Paus Umumkan 21 Kardinal Baru, Termasuk Kardinal Hong Kong-Jerusalem
Para kardinal ini menempati jabatan diplomatik maupun posisi strategis di dalam pemerintahan Vatikan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
VATIKAN, SENIN – Pemimpin Tertinggi Umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, telah resmi memilih 21 kardinal baru, termasuk prelat untuk Hong Kong dan Jerusalem. Sebagian besar dari mereka menjalankan tugas sebagai perwakilan "diplomatik" Vatikan. Ada pula yang tetap bertugas di Vatikan sebagai kepala lembaga-lembaga kepausan dan pemerintahan di Vatikan.
Pengumuman itu disampaikan oleh Paus Fransiskus pada misa pagi yang diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (9/7/2023). Sebanyak 18 dari 21 kardinal itu berumur di bawah 80 tahun. Artinya, mereka memiliki hak suara di Konklaf, yaitu pertemuan tertutup Dewan Kardinal untuk memilih paus.
Paus Fransiskus mengatakan, upacara resmi pengangkatan para kardinal baru itu akan digelar pada 30 September 2023. Selama 10 tahun kepausannya, Fransiskus telah mengangkat sembilan angkatan kardinal baru.
Sebelum penunjukan terakhir ini, ia telah menunjuk banyak kardinal (berusia di bawah 80 tahun) yang berhak memilih paus mendatang. Kini, dengan penunjukan terbarunya, jumlah kardinal yang memenuhi persyaratan ikut memilih paus sebanyak 137 orang.
Tiga kardinal dari 21 kardinal baru telah berumur di atas 80 tahun. Mereka tidak bisa lagi masuk Konklaf dan murni menjalankan penugasan diplomatik.
Kardinal bertugas sebagai penasihat paus dalam urusan pengajaran dan administrasi, termasuk urusan keuangan. Namun, tugas paling krusial bagi kardinal adalah berkumpul di Konklaf yang bersifat rahasia untuk memilih paus berikutnya.
Penunjukan yang dianggap cukup menghebohkan ialah Uskup Agung Victor Manuel Fernández dari Argentina sebagai Kepala Kantor Doktrin Vatikan. Paus Fransiskus menunjuknya melalui surat pada 5 Juli 2023. "Kantor Doktrin hendaknya dibawa ke arah penginjilan berbasis teologi. Bukan mengendalikan para teolog," tulis Paus, seperti dilansir media New Catholic Republic.
Dalam wawancara dengan InfoVaticana, Fernandez menjelaskan bahwa pesan Paus itu untuk membenahi kinerja Kantor Doktrin yang selama ini kerap cepat menyelidiki dan menjatuhkan sanksi terhadap para agamawan Katolik, meskipun penyelidikan itu kadang-kadang dianggap belum menyeluruh dan tuntas. Salah satu contohnya ialah mengenai keputusan sejumlah uskup di Jerman untuk memberkati pernikahan pasangan sesama jenis.
"Sekarang kita tidak bisa cepat mengecap suatu hal itu halal atau haram. Harus dikaji dulu sesuai dengan doktrin keagamaan, perkembangan dunia, dan kemanusiaan," ujar Fernandez.
Rekonsiliasi di Hong Kong
Dari sisi diplomatik, ada Uskup Agung Stephen Sau-yan Chow (64) sebagai kardinal Hong Kong. Selama ini, ia aktif menjembatani hubungan Pemerintah China dengan umat Katolik di Hong Kong. Wilayah ini sejak tahun 2020 mengalami gejolak sosial besar-besaran karena Otoritas Hong Kong dan Pemerintah China berusaha memberantas gerakan prodemokrasi.
"Untuk Hong Kong, (saya berharap), kota ini akan lebih banyak menjalani rekonsiliasi," ujar Chow kepada wartawan, Senin (10/7/2023). "Ini yang saya harap bisa kita capai."
Selama beberapa dekade, Vatikan dan China mengalami ketegangan hubungan, diselingi dengan perbaikan hubungan kedua pihak.
Beijing dan Vatikan sempat memutuskan hubungan diplomatik pada 1951, menyusul berkuasanya Partai Komunis di China dan pengusiran para imam asal luar negeri. Selama beberapa dekade, Vatikan dan China mengalami ketegangan hubungan, diselingi dengan perbaikan hubungan kedua pihak. China bersikukuh, pihaknya memiliki hak untuk memilih uskup dan memenjarakan para imam yang sepenuhnya loyal kepada paus.
Cho bakal menjadi kardinal keempat. Ia akan menggembalakan umat di area yang secara geopolitik menjadi perhatian Vatikan. Pada April 2023, ia mengunjungi Beijing. Ini pertama kali terjadi dalam kurun hampir 30 tahun, sejak China membuka diri kepada dunia dan menjadi kekuatan perekonomian global, Uskup Hong Kong, berkunjung ke Beijing.
Pada akhir kunjungan tersebut, Cho mengatakan, ia mengundang uskup di Beijing yang ditunjuk oleh Pemerintah China untuk berkunjung ke Hong Kong. Pengamat menyebut hal itu sebagai gestur simbolik yang dapat memperkuat hubungan rapuh antara China dan Vatikan. Di Hong Kong, Chow dikenal luas sebagai sosok moderat dan sosok netral di politik.
Dialog Palestina-Israel
Terdapat pula Monsinyur Pierbattista Pizzaballa (58) yang ditunjuk Paus Fransiskus menjadi Patriach Latin di Jerusalem . Paus mengharapkan Palestina dan Israel bisa segera menghentikan kekerasan dan mempercepat dialog damai. Pizzaballa menjelaskan, umat Nasrani sudah 2.000 tahun berada di Israel, tetapi tidak pernah ditekan separah ini sejak Pemerintah Israel dikuasai partai-partai sayap kanan.
"Agamawan Katolik sering diancam dan berbagai aset gereja dirusak," katanya.
Pada misa Minggu, dalam pidato saat mengumumkan daftar kardinal baru, Paus Fransiskus menyampaikan harapan bahwa Israel dan Otoritas Palestina akan menempuh "dialog langsung" guna mengakhiri "spiral kekerasan". Pernyataan ini merujuk pada kekerasan yang menelan korban jiwa di wilayah tersebut.
Paus Fransiskus berulangkali menyitir kesulitan-kesulitan yang dialami warga minoritas Kristen di Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir. Dalam wawancara dengan kantor berita The Associated Press, April 2023, Pizzaballa--prelat asal Italia--mengungkapkan, komunitas Kristen yang sudah berusia 2.000 tahun menghadapi serangan yang semakin meningkat. Di bawah pemerintahan sayap kanan Israel, kelompok ekstrem kerap mengganggu para klerus dan merusak properti keagamaan.
Adapun menjabat sebagai duta besar untuk Amerika Serikat ialah Christopher Pierre. Ia menggantika Uskup Agung Carlo Maria Vigano yang kontroversial. Vigano membuat geger Vatikan pada 2018 ketika menulis surat terbuka kepada Paus Fransiskus dan memintanya mundur. Vigano menuduh Paus membiarkan agamawan yang melakukan pelecehan seksual. Surat itu tidak ditanggapi oleh Paus maupun lembaga-lembaga di Vatikan.
Vigano kemudian terkenal sebagai pemercaya teori konspirasi. Ia dikenal dekat dengan Q-Anon, kelompok konspirasi sayap kanan di AS yang turut menyerbu Gedung Capitol pada 6 Januari 2021. (AP/SAM)
Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI, BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO