa lapar karena krisis ekonomi yang mengerikan di negara itu.
Rajapaksa kabur dari Sri Lanka di tengah gelombang unjuk-rasa yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir akibat krisis ekonomi. Unjuk-rasa memuncak dengan massa menduduki rumah dinas kepresidenan dan gedung-gedung pemerintahan sejak Sabtu (9/7/2022).
Massa menuntut dinasti Rajapaksa yang memegang tampuk kekuasaan selama beberapa tahun terakhir untuk lengser. Mereka menganggap korupsi dan salah urus dinasti itulah yang menyebabkan Sri Lanka jatuh pada krisis ekonomi selama beberapa bulan terakhir.
Pekan lalu, Rajapaksa berjanji akan mengundurkan diri pada Rabu malam. Namun setelah lebih dari 36 jam meninggalkan Sri Lanka hingga tiba di Singapura, dia belum menyatakan mundur.
Sumber keamanan di Kolombo mengatakan, surat pengunduran diri Rajapaksa sudah disiapkan. "Begitu dia memberikan lampu hijau, Ketua (Parlemen) akan merilisnya," kata seorang sumber tersebut kepada AFP.
Selain menuntut Rajapaksa mundur, massa pengunjuk rasa juga mendesak Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe segera lengser. Namun, Wickremesinghe mengatakan dia baru akan mundur sampai pemerintahan baru terbentuk. Dia telah mendesak ketua parlemen untuk mencari perdana menteri baru yang dapat diterima baik oleh partai yang berkuasa maupun oposisi.
Tidak jelas kapan itu mungkin terjadi karena oposisi juga pecah. Namun dengan asumsi bahwa Rajapaksa mengundurkan diri seperti yang dijanjikan, anggota parlemen Sri Lanka telah setuju untuk memilih presiden baru pada 20 Juli yang akan menjalani sisa masa jabatan Rajapaksa, yang berakhir pada 2024.
Baca juga: Sri Lanka: Politik Dinasti, Utang, dan Krisis Ekonomi
Presiden yang dipilih biasanya berasal dari anggota parlemen. Dia berpotensi menunjuk perdana menteri baru, yang kemudian harus akan disetujui oleh Parlemen. Kebuntuan politik mengancam untuk memperburuk ekonomi negara yang telah hancur.
Para pengunjuk rasa menuduh presiden dan kerabatnya mencuri uang dari kas pemerintah selama bertahun-tahun dan Rajapaksa mempercepat keruntuhan negara akibat salah urus. Namun, keluarga Rajapaksa membantah semua tuduhan miring itu. Presiden Rajapaksa mengakui beberapa kebijakannya berkontribusi pada kehancuran tersebut.
Sementara itu, pasukan Sri Lanka, Kamis (14/7/2022), mengamankan gedung parlemen untuk mencegah pendudukan lanjutan oleh massa pengunjuk rasa. Sementara Presiden Gotabaya Rajapaksa yang melanjutkan pelariannya dari Maladewa tiba di Singapura, Kamis petang.
Di pihak lain, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe selaku penjabat presiden menerapkan jam malam sejak Kamis pukul 12.00 hingga Jumat pukul 05.00 waktu setempat. Dia memberlakukan keadaan darurat untuk memberikan kekuasaan yang lebih luas kepada militer dan polisi.
Militer dan polisi diberi perintah baru untuk secara tegas mengakhiri semua bentuk kekerasan apa pun. Mereka dan memperingatkan para pembuat kekacauan bahwa semua aparat keamanan "diberdayakan secara sah untuk menggunakan kekuatan mereka".
Baca juga: Rakyat Maladewa Tolak Keberadaan Presiden Sri Lanka
Pasukan dengan seragam militer hijau dan rompi antipeluru tiba di gedung parlemen dengan kendaraan lapis baja, Kamis. Mereka mengantisipasi lebih banyak protes setelah massa pada Rabu berusaha menyerbu pintu masuk parlemen sehingga memicu bentrokan dengan aparat kepolisian.
Sejumlah pejabat pertahanan Sri Lanka telah menyerukan kepada masyarakatnya untuk tenang dan kerja sama dengan pasukan keamanan memulihkan keadaan. Sejumlah pengunjuk rasa menggunggah video ke media sosial. Mereka meminta massa agar tidak lagi menyerbu Parlemen.
Sementara itu para demonstran di Colombo meninggalkan beberapa gedung negara yang telah mereka duduki dalam beberapa hari terakhir. Itu terjadi setelah Wickremesinghe menginstruksikan pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban dan menyatakan keadaan darurat.
“Kami secara damai menarik diri dari Istana Kepresidenan, Sekretariat Presiden, dan Kantor Perdana Menteri, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami," kata seorang juru bicara pengunjuk rasa.
Ratusan ribu orang telah menyerbu kompleks kediaman Presiden Rajapaksa sejak dibuka untuk umum setelah dia melarikan diri dan penjaga keamanannya mundur. Baru pada Kamis sore, semua gedung pemerintah yang diduduki massa ditutup dengan penjaga ketat aparat bersenjata.
Baca juga: Kabur dari Sri Lanka, Presiden Rajapaksa Terbang ke Maladewa
Seorang pengusaha di Colombo, Gihan Martyn (49) menuduh Rajapaksa hendak mengulur-ulur waktu. "Dia pengecut," katanya di luar istana presiden. "Dia dan keluarga Rajapaksa menghancurkan negara kami. Kami tak percaya dia lagi, kami butuh pemerintahan baru."
Rumah sakit utama di Kolombo mengatakan sekitar 85 orang dirawat dengan luka-luka pada hari Rabu. Satu orang di antaranya mati lemas karena terkena gas air mata di kantor perdana menteri. "Anda tidak dapat menghentikan protes ini dengan membunuh,” kata seorang mahasiswa, Chirath Chathuranga Jayalath kepada aparat terkait tindakan keras mereka.
Demonstran anti-pemerintah Sri Lanka, Kamis, mengatakan akan mengakhiri pendudukan di gedung-gedung pemerintah. Namun, mereka bersumpah melanjutkan aksinya untuk melengserkan presiden dan perdana menteri karena gagal mengatasi krisis ekonomi dan keuangan negara.
Massa pengunjuk rasa menyerbu istana presiden pada akhir pekan lalu yang membuat Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa pada Rabu dan ke Singapura pada Kamis ini. Dia meninggalkan negara tenggelam dalam kekacauan politik setelah krisis ekonomi dan keuangan akibat salah urus.
Baca juga: Dari Maladewa, Presiden Sri Lanka Akan Lanjutkan Pelarian ke Singapura
Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi ke titik di mana negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduknya. (AFP/AP/REUTERS)
-------
Catatan Redaksi:
Artikel ini telah diperbarui dari versi awal pada hari Kamis, 14 Juli 2022, pukul 22.15 WIB dengan menambahkan informasi terkini tentang surat pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang dikirimkan setiba di Singapura. Terima kasih.