Israel-Iran Terus Memanas, Netanyahu Tuduh Teheran Serang Tanker Negaranya
Tanker yang beroperasi di bawah perusahaan Israel diserang pesawat nirawak. Israel menuduh serangan itu didalangi oleh Iran.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
TEL AVIV, SENIN — Israel menuduh Iran menyerang tanker milik mereka pekan lalu. Ini adalah rentetan serangan pesawat nirawak atau drone yang diduga buatan Iran menyerang kapal-kapal niaga milik Israel dan negara-negara sahabatnya. Para pengamat militer memperkirakan bahwa tindakan itu dilakukan Teheran untuk menguji presisi dan kapasitas pesawat nirawak buatan Iran.
Tuduhan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet di Jerusalem, Minggu (19/2/2023). ”Iran sekali lagi melanggar aturan kebebasan pelayaran internasional dan ini tidak bisa dibiarkan,” katanya. Iran membantah tuduhan Israel tersebut melalui media-media yang terafiliasi dengan pemerintah mereka.
Insiden penyerangan ini terjadi pada hari Jumat (10/2/2023). Ketika itu, kapal Campo Square yang berbendera Liberia tengah berlayar di Laut Arab. Tiba-tiba, sebuah benda terbang mendekat lalu menabrakkan diri. Badan Campo Square hanya menderita kerusakan ringan dan tidak ada anak buah kapal yang terluka.
Campo Square walaupun berbendera Liberia—sebuah negara di Afrika barat—dioperasikan oleh perusahaan Zodiac Maritime. Awalnya, diberitakan bahwa perusahaan ini milik pengusaha Israel yang bernama Eyal Ofer. Namun, kantor berita Arutz Sheva kemudian membantahnya walaupun memang dimiliki oleh seorang pengusaha dari Israel.
Surat kabar Jerusalem Post menulis, berdasarkan analisis perusahaan konsultasi keamanan Inggris, Ambrey Intelligence, pesawat nirawak itu berasal dari Iran. Data mengenai titik tempat benda itu bertolak dan kembali masih dicari. Campo Square sedang berlayar dari Singapura menuju Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), salah satu negara sahabat Israel.
Catatan intelijen Israel mengatakan, penyerangan kapal-kapal niaga oleh Iran telah berlangsung sejak tahun 2019. Ketika itu, hubungan Iran dengan Amerika Serikat sedang tegang. Sebagai imbas, hubungan antara Iran dan Israel yang memang tidak mulus juga ikut kian memburuk. Sebagian besar kapal-kapal yang diserang ini dioperasikan oleh perusahaan Israel dan beberapa oleh perusahaan UEA.
Penyerangan terburuk terjadi pada bulan Juli 2021 terhadap kapal Mercer Street yang berbendera Jepang. Dua awak kapal berkebangsaan Inggris dan Romania tewas. Setelah itu, pada 15 November 2022, kapal Pacific Zircon ditembak oleh pesawat nirawak yang diduga diterbangkan dari Chabahar, kota pesisir di Iran bagian selatan.
Intelijen Israel dan AS mengatakan bahwa pesawat nirawak yang menyerang Pacific Zircon adalah HESA Shahed-136 buatan Iran. Ini adalah benda terbang yang diekspor Iran ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina. Iran mengirim pesawat nirawak jenis penyerang, yaitu Shahed-131 dan Shahed-136 beserta pesawat nirawak multiguna Muhajer-6.
Menteri Pertahanan Israel Yaev Gallant ketika berbicara pada simposium pertahanan di Muenchen, Jerman, mengatakan bahwa Iran berusaha meningkatkan kapasitas pertahanan mereka di tengah embargo internasional. ”Mereka mengacuhkan upaya proliferasi dunia dan diduga kuat tetap melakukan pengayaan nuklir untuk ke taraf yang bisa dijadikan senjata,” katanya dikutip oleh media Asharq al-Awsat.
Muncul pertanyaan mengenai sikap Iran yang tidak mau mengklaim bahwa mereka menyerang kapal-kapal niaga, padahal jelas pesawat nirawak yang digunakan adalah produksi mereka. Surat kabar The Guardian edisi 14 Februari 2023 menulis analisis yang mengatakan bahwa Iran berusaha menjadi produsen pesawat nirawak militer dalam jumlah masif dan dengan harga terjangkau.
Dugaan ini berdasarkan klaim dari Kementerian Intelijen Iran pada pertengahan tahun 2022 yang mengatakan bahwa Iran hendak menjual drone ke 50 negara. China telah menetapkan pesanan sebanyak 15.000 unit. Beijing tidak mengeluarkan tanggapan atas klaim tersebut.
Uji presisi "drone"
Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) yang tidak ingin diungkapkan namanya menjelaskan kepada The Guardian. ”Iran ingin menguji ketepatan navigasi pesawat nirawak mereka. Kapal-kapal niaga adalah target yang mudah. Makanya, mereka tidak mempersenjatai drone dengan rudal atau peluru yang bisa mengakibatkan kerusakan parah,” ujarnya.
Selain itu, narasumber tersebut berpendapat, kemungkinan lain ialah Iran sedang menguji coba kemampuan pesawat nirawak dan mengumpulkan data lapangan serta memantau situasi terkini. Alasan memilih kapal niaga ialah karena sarana transportasi ini bekerja di bawah birokrasi yang rumit.
Misalnya, kapal berbendera suatu negara, tetapi beroperasi di bawah perusahaan dari negara lain. Urusan gugat-menggugat untuk penyerangan akan sangat rumit dan umumnya perusahaan pemilik kapal memilih tidak melanjutkan perkara.
Seperti dilansir laman Al Jazeera, selama bertahun-tahun Iran dan Israel terlibat dalam perseteruan sengit. Teheran menuding Israel berada di balik serangkaian sabotase dan pembunuhan dengan target utama melumpuhkan program nuklir Iran. Teheran juga menuduh Israel melancarkan serangan pesawat nirawak pada Januari 2023 terhadap situs Kementerian Pertahanan Iran di Provinsi Isfahan, Iran tengah.
Tak hanya dengan Israel, Iran juga bersengketa dengan Barat soal aktivitas nuklir Teheran dan pasokan senjata—khususnya pesawat nirawak jarak jauh—pada Rusia untuk perang di Ukraina. Pada November 2022, Israel dan AS menyalahkan Iran sebagai penyerang dengan pesawat nirawak terhadap sebuah tanker di perairan Oman.
Israel sudah lama menegaskan untuk menyerang targer-target Iran jika langkah diplomasi gagal melumpuhkan program nuklir atau rudal Iran. Perundingan antara Iran dan negara-negara kekuatan utama dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015 mengalami kebuntuan sejak September 2022. (REUTERS/SAM)