Phnom Penh
Rakyat Kamboja bersukaria. Koleksi perhiasan mahkota periode Angkor yang dulu pernah dicuri Inggris pada tahun 1970-an dikembalikan.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memamerkan harta karun yang berupa mahkota emas, kalung, dan jimat peninggalan periode Angkor dari abad ke-9 hingga ke-14 kepada publik, Jumat (16/3/2023). Pada masa itu, Kerajaan Khmer mendominasi sebagian besar wilayah Asia Tenggara.
Kementerian Kebudayaan Kamboja berharap, harta karun itu akan dipajang di museum nasional sebagai warisan budaya yang tidak ternilai.
"Saya mengimbau agar museum, lembaga, dan kolektor artefak Khmer untuk terus mengembalikan barang-barang itu secara sukarela ke Kamboja. Barang-barang warisan harus dikembalikan ke negara asalnya," kata Hun Sen.
Baca juga : Kambing-kambing di Jalanan San Fancisco
Kementerian Kebudayaan Kamboja bulan lalu diam-diam menerima 77 karya seni dari keluarga mendiang pedagang seni Inggris, Douglas Latchford. Ada juga dua patung dari abad ke-10 yang baru-baru ini juga dikembalikan Amerika Serikat.
Duta Besar Inggris untuk Kamboja, Dominic Williams, mengunggah komentar di Twitter, "Kesempatan luar biasa bisa melihat artefak itu kembali ke tanah leluhurnya".
Baca juga : Surat untuk "Peter Parker" dan "Spider-Man"
Sebelum meninggal pada 2020, Latchford menunggu proses persidangan untuk kasus perdagangan seni di AS. Ketika meninggal, pihak keluarga Latchford setuju untuk mengembalikan barang-barang antik itu ke Kamboja. Pada 2021, mereka mengembalikan lima artefak batu dan perunggu.
Ribuan barang antik dan artefak dicuri dari Kamboja selama masa konflik dan genosida rezim Khmer Merah pada tahun 1970-an.
Baca juga : "Skandal 45 Botol Anggur" Eks Peserta Ratu Kecantikan Meksiko Berakhir di Bui
Tahun lalu, AS mengembalikan 30 barang rampasan, termasuk patung perunggu dan batu dewa Buddha dan Hindu yang diukir lebih dari 1.000 tahun lalu. Pemerintahan Hun Sen selama bertahun-tahun sibuk bernegosiasi dengan berbagai negara dan kolektor pribadi untuk mengembalikan lebih banyak artefak Khmer ke Kamboja. (AFP)