Mendekat ke China, Kepulauan Solomon Yakinkan Australia Tetap Mitra Nomor Satu
Kawasan Kepulauan Pasifik sangat strategis. Kepulauan Solomon, misalnya, ingin membangun kedekatan dengan Barat maupun China.
HONIARA, SABTU – Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare, terbang menuju Beijing, China, untuk lawatan kenegaraan selama sepekan. Hubungan bilateral negara di Kepulauan Pasifik itu dengan China semakin erat semenjak Honiara memutuskan hubungan dengan Taiwan pada tahun 2019.
Meskipun begitu, Sogavare meyakinkan negara tetangga Kepulauan Solomon, yakni Australia, bahwa mereka tetap rekan terdekat dan terpenting.
Sogavare berangkat ke China pada hari Sabtu (8/7/2023). Jadwalnya ialah Sogavare melawat ke China selama 9-15 Juli. Selain hendak membuka Kedutaan Besar Kepulauan Solomon untuk China di Beijing, ia juga akan mengunjungi Provinsi Jiangsu dan Provinsi Guangdong.
Surat kabar lokal Island Sun melaporkan bahwa Sogavare mengajak serta 35 pejabat kenegaraan Kepulauan Solomon dalam perjalanan ke Beijing. Biaya perjalanan sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah China. Di sana, mereka akan dijamu oleh Perdana Menteri China Li Qiang.
“Ini kunjungan kedua PM Sogavare di dalam empat tahun, pertanda hubungan kedua negara semakin erat dan berbobot,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, yang dikutip oleh Global Times, surat kabar nasional China.
Baca juga : Kepulauan Pasifik Ingin Menjadi Mitra Setara bagi Semua
Salah satu hal yang sama-sama ditekankan oleh China dan Kepulauan Solomon beserta negara-negara Kepulauan Pasifik ialah penolakan Jepang membuang air terkontaminasi radiasi nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik. Sebanyak 1 juta ton kubik air itu sudah diolah sedemikian rupa sehingga tidak ada isotop yang berbahaya tersisa, meskipun ada isotop lain yang tertinggal.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa isotop itu tidak mengancam manusia maupun lingkungan. Akan tetapi, Kepulauan Pasifik, China, dan Korea Selatan merupakan pihak-pihak yang keberatan. Mereka menuntut bukti ilmiah bahwa dalam jangka waktu lama memang tidak akan ada dampak berbahaya.
Kepulauan Pasifik merupakan kawasan yang selama ini mengalami kerugian berupa kerusakan alam karena hingga tahun 1990-an kerap dijadikan tempat uji coba nuklir oleh negara-negara Barat. Negara-negara Pasifik sedang berjuang agar Barat mau memberi kompensasi.
Kedekatan Honiara-Beijing ini bukan tanpa polemik. Hingga tahun 2019, Kepulauan Solomon mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan. Artinya, terlepas dengan pernyataan China bahwa Taiwan merupakan bagian dari Prinsip Satu China, Honiara ketika itu menganggap Taiwan sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Sogavare mengubah hubungan ini pada 2019 dengan memutus hubungan diplomatik dengan Taipei dan membangun hubungan dengan Beijing. Selain itu, Beijing juga memberi bantuan keuangan sebesar 500 juta dollar Amerika Serikat untuk membiayai berbagai pembangunan infrastruktur di Kepualauan Solomon.
Baca juga : Ingin Buang Air Paparan Radiasi Nuklir, Jepang Bujuk Kepulauan Pasifik
Puncak dari perubahan sikap politik luar negeri di bawah Sogavare itu ialah kerusuhan pada November 2021. Rakyat, terutama kubu oposisi politik Sogavare, menggelar unjuk rasa besar-besaran. Salah satu hal yang mereka takuti ialah jika Kepulauan Solomon terjerumus jebakan utang oleh China, yaitu jika Honiara tidak bisa melunasi utang kepada Beijing dan sebagai balasan Beijing mengambil konsesi ataupun merasuki politik dalam negeri Kepulauan Solomon.
Guna memadamkan kerusuhan, Sogavare bekerja sama dengan Beijing dan mendatangkan aparat kepolisian dari China untuk melatih aparat kepolisian Kepulauan Solomon mengenai hal-hal taktis dan cara-cara menangani kerusuhan. Meskipun Australia ketika itu juga menurunkan bantuan aparat keamanan, negara-negara di Kepulauan Pasifik beserta Australia mengkhawatirkan semakin besarnya pengaruh China di Honiara.
Baca juga : AS Perkuat Kehadiran di Pasifik, Umumkan Bantuan Rp 12,9 Triliun
Apalagi, per 2022, Kepulauan Solomon meneken pakta kerja sama pertahanan dan keamanan dengan China. Banyak pihak yang takut, dengan pakta ini China bisa membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon. Sogavare menampik tuduhan itu. Ia mengkritik dunia internasional tidak memercayai kedaulatan Kepulauan Solomon untuk mengambil keputusan secara merdeka.
“Kepulauan Solomon dengan dengan Australia, dekat dengan China, dan bersahabat dengan semua bangsa. Prinsip kami bukan mencari musuh, melainkan menambah kawan,” ujarnya.
Dilansir dari surat kabar Solomon Times. 29 Juni 2023, Sogavare kembali menekankan bahwa mitra terpenting Kepulauan Solomon adalah Australia. Hal ini ia sampaikan ketika menerima lawatan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.
Di dalam kunjungan itu, Marles menyampaikan bahwa Australia memberi dukungan sebesar 25 juta dollar Australia untuk pemilihan umum Kepulauan Solomon tahun 2024. Selain menguatkan kerja sama di bidang pendidikan, energi, dan lingkungan, Marles membawa paket-paket bantuan terbaru berupa pembangunan unit baru di rumah sakit nasional, penguatan kerja sama kelautan, pengembangan usaha kecil, dan pengembangan industri pembuatan kapal.
Baca juga : Bendung China, AS-Australia Janji Lebih Aktif di Pasifik
“PM Sogavare mengatakan ingin meninjau kembali kerja sama pertahanan dan keamanan dengan Australia. Ini kesempatan baik untuk membenahi dan meningkatkan mutu kerja sama ini sesuai dengan kebutuhan Kepulauan Solomon dan Kepulauan Pasifik,” kata Marles.
Wilayah Kepulauan Pasifik semakin menjadi pemain global yang penting. Mereka terletak di wilayah yang strategis. Barat, terutama Australia dan Selandia Baru, mengkhawatirkan jika pengaruh China semakin kuat di sana. Indonesia juga begitu karena jika ada persaingan geopolitik di Kepulauan Pasifik, menambah ketegangan di kawasan Indo-Pasifik yang masih didera sengketa Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Baca juga : Presiden Kunjungi Australia dan Papua Niugini untuk Dongkrak Kerja Sama Strategis
Indonesia merangkul Kepulauan Pasifik melalui Papua Niugini, negara terbesar di kawasan tersebut sekaligus tetangga langsung Indonesia. Presiden Joko Widodo berkunjung ke Port Moresby pada 7 Juli lalu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Papua Niugini James Marape. (AFP)