Jepang dan UEA Tak Mau Kalah dalam Misi Penjelajahan ke Bulan
Pesawat luar angkasa Hakuto dari perusahaan swasta rintisan Jepang, ispace, berhasil meluncur menuju Bulan. Hakuto kemungkinan akan sampai Bulan pada April 2023. Misi ini juga membawa penjelajah buatan Uni Emirat Arab.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
TOKYO, MINGGU — Perusahaan swasta rintisan yang bergerak di bidang pengembangan program luar angkasa Jepang, ispace, meluncurkan pesawat luar angkasa ke Bulan setelah lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Minggu (11/12/2022). Misi pesawat ”Hakuto-R ispace Inc” ke Bulan itu merupakan yang pertama bagi Jepang. Pesawat itu juga membawa robot penjelajah dari Jepang dan Uni Emirat Arab.
Peluncuran pesawat tersebut sempat dua kali ditunda karena alasan teknis pemeriksaan roket SpaceX Falcon 9 yang digunakan. Misi ini merupakan prestasi tersendiri bagi Jepang karena, jika dibandingkan dengan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), Rusia, serta China, Jepang lebih maju dilihat dari sisi perusahaan swastalah yang meluncurkan pesawat luar angkasa itu.
Baik AS, Rusia, maupun China memang sebelumnya sudah berhasil melakukan pendaratan di Bulan, tetapi belum ada perusahaan swasta dari negara-negara itu yang melakukannya. Keberhasilan misi luar angkasa Jepang ini menjadi tonggak dalam kerja sama luar angkasa Jepang-AS pada saat China semakin kompetitif, sedangkan roket Rusia tidak lagi tersedia setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Nama pesawat ”Hakuto” yang digunakan pada misi ini mengacu pada kelinci putih yang hidup di Bulan di dalam cerita rakyat Jepang. Kisah ini berbeda dari gagasan Barat tentang manusia di Bulan. Proyek pembangunan pesawat berukuran 2 meter x 2,5 meter ini awalnya merupakan salah satu finalis dalam kompetisi Lunar XPRIZE Google untuk mendaratkan penjelajah di Bulan sebelum tenggat 2018.
Kompetisi itu berakhir tanpa pemenang. Organisasi Israel, SpaceIL, yang juga finalis dalam kontes itu pada April 2019 juga gagal mewujudkan misi pendaratan pertama di Bulan dengan dana perusahaan swasta. Kala itu, perangkat pendaratnya jatuh ke permukaan Bulan saat mencoba mendarat.
Dalam misi kali ini, pesawat Hakuto dirakit di Jerman. Pesawat itu diharapkan akan mendarat di Bulan pada akhir April mendatang, bertepatan dengan Tahun Kelinci.
Hakuto dirancang menggunakan bahan bakar minimal untuk menghemat uang dan menyisakan lebih banyak ruang untuk kargo. Itu yang menyebabkan ia terbang agak lambat sejauh 1,6 juta kilometer dari Bumi. Sebagai perbandingan, uji coba kapsul kru Orion NASA hanya butuh waktu lima hari untuk mencapai Bulan pada bulan lalu.
Perusahaan ispace berharap misi ini akan menjadi pembuka jalan misi-misi pengiriman muatan pemerintah dan komersial selanjutnya. Menurut rencana, Hakuto akan menempatkan satelit NASA kecil ke orbit Bulan untuk mencari simpanan air sebelum mendarat di Kawah Atlas.
Wahana pendarat M1 akan meluncurkan dua robot penjelajah beroda dua buatan Badan Antariksa Jepang, JAXA, dan satu penjelajah beroda empat berbobot 10 kilogram bernama Rashid buatan Uni Emirat Arab (UEA).
UEA termasuk pendatang baru dalam kompetisi luar angkasa ini. Jika Rashid berhasil mendarat, hal itu akan jadi misi pertama dunia Arab ke Bulan.
UEA termasuk pendatang baru dalam kompetisi luar angkasa ini. Jika Rashid berhasil mendarat, hal itu akan jadi misi pertama dunia Arab ke Bulan.
Sejauh ini baru AS, Rusia, dan China yang telah mencapai apa yang disebut ”pendaratan lunak” di Bulan, dimulai oleh Luna 9 milik bekas Uni Soviet pada 1966. Hanya AS yang sudah mengirimkan 12 astronot untuk menjejakkan kaki di permukaan Bulan dalam enam misi pendaratan.
”Penjelajah Rashid adalah bagian dari program luar angkasa Uni Emirat Arab,” kata Wakil Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum yang juga menyaksikan peluncuran itu dari Pusat Luar Angkasa Mohammed bin Rashid.
Ia juga mengunggah komentar di Twitter yang mengatakan tujuan UEA dalam program luar angkasa ini adalah untuk mentransfer pengetahuan dan mengembangkan kemampuan UEA serta menambahkan jejak ilmiah dalam sejarah umat manusia. Nama Rashid diambil dari nama keluarga emir Dubai.
Perusahaan ispace yang didanai swasta sudah mengantongi kontrak dengan NASA untuk mengangkut muatan ke Bulan mulai tahun 2025. Menurut rencana, mereka juga akan membangun koloni Bulan dengan staf permanen pada tahun 2040.
Perusahaan ispace hanya memiliki 200 karyawan. Perusahaan itu memiliki target misi memperluas ruang lingkup kehidupan manusia ke luar angkasa dan menciptakan dunia yang berkelanjutan dengan menyediakan layanan transportasi berfrekuensi tinggi dan murah ke Bulan.
Peluncuran Hakuto pada hari ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun pendaratan Bulan terakhir oleh astronot AS, Eugene Cernan dan Harrison Schmitt, dari Apollo 17, 11 Desember 1972.
”Peluncuran Apollo NASA ke Bulan itu merayakan kegembiraan teknologi. Tetapi, kali ini merayakan kegembiraan bisnis. Ini langkah awal mengembangkan ’ekonomi Bulan’. Ayo, pergi ke Bulan!” kata pendiri dan CEO ispace Takeshi Hakamada dalam siaran web peluncuran SpaceX. (REUTERS/AFP/AP