Pendirian Masjid Tak Seiring dengan Nilai Investasi UEA
Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta, Senin (14/11/2022) pagi. Pembangunan masjid dilanjutkan dengan Solo Islamic Center.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta, Senin (14/11/2022) pagi. Peresmian masjid itu menujukkan relasi kedua negara yang saat ini dinilai sangat baik sekali. Meskipun hubungan Presiden Jokowi-Presiden MBZ juga sangat baik, investasi UEA ke Indonesia tiga tahun ini relatif menurun.
Dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi UEA di Indonesia sempat sangat baik di periode 2018-2019. Nilai investasi yang bisa direalisasikan pada 2018 mencapai 69,94 juta dollar AS dan 69,73 juta dollar AS setahun setelahnya.
Namun, sejak 2020, nilai investasi melorot menjadi 21,03 juta dollar AS. Bahkan pada 2021 hanya 16,1 juta dollar AS. Tahun ini, sepanjang kuartal 1 dan 2, realisasi investasi baru 7,7 juta dollar AS.
Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis mengakui investasi asing langsung (FDI) dari UEA memang terkesan menurun. Namun, menurut dia, data tersebut tidak mencakup kerja sama investasi terkait energi, jasa keuangan (perbankan) dan UMKM, perusahaan/perseorangan melalui perusahaan portfolio terpisah (SPC) di negara lain.
”Banyak format kerja sama saat ini. Kami juga setiap hari bertemu dengan Abu Dhabi Holding,” ujarnya kepada Kompas, Senin petang.
”Banyak format kerja sama saat ini. Kami juga setiap hari bertemu dengan Abu Dhabi Holding. ”
Dicontohkan, pada 2020, UEA menyediakan 10 miliar dollar AS untuk investasi di Indonesia, tetapi uang ini ditaruh di Abu Dhabi Holding. Tahun 2022, lanjut Husin, disiapkan lagi 30 miliar dollar AS.
Baca juga: ”President Joko Widodo Street” dan Jalan Bilateral RI-UEA
”Jadi, kalau istilah saya, mereka banyak memberi uang ke Indonesia sepanjang kita bisa menyediakan proyek yang saling menguntungkan, di sektor apa saja, pertanian, perikanan, obat-obatan, energi. Yang penting saling menguntungkan,” tuturnya.
Sejauh ini, Presiden Joko Widodo sendiri turun tangan mempromosikan investasi di Indonesia. Dalam lawatan ke UEA, awal November 2021, misalnya dihasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dollar AS. Jumlah tersebut, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi 3 November 2021, didapat dari 19 perjanjian kerja sama.
Beberapa komitmen bisnis ini antara lain kerja sama Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur, distribusi vaksin, dan bioproduct.
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengikuti lawatan Presiden ke UEA, Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk merealisasikan investasi di Indonesia, bukan hanya condong pada satu negara.
Kendati nilai investasi UEA di Indonesia melorot, hubungan Presiden Jokowi dan Presiden MBZ terkesan sangat baik. Keduanya kerap berinteraksi bahkan saat MBZ masih putra mahkota. Hubungan baik ini berbuah hibah masjid raya di Surakarta yang akan dilanjutkan dengan pembangunan Solo Islamic Center.
Menurut Husin, Solo Islamic Center ini tinggal menyelesaikan kerja samanya. Lahan disiapkan Pemerintah Indonesia, lalu pembangunan ataupun pengelolaan akan ditangani UEA sampai saatnya diserahkan kepada Indonesia.
Ini semua, menurut Husin, menunjukkan kedekatan Presiden Jokowi dan Presiden MBZ. Bahkan, dia menyebut, Presiden Jokowi sebagai salah satu pemimpin negara yang paling mesra dengan Abu Dhabi.
Pohon Sala
Peresmian Masjid Sheikh Zayed Surakarta dilakukan setelah Presiden Jokowi dan Presiden MBZ menunaikan ibadah shalat sunnah tahiyatul masjid. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yang menyambut langsung Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di bawah tangga pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Surakarta, mengendarai mobil yang sama menuju masjid ini.
”Presiden Jokowi sebagai salah satu pemimpin negara yang paling mesra dengan Abu Dhabi. ”
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi dan Presiden MBZ. Dalam peresmian ini, hadir pula Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis, Dubes UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Aldhaheri, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Presiden Jokowi dan Presiden MBZ juga sempat berkeliling dan meninjau arsitektur serta sarana prasarana di masjid tersebut. Masjid ini, seperti Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, memiliki satu kubah besar dan beberapa kubah yang lebih kecil. Selain itu masih ada empat menara tinggi menjulang.
Masjid bercat dominan putih dihiasi warna emas di beberapa bagian, seperti di pangkal pilar, ujung kubah, ataupun ornamen di jendela dan dindingnya. Adapun di bagian dalamnya, karpet bermotif menghampar indah melengkapi pilar serta dinding yang berelung-relung jendela.
Masjid Raya Sheikh Zayed dihiasi ornamen khas Timur Tengah dan motif batik sebagai unsur Indonesia di beberapa lokasi.
Di akhir peresmian, Presiden Jokowi dan Presiden MBZ menanam dua pohon sala (Couroupita guanensis). Presiden MBZ dan Presiden Jokowi pun berjongkok menyekopkan tanah kemudian mengairi kedua tanaman tersebut.
”Masjid yang baru diresmikannya bersama Presiden MBZ sebagai simbol persahabatan rakyat Indonesia dengan rakyat Uni Emirat Arab. ”
Presiden Jokowi, Senin petang, menyebut Masjid yang baru diresmikannya bersama Presiden MBZ sebagai simbol persahabatan rakyat Indonesia dengan rakyat Uni Emirat Arab.
Masjid yang dibangun pada lahan seluas tiga hektar di Gilingan, Banjarsari, Surakarta, tersebut merupakan hibah dari Presiden UEA yang saat dimulai pembangunan tahun 2021 masih menjabat sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi sekaligus Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA. Pemerintah Indonesia menyediakan lahan milik negara dan pembangunan dilakukan PT Waskita Karya sebagai pemenang tender yang memulai kontrak pada Mei 2021-Agustus 2022 senilai 19 juta dollar AS atau sekitar Rp 278 miliar.
Dengan luas bangunan utama masjid 8.400 meter persegi, setidaknya 12.000 umat bisa beribadah. Pembangunan dilakukan di area lahan seluas 26.581 meter persegi. Adapun bangunan masjid tiga lantai serta dilengkapi dengan lift. Lahan parkir seluas 3.500 meter persegi juga tersedia.
Bagis menilai Masjid Raya Sheikh Zayed ini akan menjadi cermin persahabatan kedua negara. “Hibah Masjid Raya Sheikh Zayed ini akan menjadi simbol hubungan persaudaraan dan kerja sama yang erat antara Indonesia dan UEA. Terlebih bentuknya sendiri merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi yang mencerminkan kesamaan pandangan kedua negara tentang pentingnya toleransi dan kerukunan umat beragama,” tuturnya.
Toleransi
Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi dapat dianggap sebagai wajah Islam di UEA yang dibangun oleh mendiang Sheikh Zayed. Masjid di Abu Dhabi ini sekaligus menjadi sarana untuk mewujudkan pesan Islam tentang perdamaian dan toleransi bagi orang-orang dari semua agama.
”Masjid ini tidak hanya akan menjadi tempat ibadah dan pusat budaya, tetapi juga akan menjadi lokasi wisata religi yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. ”
Begitu pula dengan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo, pintunya terbuka untuk semua orang. Ini sekaligus menunjukkan wajah Islam di Indonesia, Islam wasatiyah. Toleransi, menurut Husin, adalah salah satu dari banyak kesamaan nilai antara Indonesia dan UEA.
Baca Juga: RI-UEA Dorong Deeskalasi
”Masjid ini tidak hanya akan menjadi tempat ibadah dan pusat budaya, tetapi juga akan menjadi lokasi wisata religi yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” tambahnya.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Adib mengatakan, ke depan, masjid ini akan dikelola Badan Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang dibentuk pemerintah melalui Kementerian Agama. Badan ini bertanggung jawab kepada Menteri Agama langsung.
Sebelum peresmian, dua hari sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sempat meninjau bersama Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa. ”Kondisinya sudah jauh lebih baik dari minggu lalu saat terakhir saya tinjau dan sudah siap diresmikan. Saat ini sedang dilakukan pembersihan dan pengecekan sistem pengeras suara (sound system),” kata Menteri Basuki.
Basuki juga berpesan supaya operasional dan pemeliharaan masjid dilakukan dengan baik. ”Pemerintah Kota Solo agar bersinergi dan berbagi peran dengan Kementerian Agama untuk pemeliharaannya. Sangat disayangkan jika masjid sebesar dan sebagus ini tidak dirawat dengan baik,” ujarnya.
Presiden MBZ tiba di Indonesia untuk menghadiri undangan pada KTT G20 di Bali. Awalnya, masjid raya akan diresmikan tanggal 17 November setelah KTT, tetapi akhirnya jadwal peresmian dipercepat.
Selepas meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta, Presiden Jokowi menjamu Presiden MBZ sarapan di kediaman pribadinya di kawasan Sumber, Surakarta. Hadir pula di meja makan tersebut, selain Gibran, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, serta menantunya, Bobby Nasution. Adapun Presiden MBZ disertai putranya, Sheikh Hamdan bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, ataupun adiknya. (INA)